Suasana ini sesungguhnya terasa, bahwa seolah-olah soal etika diangkat karena adanya rasa kasihan terhadap seorang Capres atau Cawapres yang diserang dalam debat.
Anies dan Ganjar misalnya dihujat karena menyerang Prabowo secara berlebihan, dinilai menyerang personal, lalu dijadikan wacana standar kepantasan seorang pemimpin.
Penggiringan opini seperti ini sesungguhnya berbahaya, karena perhatian publik akan dialihkan dari penilaian terhadap kapasitas seorang pemimpin menjadi rasa kasihan terhadap seorang pemimpin.
Opini publik berupaya diarahkan agar melihat Capres yang sedang diserang itu tertindas dan Karenanya dia layak untuk dipilih.Â
Ini semacam logika sinetron, tokoh protagonis selalu berada di posisi yang ditindas, sementara yang menyerang diposisikan sebagai penjahat.
Padahal konteks debat Capres dan Cawapres bukan seperti itu. Debat diselenggarakan bukan untuk mencari rasa kasihan penonton. Tetapi harus menunjukkan keunggulan gagasan kepemimpinan.
Hal ini yang tidak dipahami dengan baik oleh para penonton yang muda baper karena menonton debat Capres dan Cawapres. Mereka kira posisi Capres dan Cawapres itu seperti tokoh protagonis versus antagonis dalam sinetron.
Justru harusnya publik pandai menilai, bahwa ketidakmampuan seorang calon pemimpin mempertahankan argumentasinya menandakan bahwa visi kepemimpinannya sesungguhnya keropos.
Maka seharusnya ada edukasi politik, bahwa memilih pemimpin bukan karena rasa kasihan, tetapi lihatlah gagasannya, cara berpikirnya, cara dia bertarung gagasan, mempertahankan cara pandangnya yang rasional, dan lain sebagainya.
Kalau pilihan kita harus berdasarkan belas kasihan, kualitas pemimpin kita akan menurun, dia akan membaca kebutuhan publik dan akan mulai menyusun strategi akting dari waktu ke waktu sampai waktu pencoblosan tiba.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI