Ada beragam alasan, mulai dari perbandingan harga, cepatnya penyembuhan, hingga kepercayaan bahwa ada penyakit tertentu yang tak dapat disembuhkan secara medis.
Selain dari pemikiran pasien itu sendiri, tidak jarang pula beredar cerita tentang oknum tenaga medis yang menyarankan untuk berobat ke "orang pintar", gara-gara penyakit tidak ditemukan setelah dilakukan diagnosa atas keluhan pasien.
Namun secara umum, dunia kesehatan medis tidak menyarankan pengobatan ditempuh melalu jalur alternatif. Pasien tetap akan disarankan ke dokter atau ke rumah sakit. Alasan utamanya adalah pengobatan alternatif tidak dijamin keamanannya.
Misalnya mengenai obat-obatan tradisional, BPOM melalui situsnya di tahun 2006 tidak menyarankan atau bahkan melarangnya, sebab tidak ada jaminan apakah obat-obatan tersebut bercampur dengan zat kimia berbahaya atau tidak.
Juga mengenai metode atau teknik pengobatan tradisional, tidak dapat dijamin keamanannya sebab pelaku pengobatan alternatif tidak mengantongi izin berupa sertifikat dari lembaga kesehatan yang resmi, atau ijazah dari perguruan tinggi jurusan kesehatan, sebagai lisensi bahwa pelaku pengobatan benar-benar terpercaya baik secara keilmuan maupun pengalaman.
Lain halnya dengan dokter, atau tenaga medis lainnya. Mereka mengantongi ijazah sebagai bukti bahwa mereka telah dinyatakan pantas untuk melakoni profesi layanan kesehatan.
Maka tak heran jika kemunculan Ida Dayak yang viral melakukan pengobatan alternatif melalui ritual dan cara khusus itu, menjadi persoalan saat ini. Dunia medis sudah pasti tidak menyarankan pengobatan ditempuh dengan cara seperti itu.
Sementara, Ida Dayak seakan menjawab kebutuhan masyarakat yang inginnya sembuh dengan cepat, lagipula murah, serta terbukti berhasil. Juga masyarakat melihat, dalam hal pengobatan patah tulang, cara Ida Dayak lebih pasti, ketimbang dengan cara medis yang harus pakai gips, atau operasi, yang penyembuhannya lama dan mahal.
Dari fenomena viralnya Ida Dayak itulah, kita dapat melihat bahwa kesembuhan dengan cara yang tidak masuk akal dan tidak digaransi keamanannya, lebih penting ketimbang prosedur pengobatan medis yang rasional.
Pengobatan medis yang merupakan produk dari sains rupanya kurang diminati ketika cara yang non-sains lebih membuktikan efisiensinya. Hal ini seakan membuktikan bahwa sains tidaklah digdaya.
Sebaliknya, dunia medis yang memenuhi standar sains yang positivistik (empiris dan rasional) menganggap bahwa pengobatan alternatif semacam Ida Dayak tidak memenuhi syarat ilmiah. Sedangkan keilmiahan lah yang paling mendekati kebenaran sebab metodenya yang terpercaya.