Tentang perilaku agresif anak, ayah juga bisa memberikan contoh dan mengajarinya tentang bagaimana untuk menangani perilaku agresif yang timbul. Dengan begitu, perilaku yang timbul tidak akan berkembang menjadi perilaku yang buruk dan menyakiti orang lain.
" don't wait to make your son a great man, make him a great boy" -Unknown.
2. Luangkan waktu.
Jika dalam artikel sebelumnya  "my first love"  ada waktu dimana ayah diharuskan untuk berkencan dengan anak perempuannya, sekarang ada "Boys time" untuk ayah dan anak lelakinya. Dalam boys time ayah bisa melakukan apa saja dengan anak laki-lakinya seperti main bola, nonton bola, pergi memancing, memperbaiki sepedah bersama, mencuci mobil bersama, dll. Dalam momen ini ayah bisa sembari mengobrol intensif dengan anak, mencoba mengerti akan kesusahannya, kegalauannya, dan mengerti apa keinginannya. Ayah juga bisa sembari menanyakan tentang cita-citanya dan mencoba memberikan suatu pandangan akan hal tersebut. Memang seperti hal yang remeh dan mudah dilakukan dalam menjalankan kegiatan bercakap-cakap dalam boys time ini, tapi ketahuilah bahwasanya obrolan yang tidak bersifat seperti nasihat dari sosok ayah ini malah sering dijadikan pegangan bagi anak laki-laki dalam mengambil keputusan dalam hidupnya kelak.
3. Bantu anak dalam menghadapi lingkugannya yang keras.
Dunia keras bro..pastinya ya. Ada banyak sekali kegiatan yang melibatkan fisik dan kualitas tenaga seperti bermain bola, karate, dll. Belum lagi adanya tuntutan sekitar tentang anak laki-laki yang tidak boleh cengeng. Disinilah sosok ayah amat sangat dibutuhkan. Degan selalu memberikan semangat pada anak laki-lakiya dalam menjalani kesehariannya dengan baik dan mendorong anak agar tumbuh menjadi sosok yang lebih kuat.
4. Selalu konsisten.
Harus konsisten dalam memberikan contoh, jangan sampai di satu waktu ayah memberikan contoh baik tetapi keesokan harinya ayah berkata dan berbuat kasar. Hal ini dapat membuat anak bingung dan menghilangkan kepercayaaan dirinya pada sang ayah.
Ayah adalah sesosok yang sangat penting bagi anak laki-laki dalam perannya sebagi seorang role model. Seperti halnya yang yang sudah disampaikan dalam laman psychology mum yaitu jika anak lelaki tidak memiliki figur laki-laki dewasa yang akan dijadikan sebagai panutannya, maka mereka cenderung akan mencari figur tersebut pada anak laki-laki yang lain yang berusia lebih tua darinya namun belum tentu sudah dewasa.
Karnanya, sering terjadi anak laki-laki yang besar tanpa figur seorang teladan yang baik, akan mengalami salah arah dalam menjalani kehidupnya baik sekarang maupun kehidupan selanjutnya.
to my dad,