Mohon tunggu...
Safinatun  Najah
Safinatun Najah Mohon Tunggu... Freelancer - Safina

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Virus Corona terhadap Proses Kegiatan Belajar Mengajar

30 Agustus 2020   21:11 Diperbarui: 30 Agustus 2020   21:07 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ini langkah terakhir. Jika orangtua memberi persetujuan untuk pembelajaran tatap muka, maka peserta didik bisa memulai pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan secara bertahap. Tanpa persetujuan orangtua, maka peserta didik melanjutkan kegiatan belajar dari rumah secara penuh.

            Melihat dari data yang ada, daerah zona hijau masih lebih sedikit daripada zona kuning, oranye, dan merah. Tak sedikit para orang tua menemui banyak kendala dalam pelaksanaan kegiatan belajar di rumah. Hampir sebagian besar laman sosial media mengunggah suka dan duka para orang tua yang menjadi guru dadakan untuk membimbing anak-anaknya belajar di rumahnya masing-masing. Bahkan banyak para orang tua sengaja mengundang guru private untuk membimbing putra-putrinya belajar di rumah.

            Para orang tua memang tidak semuanya memiliki kesiapan untuk menjadi pembimbing belajar online untuk anak-anaknya. Tanggapan positif banyak dikemukakan, mulai dari kedekatan secara psikologis dengan anak lantaran membimbing secara langsung proses belajar online; mengetahui perkembangan akademis anak dan menumbuhkan kebersamaan serta membangun komunikasi yang baik dalam lingkungan rumah. Bagi orang tua yang biasanya menganggarkan katering untuk bekal sekolah anak, saat ini bisa menghemat anggaran untuk dialokasikan kepada kebutuhan lainnya.

            Meski begitu, tidak sedikit juga yang mengalami beberapa kendala sepanjang menjadi pembimbing dalam pelaksanaan belajar online di rumah, mulai dari kendala eksternal maupun internal.

Kendala eksternal lebih banyak didominasi oleh jaringan internet yang tidak mendukung ataupun kondisinya yang lemot. Bahkan di beberapa daerah banyak yang belum memiliki alat pendukungnya, seperti gadget, sehingga terpaksa mengandalkan warung internet untuk melaksanakan belajar secara online. Nah, tidak sedikit pula yang kemudian berakhir dengan bermain game online.

Kendala internal juga tak kalah banyak, mulai dari para orang tua yang mengaku kesulitan karena tidak memiliki penguasaan materi-materi pelajaran sekolah hingga anak yang kurang disiplin, karena mereka menganggap di rumah berarti libur.

Selain itu, perubahan suasana hati (moody) anak dalam belajar online juga menjadi hal penting lainnya yang perlu dijaga. Lantaran, tugas sekolah yang terlalu banyak sehingga menimbulkan rasa bosan anak. Sedangkan, belajar dengan metode ini membutuhkan daya tangkap yang cepat.

Safinatun Najah (E20172024)

Prodi Ekonomi Syariah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun