Persoalan etika menjadi tema yang mendominasi perjalanan debat Capres dan Cawapres 2024. Saat ini soal etika memuncak pada debat Cawapres kedua yang baru saja dilaksanakan oleh KPU, 21 Januari 2024.
Masalah etika sesungguhnya sudah dimulai sejak debat Capres sesi pertama, kala perdebatan antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto memanas.
Tidak tanggung-tanggung, soal etika kemudian dibawa ke ruang-ruang publik, menjadi tema percakapan yang tidak habis-habisnya.
Lalu pada Debat Capres kedua, atau debat sesi ketiga, di mana Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo seolah kompak menghajar Prabowo Subianto.
Sepertinya di sinilah mulainya persoalan etika dibahas secara serius. Anies paling disoroti netizen karena sikapnya yang terlampau agresif menyerang Prabowo.
Persoalan etika pun coba dibalikkan ke Anies Baswedan sebagai orang pertama yang menyinggung soal etika, persisnya pelanggaran etika dalam putusan MK.
Anies disebut tidak beretika menyerang Prabowo, ditambah lagi, Anies dipandang sebagai orang yang tidak tahu berterimakasih sudah pernah dimodali dan dimenangkan secara ikhlas oleh Prabowo pada Pilgub DKI Jakarta.
Pasca debat Cawapres kedua, atau debat sesi keempat, soal etika menjadi semakin ramai. Gibran dipandang sangat tidak beretika melakukan serangan personal kepada kedua lawannya.
Pendukung Gibran kemudian membalikkan soal etika kepada kubu pasangan calon Capres dan Cawapres Anies-Muhaimin, bahwa Gibran memberi pelajaran bagaimana rasanya diserang saat debat.
Sepertinya yang dimaksud adalah sakitnya perasaan Prabowo Subianto saat diserang oleh Anies dan Ganjar pada debat Capres kedua.