Anies juga berulangkali menyampaikan dalam sesi-sesi Desak Anies, bahwa dia tidak meminta masyarakat untuk memilih dirinya. Tetapi jadilah pemilih yang rasional!
Rasional dalam pandangan Anies berasal dari kata 'rasio', perbandingan. Pemilih rasional adalah pemilih yang mampu melakukan perbandingan antara Calon Presiden yang satu dengan yang lainnya.
Sebaliknya, pemilih yang tidak mampu membandingkan antara calon pemimpin yang satu dengan calon pemimpin yang lainnya, adalah pemilih yang irasional.
Ada 3 aspek yang ditekankan Anies dalam perbandingan itu, sekaligus menjadi referensi bagi masyarakat untuk membandingkan calon pemimpinnya:
1. Rekam jejak;
2. Rekam gagasan;
3. Rekam karya.
Anies menilai 3 hal ini adalah prediktor terbaik untuk menilai calon pemimpin di masa depan. Bukannya berdasarkan janji-janji, soal itu, siapapun dapat menjanjikan segala hal.
Gerakan 'Desak Anies' lebih efektif untuk mengedukasi masyarakat dalam menghadapi Pemilu 2024. Masyarakat diajak berpikir kritis untuk menentukan calon pemimpinnya.
Masyarakat diajak untuk mengutamakan gagasan ketimbang yang lainnya termasuk uang. Politik jauh lebih bermartabat dibangun berdasarkan gagasan dibandingkan berdasarkan uang.
Tetapi gerakan 'Desak Anies' yang menghadirkan banyak masyarakat dalam setiap sesinya di daerah-daerah, belum tentu menjamin elektabilitas seorang Anies Baswedan bisa naik drastis.