Akhirnya Rantasih berhasil mengumpulkan orang-orang dengan menabuh ceneng berulang kali. Rantasih memberikan petunjuk untuk membuat ritual cingcowong dari hasil tirakat dan puasa. Melalui media cingcowong mereka para petani Luragung  meminta hujan kepada Tuhan. Ritual cingcowong pun menjadi tradisi memohon hujan di Desa Luragung bila mengalami kekeringan.
Begitulah, boneka-boneka yang terbuat dari siwur yang didadani sedemikian rupa untuk dijadikan media untuk memohon datangnya hujan kepada Yang Maha Kuasa. Ritual agraris ini pun menjadi tradisi bagi masyarakat agraris bila musim kemarau berkepanjangan yang bisa menyebabkan gagal panen lalu paceklik dan kelaparan.
Kata cowong yang menjadi nama boneka siwur ini terdapat di sebaran budaya di daerah Jawa Tengah sebelah barat, baik di bagian selatan, dari Kebumen sampai Cilacap dan bagian utara perbatasan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan. Percampuran dua budaya, yaitu budaya penginyongan di Banyumas Raya dan budaya di perbatasan Jawa Tengah dengan  Jawa Barat.
(bersambung)
Diolah dari berbagai sumber :
- Yusmanto, Wong Banyumas
- Gesang Widiyono, penelitian di Desa Pekuncen
- Risa Nopianti Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H