Agama merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia, karena dalam jiwa manusia pasti ada unsur keingintahuan terhadap hal gaib serta percaya akan adanya tuhan. Dengan agama manusia akan memiliki tujuan dalam hidup, agama yang mengantarkan kita pada pedoman, norma, serta moral yang berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat
Agama adalah nilai tertinggi dalam kehidupan manusia, agama yang mengajarkan kita bagaimana cara menyembah tuhan. Nilai tertinggi dalam kehidupan manusia merupakan tuhan sang pencipta alam semesta. Dengan adanya agama maka hidup kita akan tertata.
Semua manusia pasti mempercayai akan adanya tuhan, bahkan seorang atheis sekalipun dari lubuk hatinya pasti percaya keberadaan tuhan meskipun mer3ka mengatakan tidak mengakui akan adanya agama dan tuhan.
Mayoritas manusia tentu percaya akan keyakinan yang mereka yakini, sehingga timbul keyakinan dalam diri mereka terkait agama. Dibuktikan dengan banyaknya keyakinan yang ada saat ini. Memang agama yang diakui di Indonesia terdapat 6 agama, namun sebenarnya aliran agama itu sangatlah banyak. Bahkan islam saja banyak alirannya.
Indonesia merupakan negara yang merdeka, bersatu dan berdaulat demikian ungkapan dalam UUD 1945. Kemerdekaan indonesia dibuktikan dengan kesejahteraan warga negaranya. Menjadi warga dari negara yang merdeka tentu didlmnya terdapat norma dan aturan yang berlaku. Jika ingin diakui sebagai warga negara Indonesia mesti memiliki beberapa karakteristik dan mematuhi aturan yang diterapkan seperti mempunyai kartu tanda penduduk bagi setiap individu.
Pengisian identitas ktp tentu menyangkut terkait informasi umum sebagai warga negara, salah satunya yaitu mengisi angket agama yang dianut. Namun fenomena saat ini banyak masyarakat yang hanya sebatas formalitas saja atau bahkan mereka punya kepercayaan yang sebenarnya itu tidak diakui dalam ktp.
Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia tapi tetap mengedepankan toleransi dalam keyakinan beragama, karena negara memang menerapkan terkait UU kebebasan beragama. Hal itu menyebabkan setiap individu bebas memiliki keyakinannya sendiri
Banyak fenomena saat ini terkait istilah islam ktp, menariknya fenomena ini merupakan suatu formalitas dalam kehidupan bernegara. Maksudnya, masyarakat saat ini hanya ktp saja yang islam tapi mereka tidak menjalankan syariat islam, misal seperti shalat 5 waktu. Tapi anehnya lagi mereka ketika idul fitri maupun idul adha ikut merayakan bersama.
Fenomena islam ktp dikarenakan faktor kurangnya ajaran islam yang merasuk dalam setiap individu, kurangnya pengajaran terhadap setiap individu akan ilmu agama. Sehingga ajaran islam tidak terimplementasi dalam setiap jiwa.
Islam hanya dianggap sebuah formalitas keagamaan saja, dan merupakan salah satu segmen penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sungguh unik kehidupan beragama di negara tercinta
Kunci utama dalam islam yaitu dengan ikhlas, karena ketika seorang itu ikhlas dalam mengucapkan syahadat maka dia akan mengimplementasikan keikhlasannya dengan melakukan syariat yang berlaku dalam islam.
Ustadz Adi Hidayat mengatakan dalam cermahnya yakni jika orang ikhlas syahadatnya maka dia akan  mudah menjalankan syariat islam seperti shalat, karena digambaran syafaat itu bukan karena dia hanya membaca kalimat syahadat saja. Tapi mereka yang mau membuktikan ucapan laailaaha illallahu dengan perangkat amal. Karena logikanya jika yang islam hanya ktp saja sedangkan orangnya tidak maka yang masuk islam hanya ktp saja bukan?
Ada orang yang ngaku islam tapi nggk nyampe ke hatinya, karena tidak sampai pada hati dan hanya sebatas di tenggorokan akhirnya pembukyiannya tidak ada. Sama halnya dengan cinta, jika cinta itu sampai pada hatinya maka itu akan dibuktikan  dengan nikah.
Banyak masyarakat yang mengaku atau bahkan identitas islam tapi perilaku tidak mencerminkan bahwa dia muslim. Mereka tidak berperilaku sesuai al quran hadis, bahkan tidak bisa membaca Al quran, jadi bagaimana mereka akan memahami Al quran. Mereka sama halnya dengan orang orang yang munafik menurut beberapa ulama, bahkan lebih dulu masuk neraka dari pada orang kafir. Mengapa demikian? Karena orang kafir mereka memang sedari kecil tidak beriman pada Allah, sedangkan orang munafik mereka beriman namun hanya sebatas lisan saja. Mereka tidak melakukan ajaran islam, atau bahkan tidak mencontohkan perilaku sebagai seorang muslim.
Namun disisii lain fenomena islam ktp juga memberikan barokah tersendiri. Islam menjadi agam yang mayoritas selain memang masyarakat benar-benar melakukan syariat islam disisi lain juga dihitung dari orang-orang yang hanya islam ktp. Karna jikalau islam hanya dihitung dari jumlah orang yang taat saja maka islam akan menjadi agam yang minoritas dikalangan agama yang lain. Gus Baha juga pernah mengatakan bahwa barokahnya orang islam percaya diri itu karena jumlahnya yang mayoritas. Fenom3na seperti ini banyak terjadi di kalangan masyarakat, bukan hanya pada masyarakat pedalaman saja namun juga masyarakat kota.
Selain adanya fenomena islam ktp yang telah disebutkan, ada juga fenomena islam kejawen. Sesuai dengan namanya islam kejawen ini banyak terjadi di daerah Jawa. Â Fenomena ini terjadi karena masyarakat masih menganut agama nenek moyang, mereka percaya pada tuhan namun dalam menjalankan syariat mereka kurang ditekankan dan lebih menekankan dalam aspek tasawuf
Menurut Koentjaraningrat, 184, Hadikusuma, 1993, Khalim ,2011, dalam uskuri 2021, islam kejawen merupakan perpaduan antara kepercayaan asli Jawa dengan pengaruh hindu budha serta pengaruh dari islam pada masa Demak. Fenomena islam kejawen dikarenakan masuknya islam ke Jawa pada saat dimana masyarakat Jawa masih kental akan kepercayaan animisme dan dinamisme serta  kepercayaan Hindu budha yang ada pada masa kerajaan sehingga masuknya islam masih bercampur dengan kepercayaan dahulu.
Agama kejawen tentu tidak masuk dalam angket pengisian ktp, sehingga penganut agama kejawen pasti ditulis dengan agama islam. Hal ini tentu menyebabkan masyarakat yang menganut islam kejawen tidak sedikit yang menjalankan syariat islam seperti biasanya namun mereka juga mengikuti hari-hari besar dalam islam, seperti hari raya idul adha, idul fitri maupun hari besar lainnya.
Referensi
Uskuri Lailal Munna dan Lutfiah Ayundasari. (2021). Islam Kejawen: Lahirnya akulturasi Islam dengan budaya Jawa di Yogyakarta. Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial(JIHI3S). 1(3).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H