Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ahmad Dhani dan Koleksinya

31 Maret 2023   02:59 Diperbarui: 31 Maret 2023   03:03 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dhani juga tahu sesiapa yang membela Rushdie dan konsekuensi dari pembelaan atas fatwa mati itu. Adalah Gus Dur (KH. Abdurrahaman Wahid) yang dijadikannya contoh. "Iya, karena Gus Dur itu orangnya demokratis banget, kan ...." itu sebagai penegasannya bahwa Gus Dur, sepengetahuannya, bukan karena mengakui Satanic Verses itu benar, melainkan karena Gus Dur tidak suka pada upaya pembungkaman terhadap kebebasan berekspresi. Salah satunya dengan adanya fatwa mati itu.

Gus Dur menanggung konsekuensinya, demikian Dhani menerangkan, sejak pembelaan itu hubungan Presiden RI ke-4 itu menjadi renggang dengan pemimpin agung Iran, Ruhullah Khomeini.

Dhani tak hanya menyimpan koleksi foto atah lukisan tokoh-tokoh politik, musisi-musisi besar juga ramai menghiasi dinding istananya, salah satu yang menarik untuk saya pandangi adalah Ludwig Van Beethoven, komposer kenamaan itu. 

Juga foto-foto lawas tokoh-tokoh Tionghoa yang tentu saja non-Islam, saya kira tak satupun tokoh-tokoh itu yang popular kita kenal. Tapi foto-foto itu punya nilai sejarah yang tinggi. Ditambah beberapa papan nama bertuliskan huruf mandarin. Koleksi-koleksi itu sesungguhnya menampilkan jiwa Dhani yang tidak rasis atau dia bukanlah orang yang intoleran, apalagi pembenci etnik Tionghoa.

Hal ini sekaligus menepis anggapan jika Dhani turut menyebut Ahok menista agama karena alasan etnik atau agama. Ahok menurut Dhani tidak pada tempatnya membawa-bawa al-Maidah 51 untuk dipelintir maknanya secara politis. Ahok tidak sedang di forum ilmiah, atau sedang melakukan kajian intelektual. Ia melakukannya di forum terbuka, momen yang sarat dengan muatan politis. Juga karena audiensnya masyarakat luas, memang rawan menimbulkan multitafsir hingga taraf yang lebih ekstrim.

Koleksi-koleksi itu, yang mengharukan adalah koleksi foto-foto orangtua hingga kakek buyut Dhani. Ia menyimpannya di beberapa tempat. Seperti di ambang lorong menuju pintu luar rumah, supaya ia merasa seakan pamitan kepada orangtua sebelum meninggalkan rumah.

Foto-foto keluarga itu menyiratkan Dhani adalah seseorang yang menganggap penting sejarah keluarganya, silsilahnya. Foto-foto itu hanya beberapa yang berhasil dikoleksinya. Bahkan, kecintaan terhadap silsilah itulah yang sempat membuat Dhani pernah dituduh Yahudi, lantaran di salah satu sampul album Dewa 19, Dhani mengucapkan Thanks to the gen, hal itu bisa kita temukan di serial video unggahan di Youtube bertema "Dhani Dewa dan Yahudi".

Dhani kemudian menepis video-video itu. Katanya, yang mendesain gambar beserta aneka simbol dalam pelbagai sampul album Dewa 19 adalah kerjaan pelukis-pelukis yang ia pilih. Gambar-gambar itu terserah pelukisnya, kalau cocok ya dipakai.

Namun jika dilihat dari konsistensi simbol-simbol itu, bukan mustahil kalau Dhani punya pengetahuan tentang itu semua. Meskipun paganisme bukan keyakinannya. Dhani punya koleksi Ilustrated Bible tahun 1800-an (kitab serupa terbitan tahun 1500-an dimiliki oleh Fadli Zon), adalah bibel yang dilengkapi ilustrasi beserta tokoh-tokohnya. Bibel itu tebal sekali dan memiliki segel, itu adalah kitab model kuno, gambar-gambar ilustrasi di dalamnya saja masih menggunakan pensil.

Bibel itu diperlihatkan kepada Ustad Fatih Karim, salah satu ustad yang menekuni dunia Youtuber, beserta koleksi bukunya yang lain. Ustad Fatih berulangkali berdecak kagum menyaksikan buku-buku itu, di antaranya ada berjilid-jilid kitab kuning; buku-buku sejarah pemimpin dan pemikiran; buku sejarah Islam semisal History of Arabs nya Phillip K. Hitty dan Perang Suci nya Karen Amstrong; Bhagavad Ghita; Satanic Verses; hingga Das Capital tiga jilid.

Sehingga Ustad Fatih Karim menyebut Dhani adalah perpaduan antara musisi dan pemikir. Sosok lain jika ia musisi, demikian Ustad Fatih, pasti bukan pemikir, tidak baca buku. Pun sebaliknya, seorang pemikir, rajin baca buku, ia bukan musisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun