Mohon tunggu...
historisafa
historisafa Mohon Tunggu... Freelancer - manusia pembelajar

bersyukurlah selalu, semoga bahagia itu ditambahkan untukmu. tidak mengapa kamu istirahat sejenak jika memang itu dibutuhkan, setelahnya mari kembali bergegas berjalan kawan. berbagi perhatian dengan orang lain boleh saja, tapi jangan lupa update cintamu juga ya sayang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Sore Lalu

4 Juni 2021   21:49 Diperbarui: 4 Juni 2021   21:54 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore yang hangat, tengah menyapa

disepanjang jalanan aspal yang lembab

perbatasan Kabupaten Malang-Blitar

.

Kilauan cahaya sore

berhasil menawan hati

untuk memburu secangkir kopi

di angkringan dekat jembatan Lahor

.

Udara yang masih kental dengan

aroma hujan,

membawa kawanan anak muda lain

memenuhi meja angkringan.

Ada yang pesan kopi,

teh hangat,

mie instant,

dawet ayu,

coklat panas,

cilok.

Ada juga yang hanya sekedar beristirahat

dengan kaki yang diselonjorkan

maupun berlari-lari kecil

menjemput dan menunggu momen senja

untuk selfie, di tepian jembatan.

.

Ceria, cerita, dan cuitan

memenuhi kolom sore waktu itu.

Senang sekali rasanya

berjumpa dan bertukar cerita

dengan sesama anak rantau.

Jadi ingat, suasana ramainya keluarga

di kampung halaman.

.
Terlihat sisa genangan air hujan,

serempak memantulkan

bayangan cahaya sore

yang beralih ke waktu senja.

.

Kilauannya sangat pas

menemani bincang ria kami

yang sedang menunggu pesanan datang.

Aroma hujan yang khas,

dan berkas cahaya sore

yang menembus gumpalan awan

menciptakan kedamaian.

Ternyata, sesederhana itu.

Kenikmatan yang tak mahal,

sepertinya selalu berhasil

membawa hati lebih berwarna,

memahami diri, dan

teduhnya sebagai penawar

dari dunia yang tengah

membutuhkan canda ria.

by : fatin.nida

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun