Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Cerita Cak Nur Soal Kekalahan Richard Nixon dari John F Kennedy Gara-Gara Debat Capres

2 Desember 2023   05:45 Diperbarui: 2 Desember 2023   05:52 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Instagram @caknursociety

Penentuan nomor urut Capres dan Cawapres 2024 sudah dilakukan oleh KPU, selanjutnya masyarakat menunggu kapan debat Capres digelar? 

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa debat Capres tidaklah penting, toh masing-masing Capres sudah punya pendukung masing-masing.

Debat Capres tidak lebih sekadar mempertegas kehebatan masing-masing pasangan calon. Kalaupun kalah narasi, masih bisa didalihkan bahwa ada hal yang lebih penting, yaitu praktik kepemimpinan di lapangan.

Soal yang terakhir disebutkan, Anies Baswedan kerap dibandingkan dengan Presiden Jokowi. Pendukung Jokowi sering menyebut Anies hanya pandai menata kata (tidak bisa menata Kota) alias bacot doang.

Sebaliknya pendukung Anies, atau bahkan Anies sendiri yang kadang membalas dengan sindiran: jangan hanya kerja doang, gagasan yang utama, baru narasi, setelah itu baru kerja!

Jika dilihat dari kesiapan dan kemampuan retorika, sepertinya Anies Baswedan lah yang kelihatan paling siap menghadapi debat Capres. Kalaupun diikuti yang lain, Cawapres Mahfud MD juga kelihatan sama siapnya.

Lihat saja undangan diskusi baik di kampus-kampus maupun di acara mana saja, hampir tak pernah ditolak Anies. Bahkan acara diskusi sekaligus uji publik di UNM, Anies bisa membuat Rocky Gerung kalem.

Tetapi Anies dan pendukung Anies jangan senang dulu, debat Capres tidak selamanya akan bisa seperti yang dibayangkan, bahwa Anies akan kelihatan lebih meyakinkan publik di forum itu.

Sebab Cak Nur (Nurcholish Madjid) penah berkisah betapa tidak efektifnya debat Capres untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas calon, bahkan tidak efektif dalam menumbangkan lawan.

Cak Nur pernah berkisah mengenai kekalahan Richard Nixon atas John F Kennedy dalam Pilpres Amerika Serikat tahun 1960. Kisah tersebut diabadikan dalam buku 'Atas Nama Pengalaman: Beragama dan Berbangsa di Era Transisi'.

Orang-orang menyangka Nixon bakal menang gegara dirinya adalah Wapres petahana Eisenhower selama 8 tahun, dan masyarakat tahu bahwa si Wapres lebih dominan dalam pemerintahan.

Tetapi nyatanya Nixon kalah pada Pilpres AS tersebut. Gara-gara apa? Cak Nur bilang begini:

"Ketika diadu di televisi suara Nixon itu ternyata, pecah, kecil, dan cempreng. Sebaliknya suara Kennedy bagus dan berwibawa," kata Cak Nur dalam buku 'Atas Nama Pengalaman...' sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

Cak Nur ingin menunjukkan bahwa sekelas Amerika Serikat sekakipun, masyarakatnya lebih memandang ketokohan Capres ketimbang isi debatnya, apalagi Indonesia.

Karena menurut Cak Nur, debat Capres sendiri lebih berguna sebagai edukasi politik ketimbang sebagai amunisi untuk mengalahkan Capres lain.

Jadi, meskipun dari segi wacana dan retorika Anies di atas angin, tetapi debat Capres telah membuktikan di dalam sejarah bahwa Capres yang sudah terlanjur ditokohkan akan dipandang lebih penting ketimbang isi gagasannya.

Hal ini sekaligus sebagai warning bagi para pendukung Anies, bahwa tidak tepat mengandalkan debat Capres, diskusi publik, serta semisalnya, lalu menganggapnya sebagai jalan efektif untuk memberi efek kemenangan.

Ingat, kisah debat Capres yang diceritakan oleh Cak Nur bisa jadi juga akan dialami oleh para Capres di Pilpres 2024.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun