dalam catatan sebelumnya saya sempat membahas kedua halte yang berada di jalur lintas Bandung selatan. yaitu halte cilelea dan halte Manggahang, yang merupakan halte yang terbilang masih utuh walaupun sudah beralih fungsi, namun untuk kali ini saya tidak akan membahas satu persatu tentang beberapa halte yang ada di bandung selatan, karena beberapa halte sudah hancur dan sulit untuk di kenali. contohnya halte Jelekong, halte ciheulang, halte paneureusan. ketiga halte tersebut memang sudah di hancurkan dan sulit untuk dikenali.
saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saya sembari ngabuburit. saya memutuskan untuk mengunjungi stasiun Ciparay, karena stasiun Ciparay masih terbilang masih utuh dan masi bisa terlihat bekasnya. dari segi bekas stasiun itu cukup terlihat sangat baik, walaupun sudah beralih fungsi menjadi rumah pribadi.
berdasarkan informasi dari warga sekitar yang lama tinggal serta yang mengetahui bekas stasiun Ciparay, dulunya stasiun Ciparay sempat di gunakan sebagai kantor kelurahan, namun kantor kelurahan sudah berpindah dan sekarang beralih menjadi rumah pribadi, saya tidak mengetahui siapa pemilik dari rumah bekas stasiun tersebut.Â
Akses menuju stasiun Ciparay
Untuk menuju stasiun Ciparay terbilang cukup mudah, karena jalur menuju stasiun Ciparay kita hanya masuk melalui jalan besar dari pasar Ciparay kemudian berbelok ke kiri dan lurus sedikit, disana akan terlihat plang dari PT KAI dan plang dari TK Pertiwi.Â
Berbeda dengan yang saya lalui, karena saya berniat menyusuri melalu gang gang yang dulunya bekas dari jalur kereta api. Tapi akan lebih menyenangkan ketika menyusuri melalui gang atau bekas jalurnya karena akan ada banyak sekali beberapa penemuan, baik berupa patok dari perusahaan kereta api Belanda ( SS ) dan bekas dari jembatan yang walaupun sudah sedikit mengalami kerusakan, namun itu wajar karena sudah lama tidak di gunakan.Â
Bukti dari stasiun Ciparay
terdapat beberapa bukti dari stasiun Ciparay, ialah di dekat stasiun Ciparay terdapat sekolah taman kanak-kanak yang sekarang masih di gunakan, di plang tersebut terdapat nama lokasi dari sekolah tersebut, di dalam plang tersebut tertulis Jl Stasiun no 107 desa sarimahi kecamatan Ciparay. tidak jauh dari dekat pasar Ciparay terdapat nama serupa, yaitu jalan stasiun, namun untuk kali ini sudah berganti dengan nama jalan pasar Ciparay.
Hal yang menarik adalah penemuan berupa peron yang di gunakan untuk naik turun penumpang, peron yang melintang cukup panjang di perkirakan sekitar 30 meter, tepat berada di depan bekas stasiun Ciparay. Kalau di lihat peron yang di gunakan pada masa kolonial Belanda terdiri pondasi dari batuan sungai.Â
Dalam catatan serta cerita salah seorang warga yang dulunya sempat bekerja di stasiun Ciparay, stasiun Ciparay memiliki 4 jalur, serta jalur akses menuju ke arah turntable ( meja putar ) lokomotif. Namun turntable tersebut sudah tidak terlihat lagi karena sudah di bangun rumah.
Ada informasi dari salah seorang teman yang merupakan Railfans Daop 2 Bandung, mengatakan tahun 2002 turntable dari stasiun Ciparay sempat terlihat sebelum akhirnya di hancurkan. Di bagian barat stasiun tampak terlihat bekas WC kecil dari stasiun Ciparay. WC dari stasiun Ciparay masih di gunakan sampai sekarang sebagai sarana MCK bagi warga sekitar.
Ketiga saya mengambil gambar serta menyusuri dari stasiun Ciparay, salah satu pemilik rumah yang dulunya bekas stasiun Ciparay bertanya akan tujuan saya. " Lagi apa kang ? " Tanya pemilik rumah " lagi lihat bekas stasiun Bu " jawab saya beliau menjelaskan tentang awal mula stasiun yang dulunya merupakan kantor RW yang sekarang berganti menjadi rumah pribadi. Untuk kantor RW Ciparay sekarang sudah berpindah. Sekarang menjadi rumah pribadi.Â
Keuntungan bukan hanya di sini saja salah seorang warga yang sudah sepuh menjelaskan, di stasiun Ciparay Ciparay ini dulunya ada 4 jalur, ada tandon air, dan gerbong yang masih tertinggal. Sedikit mengejutkan, namun untuk saat ini semua sudah tidak ada karena pembongkaran seta penjualan karena waktu itu semua sudah di jual di tukang loak.Â
Kesimpulan
Kesimpulan dari artikel yang saya tuliskan adalah pada tahun 1923 - 1942. Jalur Dayeuhkolot Majalaya. Merupakan sarana yang cukup penting bagi moda transportasi pada masanya. Selain penumpang kereta api yang beroperasi di jalur Dayeuhkolot Ciparay, sempat di gunakan selain penumpang tapi untuk komoditi berupa hasil tani yang di jual di pasar sekitar stasiun Ciparay, Belanda pada masa itu membangun stasiun kereta api, selalu tepat di area pasar, namun untuk sekarang persaingan yang ketat dengan moda transportasi lain baik berupa bus, angkot, serta kendaraan pribadi. Mungkin jaman Belanda masih belum ada transportasi pribadi karena dulu mungkin Belanda memikirkan apa yang akan terjadi yang akan datang, baik berupa polusi dan sebagainya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI