Azzahra Bunga Permana, Audina Alizah, Zakia Lailatu Rahma, Rohimatul Janah, Safa Anafirizkita    Â
 Dr. Irni Rahmayani Johan, S.P., M.M., Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, M.F.S.A Â
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB University
Keluarga dengan dua pencari nafkah (dual-earner family) menghadapi tantangan khusus dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga di zaman yang serba cepat ini. Di satu sisi, Â karena biaya hidup terus meningkat, sangat penting untuk memiliki dua pendapatan. Sebaliknya tuntutan pekerjaan yang tak kunjung padam sering mengganggu waktu keluarga yang menyenangkan. Ironisnya, sementara teknologi seharusnya membantu orang mengelola waktu mereka, banyak keluarga malah terjebak dalam siklus kerja yang tidak berkesudahan.Â
Bagaimana dual-earner family dapat mencapai keseimbangan antara mempertahankan hubungan keluarga yang harmonis dan mencari nafkah? Sebuah strategi manajemen waktu yang cermat dan komitmen bersama untuk prioritas keluarga adalah jawabannya. Mereka yang berhasil melakukannya mencapai kesejahteraan finansial dan emosional, membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan keluarga mereka.Â
Manajemen waktu menjadi hal yang sangat penting di dalam suatu keluarga untuk menentukan kesejahteraan keluarga. Manajemen waktu yang efisien dapat membantu keluarga dalam merencanakan jadwalnya dengan baik agar dapat mengalokasikan waktunya dengan baik juga yaitu antara pekerjaan, aktivitas keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.Â
Pasangan yang bekerja lebih dari delapan jam dalam sehari mengalami kesulitan dalam mengatur waktu antara pekerjaan dan kehidupan keluarganya. Kesulitan lainnya adalah meluangkan waktu untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan anggota keluarga lainnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa permasalahan yang sering dialami oleh keluarga dengan suami-istri bekerja adalah kesulitan mencapai keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi.Â
Masalah kesulitan dalam mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga sejalan dengan kasus yang diakses dari berita BBC, yakni terkait seorang ibu yang bekerja harus mengurus anaknya sambil menjalankan pekerjaan dari rumah selama pandemi COVID-19. Ibu ini mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan peran sebagai orang tua dengan pekerjaan profesionalnya, karena tantangan yang dihadapi oleh ibu bekerja yaitu mengurus anak. Hal ini dapat mengakibatkan stres, kelelahan dan pengorbanan kesehatan pribadi.Â
Manajemen yang dapat dilakukan dari kasus tersebut dapat memulainya dari input yaitu dapat membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus anaknya. Proses yang dapat dilakukan, yakni dengan merencanakan jadwal harian yang efektif untuk mengalokasikan waktu secara proporsional antara pekerjaan dan perawatan anak.Â
Oleh karena itu, manajemen waktu yang efektif dapat membantu mengurangi stres, kelelahan, dan memungkinkan terdapat waktu bersama dengan anak. Oleh karena itu, perencanaan waktu yang baik tidak hanya akan meningkatkan produktivitas, tetapi juga akan memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak-anak mereka. Tantangan utama dari keluarga suami-istri bekerja adalah kesulitan dalam menyelaraskan antara waktu bekerja dengan waktu untuk keluarga.Â
Seringkali, kondisi tumpang tindih antara tanggung jawab di tempat kerja dan di rumah dapat menimbulkan stres dan ketegangan di antara pasangan. Untuk menghindari dan mengatasi konflik berkelanjutan akibat kondisi tumpang tindih ini, keluarga perlu melakukan pengaturan manajemen waktu dengan cara membangun sistem yang terorganisir dengan baik supaya hubungan keluarga tetap harmonis dan produktif. Hal ini mencakup menyusun jadwal yang terkoordinasi, komunikasi terbuka mengenai kebutuhan dan harapan dari masing-masing anggota keluarga, serta membuat pembagian tugas yang adil dan efisien.Â
Dengan pendekatan yang terstruktur dan komunikasi yang baik, keluarga dengan suami-istri dapat mengatasi kondisi tumpang tindih antara pekerjaan dan kehidupan keluarga, sehingga menciptakan lingkungan yang seimbang dan mendukung bagi semua anggota keluarga. Setiap keluarga memiliki dinamika dalam mengelola manajemen waktu.Â
Kebutuhan, prioritas, dan rutinitas antara satu keluarga dengan keluarga lainnya dapat bervariasi secara signifikan, sehingga pendekatan yang efektif dalam mengelola waktu cenderung berbeda untuk setiap keluarga. Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami juga menemukan bahwa setiap responden memiliki strategi sendiri dalam mengelola waktu mereka dengan efektif. Beberapa keluarga merasa terbantu untuk tetap teratur dan efisien dengan menyusun jadwal yang ketat dan terinci.Â
Sementara itu, keluarga lain memilih pendekatan yang lebih fleksibel, fokus pada komunikasi terbuka, dan adaptabilitas dalam menghadapi perubahan yang tidak terduga. Oleh karena itu, kunci untuk mengelola manajemen waktu tiap keluarga adalah menemukan strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan dinamika khusus mereka, sambil tetap memprioritaskan keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan kehidupan pribadi.Â
Manajemen waktu merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari keluarga. Kurangnya kemampuan manajemen waktu pada keluarga suami-istri bekerja atau dikenal dengan istilah dual-earner family dapat menimbulkan dampak negatif, terutama dalam aspek keseimbangan kehidupan keluarga. Ketidakmampuan dalam mengelola waktu yang efektif  pada pasangan dual-earner umumnya disebabkan oleh adanya tuntutan pekerjaan yang terkadang mengharuskan urusan domestik dinomorduakan.Â
Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan keluarga. Dalam penelitian kami terhadap lima orang responden yang merupakan pasangan dual-earner, baik suami maupun istri, terdapat beberapa dampak negatif yang paling umum dirasakan akibat kurangnya kemampuan manajemen waktu, diantaranya adalah konflik peran dan tugas, kurangnya waktu berkualitas, penurunan kesejahteraan fisik maupun mental, serta terbatasnya waktu untuk membangun dan memelihara hubungan sosial.Â
Waktu dan kesibukan bekerja dari masing-masing pasangan dapat mengurangi waktu kebersamaan keluarga dan tak jarang dapat menimbulkan konflik apabila adanya ketidakadilan dalam pembagian peran dan tugas rumah tangga. Selain itu, keterbatasan waktu juga membuat individu pasangan dual-earner abai terhadap kesejahteraan fisik maupun mental, seperti melewatkan cek kesehatan rutin, tidak berolahraga, hingga stres berlebih.Â
Terbatasnya waktu juga berlaku pada kehidupan sosial di masyarakat, hal ini menimbulkan kurangnya interaksi sosial dan dukungan sosial bagi keluarga. Dengan demikian, secara keseluruhan kurangnya kemampuan manajemen waktu pada keluarga suami-istri bekerja dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam kehidupan keluarga dan menimbulkan berbagai dampak negatif.Â
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perubahan dalam manajemen waktu agar berbagai urusan, baik pekerjaan maupun domestik dapat berjalan secara efektif. Dukungan dari pihak eksternal juga sangat diperlukan untuk terus menunjang berjalannya kehidupan keluarga yang seimbang.Â
Dengan kesadaran akan pentingnya manajemen waktu dan dukungan eksternal, keluarga dapat mengatasi tantangan dengan lebih efektif dan menciptakan hubungan keluarga yang harmonis. Keluarga dapat melakukan strategi sederhana seperti menyusun jadwal harian yang teratur, komunikasi yang terbuka antar pasangan dan pembagian tugas yang adil. K
emudian, dukungan dari pihak eksternal, seperti program bantuan keluarga dari pemerintah atau fasilitas perusahaan yang mendukung keseimbangan antara waktu kerja dan waktu keluarga, juga memainkan peran penting dalam memastikan keluarga dapat mengelola waktu dengan baik.
Dengan kesadaran akan pentingnya manajemen waktu dan dukungan dari luar, keluarga bisa menciptakan lingkungan yang seimbang dan bahagia untuk semua anggota keluarga. Hal ini tidak hanya terkait efisiensi dalam pekerjaan dan aktivitas harian, akan tetapi juga memberikan perhatian yang baik untuk semua aspek kehidupan keluarga. Jadi, mari bersama-sama memprioritaskan manajemen waktu yang baik untuk mencapai keseimbangan dan kesejahteraan keluarga. Dengan demikian, keluarga dapat membangun fondasi yang kokoh untuk kesejahteraan dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H