Mohon tunggu...
Safira Nonik Alsyanda
Safira Nonik Alsyanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa hubungan internasional yang pengin produktif

youre doing the best you can

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketika Soekarno dan Soeharto Menghadapi Covid-19

28 April 2021   21:44 Diperbarui: 28 April 2021   21:56 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beliau memiliki banyak inovasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan, kembali pada pribadinya yang tenang namun tegas, kebijakan yang diambilnya tentu akan terdengar jelas dan menjadi lanncar saat diimplementasikan. Ketiga, seperti yang sudah pernah dilakukannya saat mengundang para konglomerat untuk dimintai bantuannya membangun negeri ini, Soeharto mungkin akan memaksimalkan peran unsur-unsur di luar pemerintah untuk mengurangi risiko krisis ekonomi yang mungkin terjadi karena adanya pandemi. Selain untuk dimintai bantuannya, kaum-kaum elite atau kaya akan didorong untuk mengeluarkan uangnya untuk dibelanjakan di dalam negeri, dengan demikian roda ekonomi Indonesia bisa terus berjalan, kekayaan merekapun tidak terpendam dan kemudian turut terkena imbasnya.

Keempat, bukan hal yang asing bagi kita jika Soeharto dahulu menerapakan dwifungsi ABRI untuk bekerja di hampir setiap sektor, jika kita bayangkan saat ini Soeharto yang menjabat sebagai Presiden, bukan hal yang tidak mungkin jika menteri yang bekerja di suatu sektor (misalnya: kesehatan) sesungguhnya tidak benar-benar memahami tentang virus ini tetapi dipaksa paham dan yang selanjutnya terjadi adalah upaya penanganan pandemi menjadi tidak efektif. Kelima, dalam hubungannya dengan negara lain Soeharto tidak menutup pintu hubungan dengan negara manapun, kanan-kiri bukan masalah. Namun dalam upaya penanganan pandemi ini kemungkinan Soeharto akan bekerjasama dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

Setiap pemimpin tentu memiliki gaya dan caranya masing-masing untuk menjalankan tugasnya. Setiap pemimpin juga tentu dihadapkan oleh permasalahan-permasalahan yang berbeda setiap masanya. Artikel ini saya tulis sebatas untuk mengkaji bagaimana jika penanganan Covid-19 di Indonesia dijalankan oleh sistem yang berbeda dari sistem yang saat ini diterapkan, ya tentu saja selalu ada plus minus dari setiap sistem. Namun jika kita bisa ambil yang baik-baik diantaranya bukankah bisa saling melengkapi?

Artikel ini hanyalah gambaran dan opini penulis dengan memperhatikan fenomena-fenomena yang terjadi. Penulis terbuka untuk segala saran, kritik dan masukan atas artikel ini.

Referensi

Haryanto, Agus. (2016.). Diplomasi Indonesia Realitas dan Prospek (M. Badaruddin (ed.); 1st ed.). CV Pustaka Ilmu Grup.

Noventari, W. (n.d.). KUASA DIBALIK SENYUM SANG JENDRAL (Analisis Gaya Kepemimpinan Dan Bagaimana Soeharto Melanggengkan Kekuasaan Selama 32 Tahun). Jurnal Ilmiah-Vidya, 24(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun