Oleh: Safira Nur Podungge (161424069)Â
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Gorontal0
Â
Pendidikan anak usia dini (PAUD) memegang peranan penting dalam membentuk landasan tumbuh kembang anak. Sejak usia dini, anak memerlukan lingkungan belajar yang mengasuh untuk mendukung perkembangan fisik, mental, sosial dan emosionalnya. Namun salah satu tantangan besar yang  dihadapi  PAUD di berbagai daerah adalah kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana sehingga berdampak buruk pada proses belajar mengajar.
Sarana dan prasarana  PAUD meliputi berbagai fasilitas seperti ruang kelas,  permainan edukatif, meja dan kursi, perpustakaan mini, serta toilet yang bersih dan rapi. Sayangnya, banyak PAUD, terutama yang berada di daerah terpencil atau dengan sumber daya keuangan yang terbatas, menghadapi fasilitas yang tidak memadai. Bangunan sekolah yang rusak, peralatan bermain yang tidak aman, dan kurangnya materi pembelajaran merupakan hal yang umum terjadi di banyak sekolah PAUD. Situasi ini semakin diperparah dengan kurangnya perhatian terhadap pemeliharaan fasilitas yang  ada. Banyak bangunan PAUD yang mengalami kerusakan pada atap, dinding, dan lantai sehingga tidak segera diperbaiki. Akibatnya, anak belajar di lingkungan yang tidak nyaman  bahkan mungkin tidak aman.
Buruknya pemeliharaan sarana dan prasarana  PAUD menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:
1. Penurunan konsentrasi anak
Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, seperti ruangan yang bocor saat hujan atau ruangan dengan fasilitas belajar yang kurang memadai, dapat membuat anak enggan melakukan kegiatan belajar. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan konsentrasi  dalam mengikuti kegiatan belajar.
2. Â Kualitas pembelajaran yang buruk
Guru sering mengalami kesulitan dalam mengoptimalkan metode pembelajaran karena keterbatasan peralatan. Misalnya, kurangnya  bahan ajar dan bahan pendukung membuat proses pembelajaran menjadi kurang interaktif dan menarik bagi anak.
3. Risiko Keselamatan Anak
Peralatan bermain yang rusak, seperti ayunan yang rusak dan lantai yang retak, meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan saat anak-anak  bermain dan belajar. Hal ini dapat berdampak pada rasa aman anak-anak dan orang tua di lingkungan sekolah.
4. Rendahnya Motivasi Guru dan Siswa
Guru yang bekerja di lingkungan dengan fasilitas dan infrastruktur yang minim sering kali mengalami motivasi rendah karena tidak mampu memberikan pengalaman belajar yang terbaik. Begitu pula anak cenderung kehilangan semangat  belajar ketika berada di lingkungan yang tidak mendukung.
Beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana  PAUD adalah:
1. Pendanaan terbatas
Banyak PAUD bergantung pada sumber pendanaan terbatas dari sumbangan pemerintah dan masyarakat dan tidak memiliki cukup dana untuk  perbaikan dan pemeliharaan.
2. Kurangnya kesadaran
Beberapa Negara Pihak percaya bahwa pemeliharaan aset bukanlah prioritas dan oleh karena itu sering diabaikan hingga situasinya memburuk.
3.Kurangnya dukungan pemerintah
Dukungan pemerintah, baik dalam bentuk anggaran maupun pengawasan, masih belum merata di semua wilayah.
Untuk mengatasi masalah ini, Kita perlu melakukan berbagai langkah, antara lain:
1. Peningkatan anggaran
Pemerintah sebaiknya menambah alokasi  untuk pemeliharaan sarana dan prasarana PAUD khususnya di daerah terpencil.
2. Keterlibatan MasyarakatÂ
Melibatkan masyarakat dalam penggalangan dana dan gotong royong untuk meningkatkan fasilitas PAUD.
3. Pelatihan Pengelola PAUD
Pelatihan bagi pengelola PAUD tentang pentingnya pemeliharaan dan pengelolaan aset.Â
4. Pemantauan Berkala
Pemerintah daerah harus melakukan pemantauan berkala untuk memastikan fasilitas PAUD memadai dan aman.
Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana  PAUD merupakan permasalahan serius yang dapat menghambat proses belajar mengajar. Menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi anak-anak memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sekolah. Dengan fasilitas yang tepat, PAUD benar-benar dapat menjadi tempat yang paling mendukung tumbuh kembang anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H