Mohon tunggu...
Safety Official
Safety Official Mohon Tunggu... Sales - Informasi Seputar Alat Safety

Informasi Seputar Alat Safety

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permen Magic dari Temanku

22 Januari 2022   02:17 Diperbarui: 22 Januari 2022   06:23 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sedikit yang kuingat di saat-saat kecil dahulu , tetapi yang jelas saya tinggal dengan embah putriku karena ke-2 orang tuaku pergi mengelana ke wilayah Sumatera. 

Embahku tinggal dalam suatu desa terasing di Kabupaten Pati, Jawa tengah sejak umur ku masih beberapa waktu sampai selanjutnya aku sembilan tahun baru tinggal dengan ke-2 orang tuaku sebelum mereka memilih untuk tinggal di kelurahan yang berada di wilayah Kabupaten Pati. Saya bersama kakak lelaki ku diasuh oleh Embah dan Bu Lek, Embah kakungku telah meninggal jauh sebelum saya lahir dan Bu Lekku masih lajang. 

Ada satu kejadian yang saya ingat saat saya telah di kursi SMU. awalnya peristiwa dari rumah tetangga yang berada kurang lebih 1 km dari rumah Embah, saya dibawa main ke rumah tetangga di situ ada juga anak-anak lain.

Ada seorang anak lelaki seumuran denganku sebagai pusat perhatianku sepanjang bermain bersama itu , kelakuannya betul-betul membuat penasaran. Ia selalu keluarkan suara seolah tengah menyeruput permen.

"Bud, kamu sedang apa ngisep permen kok gak habis-habis dari pagi barusan ?" Tanyaku

"Ini nikmat sekali tahu, kamu perlu nyoba...!" Jawabannya

" Memang itu permen apa?"

"Permen ini tidak perlu membeli , gratis! Kamu Cukup Tak Perlu menyikat gigi Satu minggu , permen Penyanyi AUTOMATIS berada di Mulut kamu, manis Sekali !"

KARENA Saya Ingin industri tahu , sepulangnya Ke rumah Saya beniat untuk review memperoleh permen seperti Budi yakni dengan tidak gigi sepanjang seminggu . 

Hari awal masih baik saja, saya acuh tak acuh saja walau mulut berasa asam . Hari ke dua saya masih bertahan, mulut berasa asam dan sedikit berbau tidak nikmat keluar mulutku. Hari ke tigamulut telah ada dan rasa asampun benar - benar tidak nikmat , saya hubungan dengan beberapa orang di sekitar.

sebagian orang telah menyapa mengapa mulutku berbau sekali, ada yang bertanya kamu gak gosok gigi ya dan ada juga bertanya apa yang ku makan hingga penting seperti makanan itu. Hari selanjutnya tetap sama, masih tetap bertahan untuk gosok walaupun telah berasa nyeri , berbau , dan asam yang teramati.

beberapa hari ini saya menangis karenanya , tetapi selekasnya membantu perjuanganku tinggal sehari kembali untuk memperoleh permen ajaib yang spesial itu.

Hari akhir yakni hari yang ke tujuh pagi-pagi sekali "Huaaaaaaaaaaaaaaa.....!!! Hik...hik..hik...!!!" Saya menangis sekencangnya karena merasakan sakit gigiku yang teramati, Embah dan Bu Lek dan berlarian ke kamarku dan menanyakan apa yang terjadi padaku. Selanjutnya saya melanjutkan mulutku dengan jemari telunjuk dan mereka kaget menyaksikan yang terjadi .

"Kamu kenapa Ros?" Bertanya Embah

"Gigiku sakit sekali Mbah?" Jawabku

"Lho, kok bisa ?" Embah menanyakan kembali
Aku juga menjawab , "Iya Mbah, saya gak gosok gigi seminggu. Karena kata Budi jika saya gak gosok gigi satu minggu kelak saya dapat memperolehpermen langsung berada di mulutku tak perlu beli dan kembali rasa permen itu nikmat sekali, gak habis-habis. Huuuu...Hu hu..."

"Oalaaah....pantesan cukup hari ini jika kamu berbicara ada bau-baunya bagaimana getho , sepertinya gak gosok gigi ke... Semnggu lagi....Benjolan yang di gigi Budi itu bukan permen tetapi gusinya lebam seperti kamu ini karena tidak menggosok gigi. Yo wes kelak jam 9 kita ke Puskesmas di Wedari dicheck gigimu, lain -lain Bertanya terlebih dahulu sama E jika ingin melakukan hal yang yah dan tentu saja tidak diulangi kembali bertahan tidak untuk waktu satu minggu kembali " Khotbah Bu Lek sambil tersenyum -senyum . Saya cuman nyengir memandang sakit gigiku sama sekali . mengiyaka yang disebutkan Bu Lek. Saya betul- jera

untuk coba tidak gosok gigi kembali , gigi gerahamku mulai berlubang dan sampai SMU masih berulang ngilu giginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun