1. Kasus Penembakan PMI oleh Aparat Malaysia
Penembakan 5 Pekerja Migran Indonesia (PMI) oleh aparat Malaysia ramai diberitakan di berbagai Media Massa, sekaligus berita duka bagi masyarakat tanah air. Dari berita yang beredar penembakan tersebut terjadi pada Jumat, 24 Januari 2025 bahwa satu dari lima PMI yang ditembak oleh Otoritas Maritim Malaysia dilaporkan meninggal dunia. Sementara itu, yang lainnya mengalami luka-luka. Lokasi insiden ini berlangsung di perairan Tanjung Rhu, Malaysia.Â
Dijelaskan oleh Christina Aryani, selaku Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) bahwa penembakan dilakukan karena terlihat sebuah kapal yang diawaki oleh 5 PMI tersebut beroperasi tidak sesuai prosedur yang berlaku. Atas kejadian tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di Malaysia mengirim Nota Diplomatik untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut atas insiden tersebut, karena diyakini masuk dalam penggunaan kekuatan secara berlebihan (excessive use of force).
2. Sejarah Pembunuhan PMI oleh Aparat Malaysia
Apabila melihat data 20 tahun terakhir, LSM Migrant Care setidaknya mencatat sebanyak 75 PMI meninggal karena pembunuhan oleh aparat Malaysia tanpa proses peradilan. Akan tetapi anehnya, kasus pembunuhan yang terjadi tidak pernah diusut tuntas. Terkait ini, Wahyu Susilo, selaku Direktur Migrant Care menegaskan untuk mengusut tuntas kasus penembakan terhadap 5 PMI tersebut agar aparat Malaysia tidak sewenang-wenang.
3. Faktor-faktor mengapa Polemik dengan Malaysia tidak kunjung reda
a. Kurangnya Transparansi dalam Penanganan Kasus:
- Ketiadaan informasi dan transparansi mengenai penyelidikan insiden penembakan dapat menimbulkan ketidakpercayaan. Jika pemerintah Malaysia tidak menjelaskan secara terbuka dan jelas tentang langkah-langkah keamanan dan akuntabilitas, hal ini bisa memperburuk hubungan.
b. Persepsi Publik dan Media:
- Media sering kali menyoroti kejadian negatif terkait PMI, termasuk pelanggaran hak asasi manusia, yang menciptakan pandangan negatif terhadap Malaysia di mata masyarakat Indonesia. Hal ini juga mendorong sikap skeptis terhadap upaya diplomasi antara kedua negara.
c. Politik Domestik di Malaysia:
- Situasi politik dalam negeri Malaysia dapat mempengaruhi cara penanganan isu yang melibatkan PMI. Politisi mungkin menggunakan isu ini untuk kepentingan politik mereka, sehingga menghambat penyelesaian yang konstruktif.
d. Stigma Terhadap Pekerja Migran:
- Terdapat stigma yang menganggap PMI sebagai beban dan terkadang sebagai pelanggar hukum di Malaysia. Ini menghambat perlakuan yang adil dan berkeadilan, serta meningkatkan ketegangan antara PMI dan aparat penegak hukum.