"Ini ide paling bodoh sepanjang tahun," gumamnya.
"Eh, Loe pada tenang aja deh. Kalau ada apa-apa, gua duluan yang lari," ujar Broto sambil terkekeh. Namun, tawanya terhenti ketika pintu di ujung koridor tiba-tiba tertutup sendiri dengan suara keras.
Mereka semua terdiam. Ujang, yang terkenal penakut, langsung memeluk Dodi. "Itu angin, kan?" tanyanya dengan suara gemetar.
"Ya... angin," jawab Dodi, meski nadanya terdengar tidak yakin. Ia melangkah maju dengan kamera menyala, berusaha merekam semuanya.
Saat mereka menjelajahi rumah itu, suasana semakin aneh. Dindingnya penuh coretan seperti tulisan mantra, dan udara di dalam ruangan terasa berat. Tia menemukan cermin pecah di salah satu kamar, dengan tulisan "SELAMAT DATANG" yang terlihat seperti diukir menggunakan kuku.
"Lucu ya, hantunya ramah," ucap Tia sambil mencoba bersikap santai. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara ketukan di balik dinding.
"Dodi, kita pulang aja, deh," desaknya.
"Tunggu dulu," ujar Dodi. "Ini momen emas buat konten. Lo pikir viewers suka liat kita kabur? Nggak, mereka suka drama! Nah, Broto, coba lo ketok balik."
Broto mendekati dinding itu dengan ragu. Ia mengetuk tiga kali. Sejenak tidak ada apa-apa, lalu tiba-tiba ketukan itu dibalas, kali ini lebih keras.
Mereka semua melompat kaget. Bahkan Dodi mulai merasa ide ini bukanlah langkah brilian. Tapi sebelum mereka sempat berpikir lebih jauh, lampu senter Tia mulai berkedip-kedip, dan suara tawa pelan terdengar dari kamar sebelah.
"Siapa itu?" teriak Dodi. Ia mengarahkan kameranya ke pintu kamar, tapi yang terlihat hanya kegelapan.