Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jemblung Gaul Membaca Kreatif Sastra Pertunjukan

12 Januari 2021   17:00 Diperbarui: 12 Januari 2021   17:12 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

             Upaya menumbuhkan budaya baca masyarakat belumlah menggembirakan, oleh karena itu tingkat literasi masyarakat masih dikatagorikan rendah. Berbagai survei menunjukan data suram. PISA (Programme for International Student Assessment) mendudukan Indonesia pada urutan ke-64 dari 72 negara yang disurvei pada tahun 2015.

            Apakah literasi itu? Pengertian literasi sebenarnya cukup luas. Salah satunya adalah kemampuan menulis dan membaca. Agar kemampuan menulis dan membaca perlu dikembangkan kegiatan Aktivitas Literasi Membaca atau Alibaca. Sekarang cukup marak kegiatan menulis. Di mana-mana tumbuh dan berkembang komunitas sastra dengan kegiatan menulis puisi, cerpen ataupun novel yang dikomunikasikan melalui medsos.

            Munculah para motivator, mentor dan instruktur kepenulisan menyelenggarakan workshop secara daring yang muaranya pada penerbitan antologi puisi, cerpen atau dongeng. Bekerjasama dengan penerbit terdokumentasilah karya-karya penulis pemula  ini dan gairah menulis makin marak karena hasil tulisan yang dibukukan tanpa kurasi. Lahirlah para penulis dadakan yang tidak melalui proses literasi yang dalam karena bekal membaca minim. Tidak intens membaca tapi langsung menulis. Maka proses membaca terabaikan.

            Idealnya kemampuan menulis terlebih dahulu melalui jalan banyak membaca. Ketika proses membaca diabaikan, hasil tulisan kualitasnya perlu diragukan. Maka gerakan Alibaca (Aktivitas Literasi Membaca) perlu dikembangkan, digalakan, disemarakan. Salah satunya adalah melalui kegiatan "Membaca Kreatif"

Membaca Kreatif,

            Membaca kreatif, termasuk dalam jenis membaca nyaring atau membaca bersuara. Antara lain membaca teks pidato, membaca keputusan hasil sidang/rapat, vonis hakim, pledoi,  membaca pengumuman,  dll. Namun membaca nyaring ini yang dipentingkan adalah tersampaikannya informasi yang dibaca secara akurat oleh audiens.

            Ada jenis membaca nyaring yang dilakukan di samping untuk menyampaikan informasi isi bacaan  tetapi juga harus mengandung unsur-unsur estetik, keindahan, yaitu membaca indah. Biasanya membaca indah adalah membaca karya sastra. Baik itu puisi, cerpen ataupun lakon. Lakon jarang dibacakan tetapi dipentaskan. Puisi paling kerap dan laris untuk dibaca sebagai pertunjukan sastra.

            Ketika membaca indah sudah jamak menjadi sebuah pertunjukan dan pada umumnya adalah poetry reading, penulis memperkenalkan ide membaca indah yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga lebih menarik dan semarak, yaitu "membaca kreatif". Baca puisi, cerpen ataupun lakon bisa ditata secara komplet. Jumlah personel yang membaca kelompok, lebih dari satu orang. Ada setting, lighting, komplet tata pentasnya, lalu dimeriahkan dengan musik, nyanyi dan tari. Tentu saja harus selektif ubo rampai-nya, misal untuk membaca opini yang nonsastra.

Jemblung gaul,

           Bagi grup teater mementaskan lakon dengan model membaca kreatif meringankan beban para pelakon. Mereka tidak perlu menghafal naskah secara purna, tidak harus acting, movement dan blocking-nya tunggal. Peraga, cukup memprimakan kemampuan vokal, timbre sesuai karakter, intonasi dan tentu saja mimik, ekspresi wajah dan gesture seperlunya. Namun, karena saat membaca panggung disetting sedemikian rupa lalu ada musik, nyanyi dan bilamana perlu ada koreografi gerak atau tari, maka pentas membaca kreatif amat semarak.

          Sastra pertunjukan semacam ini, sudah saya laksanakan, saya jalankan. Bahkan pernah difestivalkan yaitu "Semarak Festival Jemblung Gaul" Apa itu jemblung gaul? Ini adalah upaya revitalisasi jemblung klasik. Lalu, apakah itu jemblung?

          Jemblung adalah teater tradisional, teater rakyat Banyumas. Jemblung, jarwo dhosok  jemjem-jemjeme wong gemblung dalam kisah Ki Lebdojiwa  zaman pelarian Amangkurat 1 di wilayah Kecamatan Pekuncen Banyumas. Dimainkan oleh empat lima orang secara acapela dan kini sudah punah digilas zaman karena beku itu-itu saja, ditinggal penonton.

         Meratapi nasib jemblung saya mencoba merevitalisasi jemblung. Meninggalkan pakem baku dhalang jemblung, silakan mau diracik sesuka-sukanya sesuai dengan kreatifitas dan imajinasi masing-masing seperti sudah terurai di atas.

         Roh dhalang jemblung yang tetap dipegang adalah lakon dari tlatah Banyumas berupa legenda, mite, cerita rakyat dll. bukan cerita dari Mataraman, Majapahit dan legenda lain daerah atau Tanah Sebrang dan  penggunaan bahasa lokal, bahasa ngapak, bahasa penginyongan, bahasa Banyumas.

         Begitulah kisah dhalang jemblung gaul yang saya pentaskan sejak 2014. Melatih anak-anak sekolah dalam ekstrakurikuler teater yang saya ampu kemudian dipentaskan. Saya festivalkan di RRI Purwokerto, November 2016 serta saya tulis lakonnya dan diterbitkan yaitu Pak Banjir Jemblung Gaul jilid 1 dan Kamandaka Back Street Jemblung Gaul jilid 2. Sedang dalam proses penerbitan Tragedi Kepungan Pamungkas, Jemblung Gaul jilid 3.

          Alahmdulillah, Kemdikbud pada tahun 2020 telah menyelenggarakan Sayembara Membaca Naskah Lakon Virtual "Naskah Lakon dalam Medium Digital" maka saya menyiapkan anak-anak Teater Suket untuk ikut berpartisipasi dalam even ini. Menggunakan konsep "Jemblung Gaul Membaca Kreatif Sastra Pertunjukan". Namun hanya lolos kurasi belum bisa menjadi juara. Kalah dalam hal setting, shooting dan editing karena  hanya menggunakan kamera HP.

Grup jemblung gaul latihan dan dividiokan di Pendopo Wakil Bupati Banyumas untuk diikutkan dalam  Sayembara Membaca Naskah Lakon Virtual "Naskah Lakon dalam Medium Digital" Kemendikbud (foto : dokumenatsi pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun