Mohon tunggu...
Saffanah Saffah
Saffanah Saffah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi Hubungan Internasional, FISIP Universitas Jember

Halo! Selamat datang dan selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Realisasi Perekonomian Terbuka Kecil dengan Ekspor Impor di Indonesia

5 Maret 2023   15:30 Diperbarui: 5 Maret 2023   16:25 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang termasuk dalam kategori negara berkembang. Sebagai salah satu jajaran negara yang termasuk masih berkembang, pemerintahan Indonesia pun terus melakukan berbagai upaya agar perekonomian negara mengalami peningkatan di setiap tahunnya.

Masing-masing pemerintahan negara di dunia mengadopsi sistem perekonomian yang berbeda. Setidaknya, saat ini terdapat dua istilah dalam perekonomian negara, yaitu sistem ekonomi terbuka (open economy) dan sistem ekonomi tertutup (close economy).

Ekonomi terbuka adalah sistem perekonomian dimana seluruh pihak terdapat berinteraksi dengan dunia internasional. Umumnya, partisipasi yang dilakukan seperti perdagangan internasional (ekspor impor), migrasi tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkan ekonomi tertutup (close economy) memiliki artian yang berbanding terbalik dengan sistem open economy, yaitu menutup semua akses interaksi suatu negara dengan negara lainnya terhadap seluruh aktivitas ekonomi.  

Lalu, apa sistem ekonomi yang diterapkan negara Indonesia?

Negara Indonesia menjadi salah satu negara yang menerapkan sistem ekonomi terbuka atau open economy. Namun, ekonomi terbuka yang dijalankan Indonesia masih dalam skala yang kecil atau sering disebut dengan istilah small open economy. 

Bagaimanakah small open economy di Indonesia?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Small open economy atau ekonomi terbuka kecil adalah sistem perekonomian terbuka dalam skala kecil. Dimana hal tersebut juga memungkinkan Indonesia untuk melakukan aktivitas perdagangan internasional dengan negara lainnya.

Meskipun masih dalam nilai yang tidak besar, negara Indonesia turut berpartisipasi dalam lingkup perekonomian dunia dengan melakukan perdagangan internasional. Dengan nilai keterbukaan yang kecil, tentunya membuat Indonesia tidak memiliki pengaruh besar terhadap arus perekonomian dunia seperti yang dilakukan negara power seperti Amerika Serikat dan Cina.

Thomas Oetley mengatakan bahwa pada dasarnya konsep perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari isu utama dalam Ekonomi Politik Internasional (EPI). Perdagangan Internasional yang dilakukan oleh negara-negara di dunia lebih dimaksudkan kepada kegiatan ekspor dan impor barang ataupun jasa.

Kegiatan ekspor dan impor lintas negara terlaksana karena terdapat perbedaan kepentingan atau kebutuhan yang harus terpenuhi oleh masyarakat dunia.  Hal ini juga dapat terjadi didorong dengan adanya perkembangan teknologi, perbedaan ketersediaan sumber daya alam dan juga perbedaan kebutuhan dari masing-masing masyarakat negara. Selain itu, kemampuan masing-masing negara di dunia untuk memproduksi suatu hal pun berbeda dan pada akhirnya menimbulkan suatu ketergantungan. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa kerjasama melalui ekspor dan impor antar negara penting untuk dapat diwujudkan demi kepentingan dan kebutuhan masyarakat.

Jika perlu menilai dari sebuah teori perspektif, maka jalinan kerjasama ekspor dan impor antar negara dapat dilihat dari perspektif liberalime. Sebagaimana perspektif ini berpendapat bahwa kepentingan rasional dapat membentuk interaksi dan kerjasama yang harmonis. 

Sejalan dengan kajian ekonomi politik, kegiatan ekspor dan impor memberikan kesempatan bagi seluruh pihak, baik individu, swasta ataupun pemerintahan negara untuk berinteraksi dan menjalin hubungan kerjasama dengan pelaku ekonomi di negara lain. Dengan begitu Indonesia memiliki kesempatan mengembangkan upaya-upaya pemerintah dalam menyalurkan kemampuan yang dikuasai ataupun mencari solusi untuk mengatasi ketidakmampuan.

Menurut data Kementerian Perdagangan, Indonesia telah melakukan ekspor berbagai produk, baik migas ataupun non-migas. Setidaknya terdapat 10 produk unggulan yang menjadi pengiriman utama Indonesia, di antaranya adalah udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet, produk tekstil, alas kaki, elektronik, komponen kendaraan bermotor dan furniture. Tidak hanya barang, Indonesia juga mengirimkan produk berupa jasa, seperti teknologi informasi, tenaga kerja dan desain.

Selain mengekspor produk barang dan jasa ke berbagai negara di dunia, Indonesia juga memenuhi kebutuhan masyarakat dengan mendapatkan beberapa produk dari negara lain. Hingga saat ini, Indonesia telah mendatangkan sejumlah produk impor utama. Di dalamnya termasuk komoditas minyak dan gas (migas) dan non-migas, seperti makanan atau pangan, biji-bijian (serealia), alumunium, minyak, plastik dan produk olahan plastik, mesin, produk farmasi dan lainnya.

Dalam rangka peningkatan tingkat ekonomi melalui ekspor, pemerintah terus menargetkan negara-negara besar sebagai negara tujuan ekspor Indonesia seperti Amerika Serikat dan Cina. Sedangkan, sebagian besar komoditas impor yang didatangkan Indonesia berasal dari negara Cina, Jepang, Thailand, Amerika Serikat, Korea Selatan dan negara lainnya.

Nilai hasil dari ekspor dan impor yang dikembangkan Indonesia hingga saat ini tentunya turut memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi negara sepanjang tahun. Kenaikan atau peningkatan nilai ekspor akan menambah cadangan devisa negara dan tentunya memberikan ‘suntikan’ terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan.

Namun, dalam beberapa tahun belakangan, kondisi perekonomian global sempat mengalami penurunan yang cukup drastis akibat adanya pandemi Covid-19 yang muncul di tahun 2020. Hal ini juga berdampak pada kegiatan ekspor dan impor yang terhambat karena diberlakukannya lockdown di seluruh dunia dan juga dilakukan pembatasan ekspor impor terhadap beberapa komoditas. 

Setelah berhasil mengatasi kondisi darurat di masa pandemi, selanjutnya pemerintahan seluruh negara  di dunia secara perlahan bangkit dan mulai membenahi perekonomian yang sempat terpuruk. Dan saat itu juga pemerintah Indonesia segera memberikan fokus pada ekonomi negara untuk dapat memperbaiki kinerja tingkat petumbuhannya.

Bahkan, beberapa waktu pasca pulih dari pandemi Covid-19, Indonesia mendapatkan kabar baik untuk perekonomian negara. Berdasarkan siaran pers yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Keuangan Republik Indonesia pada tahun 2022 lalu, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus karena adanya peningkatan kinerja ekspor impor secara signifikan. Dan hal ini berhasil mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Upaya yang dilakukan Indonesia terus berlanjut hingga saat ini. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, penyelenggaraan forum G-20 Presidensi Indonesia juga memberikan kontribusi besar terhadap PDB negara. Selain itu, tentunya pertemuan Indonesia dengan negara-negara lainnya di dalam forum akan membuka kesempatan besar untuk membentuk aliansi. Dengan demikian, Indonesia mampu melebarkan perekonomiannya di kancah internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun