Mohon tunggu...
Saepullah
Saepullah Mohon Tunggu... Guru - Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Maknai Sejarah dengan Menjelajah

19 Agustus 2019   11:49 Diperbarui: 19 Agustus 2019   12:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meja bundar yang menampilkan kisah film dokumenter sejarah (dokpri)

Salah satu sudut dimana terjadinya penerimaan utusan Indonesia (Soekarno, Hatta, dan Soebardjo) dengan Laksamana Maeda
Salah satu sudut dimana terjadinya penerimaan utusan Indonesia (Soekarno, Hatta, dan Soebardjo) dengan Laksamana Maeda
Lanjut ke ruang makan, Laksamana Maeda yang menjadi ruang diskusi bagi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Dijelaskan pula bahwa naskah asli teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno.

Replika dari Hatta, Soekarno, dan Soebardjo sedang membuat rumusan naskah proklamasi (dokpri)
Replika dari Hatta, Soekarno, dan Soebardjo sedang membuat rumusan naskah proklamasi (dokpri)
Pada ruangan yang menjadi perumusan naskah tersebut, disediakan pula sebuah tab oleh pihak museum, hal ini untuk digunakan dalam mengarungi sejarah terkait perumusan naskah di ruangan tersebut. Pada ruangan khusus tersebut juga dibuat sebuah animasi yang menunjang pada meja lainnya dengan pancaran sinar dari proyektor tertayang di meja. Inilah keunikan tersendiri dari gedung/rumah yang ditetapkan menjadi museum sejak 24 November 1992.

Meja bundar yang menampilkan kisah film dokumenter sejarah (dokpri)
Meja bundar yang menampilkan kisah film dokumenter sejarah (dokpri)
Nah, tentu saja setelah dirumuskan, naskah proklamasi pun akhirnya dirundingkan kembali ke 40-50 an peserta PPKI untuk disahkan. Ada beberapa perubahan naskah sebelum ditik, diantaranya siapa yang akan menandatangani hingga kepada penanggalan. Di antara usulan terkait penandatangan naskah proklamasi yaitu dari Teuku Muhammad Hasa yang tetap mengusulkan agar peserta yang hadir atau perwakilan tiap lembaga. Ada lagi usulan dari Chairul Saleh yang mengusulkan cukup dua orang saja, namun atas nama bangsa Indonesia. Akhirnya disepakatilah usulan Chairul Saleh yang dipakai.

Museum digital nya nih bergaya milenial (dokpri)
Museum digital nya nih bergaya milenial (dokpri)
Naskah pun dilanjutkan untuk ditik oleh Sayuti Melik didampingi oleh B.M.Diah di ruang bawah tangga. Posisinya jika masuk melalui pintu utama maka lurus terus disitulah ruang pentikkan naskah. Ohya, naskah yang mau ditik terjadi kendala pada mesin tik nya. Karena Laksamana Maeda hanya mempunyai mesin tik dengan huruf tulisan Jepang, maka Laksamana Maeda pun mengintruksikan bawahannya untuk mencarikan mesin tik dengan bahasa latin. Akhirnya ditemukan dan dibawalah ke ruangan tersebut dan segera Sayuti Melik mentikkan naskah proklamasi.
Replika B.M.Diah dan Sayuti Melik dengan mesin tik berbahasa (huruf) latin (dokpri)
Replika B.M.Diah dan Sayuti Melik dengan mesin tik berbahasa (huruf) latin (dokpri)
Naskah proklamasi yang sudah ditik akhirnya jadi. Dan supaya tidak terjadi kebimbangan, Sayuti Melik pun mengkoyak dan membuang naskah asli tulisan Soekarno. Namun, naskah tersebut diamankan oleh Diah. Dan pada tahun 1992 naskah tersebut pun diserahkan oleh Diah kepada pemerintah Republik Indonesia sebagai bukti otentik sejarah.

Ruangan utama tempat berlangsungnya diskusi dengan 40-50 orang tokoh (dokpri)
Ruangan utama tempat berlangsungnya diskusi dengan 40-50 orang tokoh (dokpri)
Naskah yang jadi pun diproklamirkan dan disepakati kembali pada ruangan utama yang berada di sisi sebelah kanan jika masuk dari pintu utama museum. Ruangan utama tersebut juga menjadi ruangan perundingan pada masa Indonesia setelah merdeka.
Dan hasil pentikkan naskah oleh Sayuti Melik pun ditandatangani oleh Soekarno di atas meja piano Laksamana Maeda yang posisinya berada di depan sebelum masuk ruangan pentikkan naskah.
Di atas piano ini, Soekarno menandatangani naskah ptoklamasi yang sudah ditik. (dokpri)
Di atas piano ini, Soekarno menandatangani naskah ptoklamasi yang sudah ditik. (dokpri)
Sungguh, mengenal tentang sejarah awal-awal kemerdekaan melalui perumusan naskah membangkitkan semangat untuk memperjuangkan NKRI dengan segala potensi yang dipunya. B.M.Diah yang seorang pers mengabadikan naskah asli karena akan bermakna di kemudian hati. Inilai sebuah perjuangan bahwa pergunakan potensi yabg dimiliki sesuai dengan kapasitas untuk kemajuan Indonesia tercinta.

Aplikasi SIJI dengan gaya milenial nih.. (dokpri)
Aplikasi SIJI dengan gaya milenial nih.. (dokpri)
Di lantai dua museum terdapat beberapa foto dan dokumen bersejarah. Foto yang ada bisa bergerak loh. Dengan menggunakan aplikasi SIJI, dengan mengarahkan android ke arah foto, maka gambar akan berubah sesuai dengan kondisi sejarah dalam foto. Sebuah rasa milenial dengan gawai bisa melakukan apa saja. Namun, aplikasi tersebut hanya bisa dipakai di museum saja ya.. Karena di luar tidak bisa dipakai. Dan dokumen lain yang juga menarik pada lantai atas yaitu ruangan Laksamana Maeda dengan kondisi privacy nya seperti kamar mandi, hingga lemari pakaian. Dan ada juga kamar mandi khusus untuk tamu. Rumah/gedung yang besar ini tentu saja karena jabatan Laksamana Maeda yang tinggi dan akan vertemu dengan pejabat-pejabat penting lainnya.


Contoh pemakaian aplikasi SIJI, dimana gambar bisa bergerak (dokpri)
Contoh pemakaian aplikasi SIJI, dimana gambar bisa bergerak (dokpri)
Nah, ada ruangan lain nih, ternyata terdapat peninggalan lain dari para tokoh kemerdekaan, seperti jas, dasi, topi, dan juga tas, bahkan ada juga piagam terletak di lantai atas.

capture-2019-08-19-10-51-33-5d5a26730d82303643741952.jpg
capture-2019-08-19-10-51-33-5d5a26730d82303643741952.jpg
capture-2019-08-19-10-52-24-5d5a26f5097f361afc6b2182.jpg
capture-2019-08-19-10-52-24-5d5a26f5097f361afc6b2182.jpg
Di lantai atas pula terdapat uraian singkat tentang Laksamana Maeda loh. Wah, semakin suka deh dengan Indonesia negeriku ini.


Jelajah Film

Selesai dari jelajah museum, akhirnya lanjut untuk nonton bareng. Yaiyalah, donk.. Kan para pencinta film tentu diakhiri dengan menonton film secara maraton nih. Diawali dengan film perburuan yang dibintangi oleh Adipati Dolken, dan dilanjutkan dengan Bumi Manusia yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan. Dua film tersebut diproduksi oleh Falcon dengan mengangkat kisah novel dari Pramoedya Ananta Toer.

Bersedia untuk nonton maraton nih (dokpri)
Bersedia untuk nonton maraton nih (dokpri)
Film ini justru terdapat beberapa pelajaran didalamnya. Jika pada film perburuan tentang pejuang di era awal tahun 1945 an ini bisa diambil pesan bahwa sebuah perjuangan tak kenal kompromi, kesadaran untuk mencapai kemerdekaan dan tak mudah dirasuki paham dari luar. Hal inilah sebuah keunikan agar para penonton bisa memahami bahwa Indonesia tetaplah Indonesia dengan falsafah Pancasila.

Nah, berbeda lagi nih dengan adanya bumi manusia yang merupakan diangkat dari novel dengan latar tahun 1890 hingga 1920. Film ini bisa diambil pesan tentang semangat bagaimana menjadi Indonesia. Yaitu, bagaimana menjadi Indonesia yang modern, yang sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia, tanpa harus bertukar kepribadian atau sampai warga negara.
Yang uniknya lagi dari pesan dalam film Bumi Manusia yaitu menjadi Indonesia itu bukan berarti menjadi primordial, menjadi nasionalisme yang merasa paling benar, ataupun paling kaya. Tapi menyadari bahwa Indonesia itu setara dengan bangsa lain. Warga negara dan kepribadian haruslah Indonesia, dan bisa bersaing dengan dunia internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun