Mohon tunggu...
Safina Firdaus Putri
Safina Firdaus Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggali Wawasan Melalui Educom: Pengalaman Pendidikan, Budaya, dan Komunikasi di Singapura dan Malaysia

31 Januari 2025   16:05 Diperbarui: 31 Januari 2025   16:05 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama perjalanan saya ke Malaysia dan Singapura, saya memperoleh banyak pembelajaran penting terkait komunikasi. Di Malaysia, saya menyadari betapa pentingnya mendengarkan dan memahami pandangan orang lain, terutama ketika berinteraksi dengan komunitas yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Setiap interaksi mengajarkan saya bahwa cara orang berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh budaya mereka.

Di Singapura, berkomunikasi dalam suasana multibahasa memberikan pemahaman tentang bagaimana bahasa Inggris, Melayu, dan Mandarin digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga belajar bahwa komunikasi non-verbal memiliki peran besar, di mana ekspresi wajah dan bahasa tubuh dapat menyampaikan makna yang dalam.

Dalam aspek pendidikan, Singapura memiliki sistem yang maju dengan kebijakan bilingual dan kurikulum yang komprehensif. Pendidikan dasar diwajibkan selama sepuluh tahun, sedangkan untuk memasuki perguruan tinggi, diperlukan total tiga belas tahun belajar. Struktur pendidikannya dirancang dengan baik, menekankan kualitas pengajaran serta pengembangan keterampilan abad ke-21. Sementara itu, Malaysia menyediakan sistem pendidikan dari tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi dengan kurikulum yang stabil dan kesejahteraan guru yang menjadi prioritas. Sistem pendidikan di Malaysia lebih terpusat dibandingkan Indonesia. Meskipun memiliki kesamaan dalam struktur pendidikan dasar, pendekatan dan fokus kurikulum di kedua negara memiliki perbedaan. Indonesia sendiri masih menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur pendidikan dan kualitas tenaga pengajar yang beragam. Walaupun pemerintah terus berusaha meningkatkan akses dan mutu pendidikan, sistemnya yang terdesentralisasi sering mengalami perubahan kurikulum. Pendidikan dasar hingga menengah berlangsung selama dua belas tahun sebelum memasuki universitas.

Dalam sektor pariwisata, Singapura merupakan pusat perdagangan dan destinasi wisata modern dengan ikon terkenal seperti Marina Bay Sands dan Gardens by the Bay. Kota ini menyajikan perpaduan arsitektur futuristik dengan keindahan alam yang mampu menarik wisatawan dari berbagai negara. Malaysia memiliki berbagai lokasi wisata yang kaya akan nilai budaya, misalnya Kuala Lumpur yang dikenal dengan Menara Kembar Petronas dan Penang yang memiliki warisan sejarah yang kental. Wisatawan dapat merasakan keberagaman budaya melalui kuliner khas dan festival lokal yang beragam. Indonesia, sebagai negara dengan wilayah terbesar di Asia Tenggara, menawarkan kekayaan destinasi wisata, mulai dari pantai yang memukau, gunung berapi yang megah, hingga peninggalan budaya yang bernilai tinggi. Beberapa tujuan wisata yang populer di Indonesia antara lain Bali, Yogyakarta, dan Jakarta.

Dalam hal budaya, Singapura merupakan negara dengan masyarakat multikultural yang menggabungkan berbagai etnis dan tradisi. Keanekaragaman tersebut tercermin dalam perayaan budaya, kuliner, serta seni yang berkembang di negara ini. Malaysia juga memiliki warisan budaya yang kaya, dipengaruhi oleh kelompok etnis utama seperti Melayu, Tionghoa, dan India. Keberagaman ini tampak dalam bahasa, hidangan khas, serta adat istiadat yang berbeda di setiap wilayah. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dengan lebih dari tiga ratus kelompok etnis yang masing-masing memiliki tradisi, seni, musik, dan ritual keagamaan yang unik.

Secara keseluruhan, kegiatan Educom di Singapura dan Malaysia memberikan pemahaman yang mendalam tentang dinamika antar budaya. Melalui pengalaman langsung, kami belajar untuk lebih menghargai keragaman dan memahami bagaimana setiap aspek budaya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

Bagi mahasiswa atau siapa pun yang ingin mendapatkan pengalaman serupa, mengikuti program edukasi ke luar negeri sangat bermanfaat. Selain menambah wawasan, pengalaman ini juga melatih keterampilan beradaptasi dan berpikir kritis. Jika ada kesempatan, sebaiknya manfaatkan dengan baik agar bisa menjadi bekal untuk masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun