Ayah dan Ibu Kartini akhirnya membujuk agar Kartini bersedia menikah. Kartini luluh dan bersedia menikah dengan Bupati tersebut. Namun, kesediaan Kartini tidak serta merta hadir. Kartini memberikan syarat agar saat setelah menikah bisa tetap mengajar meskipun telah menjadi seorang istri dan menjadi ibu bagi anak-anaknya kelak. Syarat Kartini pun disetujui. Kekuatan dari pesan dalam film ini pun sampai yaitu dengan perjuangan untuk pendidikan kepada kaum hawa di Jawa diperjuangkan oleh Kartini.
Kartini menikah, Sarwadi pun patah hati. Sarwadi pun mengajak serta Ningrum untuk kembali ke kampung halamannya. Ningrum akhirnya berhenti bersekolah. Bagaimana kisah selanjutnya tentang pendidikan yang diinginkan Kartini tetap berjalankah atau tidak? Serta bagaimana kisah Sarwadi selanjutnya? Meskipun film ini sekedar fiksi belaka, namun dari sebuah sejarah tentang tulisan surat Kartini yang berisi “Habis Gelap Terbitlah Terang,” seakan sampai kepada khalayak penonton.
Film yang diproduksi oleh MNC Pictures Movie ini memiliki kelemahan dari segi acting pada beberapa scene yang terkesan tidak natural, namun dibalik itu peran Sarwadi yang diperankan oleh Chicco Jerikho dan Kartini yang diperankan oleh Rania Putrisari menutup kekurangan scene yang terasa ganjil tersebut. Selain itu, plot demi plot berjalan apik pada setiap scenenya. Oleh sebab itu, Saya selaku guru berharap film dengan muatan pesan tentang pendidikan ini bisa menjadi awal kebangkitan bagi film-film Indonesia dengan muatan inspirasi yang lebih di tahun 2016 ini. Jayalah film Indonesia!!!
=====
Judul Film : Surat Cinta untuk Kartini
Produksi : MNC Pictures Movie
Sutradara : Azhar ‘Kinoy’ Lubis
Tanggal Rilis : 21 April 2016
Pemain :
- Chicco Jerikho sebagai Sarwadi