" every son quotes his father, in words and in deeds" - Terri Guillements
Jika dalam artikel sebelumnya ayah adalah sesosok yang menjadi first love bagi anak perempuannya, sekarang saatnya membahas tentang figur ayah di mata anak lelakinya.Â
Yup.... Our first hero, daddy.
Pahlawan sejati kita, ayah.
Tidak dapat dipungkiri bahwasannya orang dewasa pertama yang dikenal oleh anak adalah ibu. Dengan berbagai macam kebiasaan rutin dari kecil seperti menyusui yang membuat terbentuknya suatu ikatan emosi yang kuat antar anak laki-laki  dengan ibunya. Hal ini yang menjadikan bahwasanya penting untuk anak laki-laki kita yang pastinya berbeda gender dengan ibunya untuk mengetahui, melihat, dan merasakan kehadiran sesosok ayah yang memiliki persamaan gender denganya. yang bertujuan agar ia memiliki sosok yang bisa dijadikan sebagai role model bagi kehidupannya baik sekarang maupun selanjutnya.
Karna itu, ayah perlu mengerti bahwa ayah adalah panutan pertama bagi anak laki-lakinya.
Apa aja sih yang perlu diperhatikan dalam peran "role-model" ini ?
1. Hati-hati dengan semua perkataan.
Seorang professor psikologi di Stanford University, Amerika Serikat, Albert Bandura, menyatakan bahwasannya anak-anak cenderung meniru orang dewasa yang memilliki persamaan gender dengannya. Memang secara fisik anak laki-laki cenderung memiiki sifat yang lebih agresif ketimbang anak-anak perempuan, akan tetapi tidak dengan perilaku verbalnya. Yang mana perlaku verbal anak biasanya ditentukan oleh role modelnya.
Jadi, jika anak sering berkata yang tidak baik, mengeluarkann kata-kata kasar, ayah juga perlu untuk introspeksi diri, apakah hal itu juga dilakukan oleh ayah ???? sesering itukah mengatakan hal tesebut hingga anak bisa hapal dan menirukannya ??
Tentang perilaku agresif anak, ayah juga bisa memberikan contoh dan mengajarinya tentang bagaimana untuk menangani perilaku agresif yang timbul. Dengan begitu, perilaku yang timbul tidak akan berkembang menjadi perilaku yang buruk dan menyakiti orang lain.
" don't wait to make your son a great man, make him a great boy" -Unknown.
2. Luangkan waktu.
Jika dalam artikel sebelumnya  "my first love"  ada waktu dimana ayah diharuskan untuk berkencan dengan anak perempuannya, sekarang ada "Boys time" untuk ayah dan anak lelakinya. Dalam boys time ayah bisa melakukan apa saja dengan anak laki-lakinya seperti main bola, nonton bola, pergi memancing, memperbaiki sepedah bersama, mencuci mobil bersama, dll. Dalam momen ini ayah bisa sembari mengobrol intensif dengan anak, mencoba mengerti akan kesusahannya, kegalauannya, dan mengerti apa keinginannya. Ayah juga bisa sembari menanyakan tentang cita-citanya dan mencoba memberikan suatu pandangan akan hal tersebut. Memang seperti hal yang remeh dan mudah dilakukan dalam menjalankan kegiatan bercakap-cakap dalam boys time ini, tapi ketahuilah bahwasanya obrolan yang tidak bersifat seperti nasihat dari sosok ayah ini malah sering dijadikan pegangan bagi anak laki-laki dalam mengambil keputusan dalam hidupnya kelak.
3. Bantu anak dalam menghadapi lingkugannya yang keras.
Dunia keras bro..pastinya ya. Ada banyak sekali kegiatan yang melibatkan fisik dan kualitas tenaga seperti bermain bola, karate, dll. Belum lagi adanya tuntutan sekitar tentang anak laki-laki yang tidak boleh cengeng. Disinilah sosok ayah amat sangat dibutuhkan. Degan selalu memberikan semangat pada anak laki-lakiya dalam menjalani kesehariannya dengan baik dan mendorong anak agar tumbuh menjadi sosok yang lebih kuat.
4. Selalu konsisten.
Harus konsisten dalam memberikan contoh, jangan sampai di satu waktu ayah memberikan contoh baik tetapi keesokan harinya ayah berkata dan berbuat kasar. Hal ini dapat membuat anak bingung dan menghilangkan kepercayaaan dirinya pada sang ayah.
Ayah adalah sesosok yang sangat penting bagi anak laki-laki dalam perannya sebagi seorang role model. Seperti halnya yang yang sudah disampaikan dalam laman psychology mum yaitu jika anak lelaki tidak memiliki figur laki-laki dewasa yang akan dijadikan sebagai panutannya, maka mereka cenderung akan mencari figur tersebut pada anak laki-laki yang lain yang berusia lebih tua darinya namun belum tentu sudah dewasa.
Karnanya, sering terjadi anak laki-laki yang besar tanpa figur seorang teladan yang baik, akan mengalami salah arah dalam menjalani kehidupnya baik sekarang maupun kehidupan selanjutnya.
to my dad,
i still remember how you taught me to become brave and strong. Â you taught me to stand on my own feet and to keep going on the way i choose.Â
to me, you're always my greatest father. thanks dad <3.Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI