Dalam catatan serta cerita salah seorang warga yang dulunya sempat bekerja di stasiun Ciparay, stasiun Ciparay memiliki 4 jalur, serta jalur akses menuju ke arah turntable ( meja putar ) lokomotif. Namun turntable tersebut sudah tidak terlihat lagi karena sudah di bangun rumah.
Ada informasi dari salah seorang teman yang merupakan Railfans Daop 2 Bandung, mengatakan tahun 2002 turntable dari stasiun Ciparay sempat terlihat sebelum akhirnya di hancurkan. Di bagian barat stasiun tampak terlihat bekas WC kecil dari stasiun Ciparay. WC dari stasiun Ciparay masih di gunakan sampai sekarang sebagai sarana MCK bagi warga sekitar.
Ketiga saya mengambil gambar serta menyusuri dari stasiun Ciparay, salah satu pemilik rumah yang dulunya bekas stasiun Ciparay bertanya akan tujuan saya. " Lagi apa kang ? " Tanya pemilik rumah " lagi lihat bekas stasiun Bu " jawab saya beliau menjelaskan tentang awal mula stasiun yang dulunya merupakan kantor RW yang sekarang berganti menjadi rumah pribadi. Untuk kantor RW Ciparay sekarang sudah berpindah. Sekarang menjadi rumah pribadi.Â
Keuntungan bukan hanya di sini saja salah seorang warga yang sudah sepuh menjelaskan, di stasiun Ciparay Ciparay ini dulunya ada 4 jalur, ada tandon air, dan gerbong yang masih tertinggal. Sedikit mengejutkan, namun untuk saat ini semua sudah tidak ada karena pembongkaran seta penjualan karena waktu itu semua sudah di jual di tukang loak.Â
Kesimpulan
Kesimpulan dari artikel yang saya tuliskan adalah pada tahun 1923 - 1942. Jalur Dayeuhkolot Majalaya. Merupakan sarana yang cukup penting bagi moda transportasi pada masanya. Selain penumpang kereta api yang beroperasi di jalur Dayeuhkolot Ciparay, sempat di gunakan selain penumpang tapi untuk komoditi berupa hasil tani yang di jual di pasar sekitar stasiun Ciparay, Belanda pada masa itu membangun stasiun kereta api, selalu tepat di area pasar, namun untuk sekarang persaingan yang ketat dengan moda transportasi lain baik berupa bus, angkot, serta kendaraan pribadi. Mungkin jaman Belanda masih belum ada transportasi pribadi karena dulu mungkin Belanda memikirkan apa yang akan terjadi yang akan datang, baik berupa polusi dan sebagainya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H