Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kala Kekuasaan Merasa Tertindas, Orang Biasa Harus Lebih Peka

11 Januari 2024   04:57 Diperbarui: 11 Januari 2024   05:12 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com/Vlada Karpovich

Sebab itu merupakan bidangnya Prabowo, dia pelaksana kebijakan yang bisa ngomong lebih banyak karena menguasai persoalan. Jika dikuliti bahkan oleh seluruh hadirin di forum debat itupun, Prabowo pasti punya jawaban, sepanjang pengalamannya di dunia pertahanan.

Prabowo bisa menjelaskan banyak hal tanpa harus membuka data pembelian alutsista yang katanya rahasia. Misalnya Prabowo bisa menjelaskan tentang tanah HGU yang dipersoalkan, atau indikasi orang dalam sebagaimana yang dikatakan oleh Anies Baswedan.

Belum lagi Prabowo diuntungkan oleh banyaknya harta yang dimilikinya. Tidak usahlah dihitung HGU yang dipersoalkan Anies, total harta kekayaan Rp2 triliun menurut laporan LHKPN saja itu sudah sangat lumayan.

Belum jabatan, pangkat, reputasi, gaji, dukungan parpol-parpol besar, serta kedudukannya di mata publik, serangan Anies itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan itu semua.

Lalu mengapa publik yang menangisi Prabowo itu tidak menangisi kehidupan orang-orang biasa saja? Orang-orang yang setiap hari harus memutar otak mencari uang memberi makan keluarga?

Orang-orang yang karena kesusahannya lantas mengkritik pemerintah, dan dianggap sebagai penjahat, padahal kebijakan yang tidak merata dialaminya.

Mengapa para pengkritik selalu dipandang sebagai penjahat? Karena kekuasaan yang selalu minta dikasihani, jangan dikritik, jangan diserang, sementara mereka punya banyak fasilitas yang menjadi sumber kenyamanan hidup sehari-hari.

Sementara terkadang kekuasaan tidak merasa kasihan terhadap orang-orang biasa yang jadi menderita karena kebijakan yang mereka buat, merugikan buruh, petani, nelayan, dan kaum miskin.

Semua penyebabnya hanya 1, karena kekuasaan merasa tertindas.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun