Kemajuan teknologi dan militer modern semakin memperkuat kemampuan negara untuk menjalankan ekspansi teritorial. Teknologi baru, seperti perang siber dan penggunaan drone, memungkinkan negara-negara untuk memperluas pengaruh mereka tanpa perlu melibatkan kekuatan militer tradisional secara langsung. Di sisi lain, modernisasi militer memungkinkan proyeksi kekuatan yang lebih jauh dan lebih efisien, membuat ekspansi menjadi lebih memungkinkan dan lebih sulit untuk dilawan oleh negara lain.
Faktor terakhir yang tidak kalah penting adalah krisis lingkungan dan demografi. Perubahan iklim, seperti kekeringan dan kenaikan permukaan air laut, serta pertumbuhan populasi, menciptakan tekanan tambahan pada wilayah tertentu. Konflik atas wilayah yang kaya akan sumber daya alam, seperti air bersih dan tanah subur, menjadi semakin umum. Dengan meningkatnya kebutuhan untuk mengamankan sumber daya ini, ekspansionisme sering kali dianggap sebagai solusi yang logis meskipun membawa risiko konflik baru.
Secara keseluruhan, kebangkitan ekspansionisme teritorial global merupakan hasil dari kombinasi ambisi politik, kebutuhan ekonomi, ideologi nasionalis, kemajuan teknologi, dan tekanan lingkungan yang saling memengaruhi dan menciptakan dinamika baru dalam hubungan internasional.
Bentuk Ekspansionisme di Abad ke-21
1. Ekspansi Fisik
Ekspansionisme fisik adalah upaya suatu negara atau kekuasaan untuk memperluas wilayah teritorialnya melalui berbagai cara, baik secara damai maupun dengan kekuatan militer. Ekspansionisme fisik abad ke-21 sering kali mencerminkan pendekatan yang lebih kompleks dibandingkan era sebelumnya, dengan perpaduan kekuatan militer, tekanan politik, dan diplomasi ekonomi.
Contoh paling menonjol adalah aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014, dan Invasi menggunakan kekuatan militer tahun 2022 untuk mencaplok wilayah Kherson, Donetsk, Luhank, dan Zaporizhia dari kendali Ukraina. Dan tentunya yang lebih mengkhawatirkan adalah rencana Amerika serikat dibawah Presiden terpilih Donald Trump yang berencana mencaplok Greenland, Terusan Panama dan Kanada.
Ekspansi fisik menggambarkan upaya untuk memperluas kontrol teritorial dengan alasan historis dan strategis, meskipun mendapat kecaman dari masyarakat internasional. Selain itu, klaim dan pembangunan pulau buatan di Laut Cina Selatan oleh Tiongkok menjadi contoh ekspansionisme fisik yang dilakukan dengan pendekatan ekonomi dan militer untuk memperkuat klaim teritorial.
Pada abad ini, ekspansi fisik tidak hanya dilakukan melalui invasi militer langsung, tetapi juga melalui cara-cara yang mengaburkan batas antara diplomasi dan paksaan, seperti pembangunan infrastruktur strategis di wilayah negara lain. Fenomena ini sering menimbulkan ketegangan geopolitik, meskipun dalam beberapa kasus negara-negara pengaruhnya membenarkan tindakan tersebut dengan alasan keamanan atau penguatan kedaulatan. Ekspansionisme fisik di abad ke-21 menantang norma hukum internasional, seperti prinsip non-intervensi dan penghormatan terhadap kedaulatan, sehingga menjadi salah satu isu utama dalam hubungan internasional kontemporer.
2. Ekspansionisme Ekonomi
Ekspansionisme ekonomi adalah strategi yang dilakukan oleh suatu negara atau entitas ekonomi untuk memperluas pengaruh dan aktivitas ekonominya ke wilayah lain, dengan tujuan mengamankan sumber daya, memperluas pasar, dan meningkatkan keuntungan. Dalam sejarah, ekspansionisme ekonomi sering terlihat pada era kolonial ketika negara-negara Eropa menjelajahi dan menguasai wilayah baru demi rempah-rempah, emas, dan komoditas lainnya.