Mohon tunggu...
Gadis Shafira
Gadis Shafira Mohon Tunggu... Freelancer - live and learn

dont forget to live your life and learn the journey guys 💕

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Map of Soul: Persona

6 Oktober 2019   20:38 Diperbarui: 7 Oktober 2019   13:05 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat para Army aka fans dari boy grup BTS pasti sudah tidak asing dengan judul dari artikel ini "map of soul : persona". Pada tanggal 12 april 2019 lalu boy grup asal korea selatan BTS comeback dengan  mini album "Map of the Soul : Persona". saking lakunya,  album ini sudah terjual hingga 3,22 jt keping selama bulan April yang membuat gejolak "kepo" saya meningkat dan menggali informasi tentang album tersebut. 

Menariknya saya menemukan fakta bahwasannya album ini ternyata terispirasi dari sebuah buku ciptaan Murray Stein berjudul Jung's Map of the Soul : An introduction, dirilis ada tahun 1998 berisikan tentang pemikiran-pemikiran dari Carl Gustav Jung seorang psikolog analitik. yang membuat saya jadi tertarik untuk sedikit mengulas tentang apa sih sebenarnya persona itu ?

Map of soul  ini dikenalkan oleh Carl Gustav Jung, seorang psikiater swiss  dan perintis psikologi analtik. Persona sendiri berasal dari bahasa latin yaitu "topeng" yang biasa digunakan oleh aktor dalam drama atau public face. 

Bisa disimpulkan bahwa persona adalah topeng  yang kita  pakai saat berada di dunia luar, bagaimana kita yang mengingkan kesan baik pada pikiran orang yang sebenarnya berbanding terbalik dengan kepribadian asli kita, atau yang biasa kita sebut dengan "pencitraan".  

Banyaknya tuntutan peran dalam lingkungan sosial Seperti Tuntutaan sebagai seorang suami,  sebagai seorang istri, seorang ayah, ibu, anak, pelajar, pekerja, dan lain-lain, membuat kita memakai "topeng" untuk memenuhi peran-peran tersebut. 

Karena Dalam keadaan-keadaan tertentu kebayakan dari kita berusaha untuk terlihat baik, terlihat menyenangkan, dan terlihat ramah  bagi orang  lain karna ingin menyesuaikan diri dengan keadaan.

Ada banyak cara untuk melihat persona dari seseorang. Seperti melihat cara bicaranya, dari cara berpakiaannya, gerakan tubuhnya, dan sebagainya. 

Seperti contoh saat kita berperan sebagai pekerja, pakaiaan yang kita pakai adalah pakaiaan yang rapi, penampilanpun jadi rapi, bersepatu formal, berbicara sopan  pada atasan, dan sebagainya. Tetapi ketika berada dalam situasi lingkungan yang berbeda maka kita akan mengganti topeng lagi. 

Seperti saat kumpul dengan teman-teman, maka pakaiaan yang digunakan tidaklah formal, memakai sandal biasa, dan cara bicarapun menjadi lebih santai. Nah, Seperti inilah persona atau "topeng" yang kita gunakan untuk  berperan sesuai dengan tuntutan lingkungan kita.  

Adapun kekurangan dari persona yaitu  bahaya ketika kita terbiasa dengan hanya satu persona

Atau satu topeng sosial saja. Misalkan persona kita saat berada dalam komunitas pecinta band indie yang mempunyai ciri khas memakai celana dengan bolong dilututnya, mengikuti cara bicara ala-ala anak indie, serta terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan dari komunitas tersebut dan membawa semua kebiasaan dari persona ini kemana-mana. 

Ke tempaat ibadah, tempat kerja, ke sekolah, di rumah saat berkumpul dengan keluarga dan lain-lain, yang Tentunya hal tersebut akan menjadi suatu masalah karena ketidak cocokannya satu persona tersebut dalam beberapa situasi saat  berada dalam lingkungan sosial.

Yang kedua yaitu takut jika persona itu malah menjadi suatu kesan palsu yang digunakan untuk memanipulasi persepsi dari orang lain, yang membuat terkadang bahkan diri kita sendiri percaya akan pencitraan kita dan ikut menipu diri sendiri.

Kembali lagi ke Murray Stein dan bukunya, Dalam interview yang dilakukan oleh Murray Stein, ia berharap pesan yang ada dalam pemikiran Carl Gustav Jung bisa tersampaikan lebih baik dengan peluncuran album BTS "Map of the Soul : Persona". Karna teori ini dirasa belum cukup popular dikalangan anak muda masa kini. 

"saya senang mereka tertarik dengan jung dan buku saya, bahwa dengan begitu pesan dan visi misi Carl Gustav Jung sedang ditransmisikan kepada banyak orang yang tadinya belum pernah mengetahui tentang apapun yang dipikirkan oleh  Jung" ujar Stein, dalam poscast speaking of jung, dikutip dari elitedaily.com.

Benar saja saat peluncuran album Map of the Soul : Persona ini penjualan buku Murray Stein ini langsung menempati peringkat teratas Best Seller untuk kategori psikoanalisis di Amazon dan tempat penjualan buku Online lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun