Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toko Buku yang Menjelang Mati

3 April 2023   11:20 Diperbarui: 3 April 2023   11:22 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh iya, selain membeli buku, saya juga kerap nitip buku karya saya sendiri di sana. Lumayan, dari beberapa toko buku yang saya titipi, di "Toko Buku" yang paling laris. Pelanggannya rerata mahasiswa.

/2/

28 September 2018 menjadi momen kesedihan ganda bagi saya. Bukan saja karena kondisi sebagai penyintas gempa tektonik berkekuatan 7,4 SR, tetapi juga karena "Toko Buku", tempat tamasya saya di awal bulan, digulung gelombang tsunami. "Toko Buku" rata dengan tanah.

Saya mendapat kabar itu lima hari habis gempa, dan memastikan sendiri bahwa "Toko Buku" tak lagi berbentuk toko atau kios buku. Jauh lebih menyedihkan dari itu, dindingnya yang dari rangkaian papan-papan tercerabut berantakan: patah, pecah, hancur, tiarap di tanah.

Mungkin saja masih ada sisa-sisa buku yang bisa diselamatkan, saya bergumam dalam hati, dan ternyata hanya ada satu: bundelan nahwu-sharof yang koyak dan dipenuhi pasir yang mengering, beberapa halaman awalnya copot. Buku lain tak ada barang sebiji.

Ternyata buku-buku--yang semuanya rusak--usai diterjang tsunami itu diselamatkan pemiliknya sehari pascagempa, ia mengungsi ke luar kota sementara waktu.

"Toko Buku" hadir kembali di kota ini dengan cara menumpang di perumahan BTN kaki bukit. Keberadaannya hanya bisa diketahui lewat medsos, dan dari gosip-gosip beberapa orang yang jumlahnya amat sangat sedikit itu--dan sayangnya inilah gosip tersepi sepanjang sejarah, gosip tentang adanya toko buku yang numpang di sudut kota, sembari menunggu peluang bangkit lagi.

Sudah begitu, alamatnya sulit dijumpai. Saya mengetahui sejumlah kompleks perumahan BTN di kota ini. Ada perumahan BTN yang bloknya A1, B1, C1, ... Z, bahkan ada yang sampai dua huruf: AA, AB, AC, AD .... "Toko Buku" berada di perumahan BTN sebelah barat yang bloknya hanya sampai D. Tetapi tetap saja saya kesulitan menemukannya segera.

Itu lagi lebih tidak menyerupai toko buku, kios pun sama jauhnya dari mungkin. Buku-buku dilapak begitu saja di atas tikar, ada banyak judul-judul yang hilang. Lebih tepatnya itu buku-buku yang baru saja diadakan, sebagian besar judulnya sama dengan yang lalu sebelum semua rusak karena air laut.

"Baru ini yang ada," kata pemilik toko buku itu, "semoga secepatnya bisa bertambah."

"Amiiin ...." Saya hanya menjawab demikian setelah membayar "Metamorfosis", novelet Franz Kafka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun