Francis Ford Coppola kembali! Sutradara legendaris yang membawa film The Godfather kini hadir dengan karya yang ia garap selama dua dekade terakhir: Megalopolis. Film ini menjadi sorotan banyak pecinta film, bukan hanya karena nama besar Coppola, tetapi juga karena skala dan tema ambisius yang diusungnya. Menggabungkan drama, filosofi, dan visual futuristik, Megalopolis menawarkan pengalaman sinematik yang unik. Namun, apakah film ini berhasil menyentuh hati dan pikiran penonton.
Membangun Utopia atau Menghadapi Realita?Â
Cerita Megalopolis berpusat pada konflik besar antara dua tokoh utama, Adam (Oscar Isaac), seorang arsitek visioner, dan Roger (Forest Whitaker), seorang politisi kawakan. Adam bermimpi menciptakan kota utopia modern setelah bencana besar menghancurkan sebagian besar kota tersebut. Namun, Roger lebih memilih pendekatan pragmatis yang mempertahankan cara-cara lama. Konflik ini membawa penonton ke dalam debat mendalam tentang bagaimana manusia seharusnya membangun masa depan: apakah dengan mimpi besar atau langkah realistis?
Tokoh Sophia (Zendaya), seorang jurnalis muda, menjadi kunci dalam menavigasi cerita ini. Melalui sudut pandangnya, penonton diajak memahami dinamika antara idealisme Adam dan realisme Roger, sekaligus melihat dampak keputusan besar ini pada masyarakat kota.
Visual yang Memukau
Sejak adegan pertama, Megalopolis langsung memanjakan mata. Kota yang hancur di awal film ditampilkan dengan detail menakjubkan, sementara visi Adam tentang kota masa depan terlihat seperti lukisan yang hidup. Arsitektur futuristik berpadu dengan elemen alam, menciptakan visual yang tidak hanya cantik tetapi juga menggugah pikiran.
Teknologi CGI digunakan dengan sangat hati-hati, memberikan kesan realistis tanpa terasa berlebihan. Tata cahaya dan komposisi warna juga digunakan untuk memperkuat suasana emosional di setiap adegan. Misalnya, nuansa abu-abu suram menggambarkan ketidakpastian masa depan kota, sedangkan warna-warna cerah muncul saat harapan mulai tumbuh.
Namun, di balik semua kecantikan itu, Coppola juga menunjukkan sisi gelap pembangunan kota modern: ketimpangan sosial, polusi, dan dampak pembangunan terhadap manusia biasa. Semua ini disampaikan tanpa terlalu "menggurui", membuat penonton berpikir tanpa merasa didikte.
Aksi Aktor yang Menggugah