Mohon tunggu...
Sadira Talitha Hanania
Sadira Talitha Hanania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya

Tertarik dengan mental health

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cinta Berujung Petaka

19 Desember 2023   22:50 Diperbarui: 19 Desember 2023   23:59 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekerasan. Sumber Ilustrasi: Ema/ Suarajogja.id

Kemudian, susun rencana keselamatan. Jika kamu sudah siap dalam mengambil keputusan untuk melepaskan pasanganmu, segera susun rencana dengan merahasiakannya dari siapa pun. Atau jika kamu membutuhkan orang lain dalam rencana tersebut pastikan bahwa orang itu tidak akan membuka rencana rahasia ini. Apabila pasanganmu melakukan kekerasan, tetap tenang dan coba untuk mencuri kesempatan dengan memotret atau merekam kejadian yang terjadi agar dapat dijadikan bukti untuk diberikan kepada pihak berwenang, seperti yang sudah Rinoa Aurora lakukan. 

"Suatu alat bukti yang dapat berupa rekaman audio maupun video tanpa seizin maupun sepengetahuan tergugat boleh dilakukan. Tidak penting apakah "alat bukti" semacam itu akan dinyatakan sah atau invalid nantinya, yang terpenting ialah "fakta hukum" yang tersimpan dibaliknya dapat terungkap." Tulis Hery Shietra (2022) dalam artikel berjudul "Rekaman Video / Audio secara Tersembunyi, apakah Valid dan Sah menjadi Alat Bukti di Persidangan?" yang dimuat di Hukum-hukum. Jadi, kamu tidak perlu takut untuk mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya terjadi karena sudah ada hukum yang melindungi kamu.

Hal terakhir yang harus kamu lakukan yaitu jangan pernah memberikan kesempatan kedua. Setelah kamu sudah membuat keputusan yang bulat untuk bebas dari pasanganmu, jangan pernah memberi sinyal harapan. Dalam mengakhiri suatu hubungan kalau masih ada celah yang dibiarkan terbuka maka memungkinkan jika pasangan akan memanipulasi kamu dan mengontrol kamu kembali. Menurut Efnie Indrianie (2022), seorang psikologi anak, remaja dan keluarga mengatakan bahwa jika seseorang sekali berbuat kekerasan kemudian tidak melakukan proses terapi akan sulit untuk mengubah perilakunya. Ungkapkan dengan jelas bahwa kamu ingin benar-benar pisah darinya, sehingga mantan pasangan tidak memiliki alasan untuk kembali lagi ke hidupmu. Jika dibutuhkan, kamu bisa memblokir semua sosial medianya agar dia tidak berharap dan mengetahui segala aktivitasmu.

Melepaskan hubungan dengan pasangan yang sudah dijalin memang tidak mudah, terutama dengan kenangan bahagia bersama pasangan. Tetapi dibalik itu semua, kebahagiaan dirimulah yang harus diutamakan. Tidak memungkinkan jika kamu hanya terus berdiam diri ketika pasanganmu melakukan kekerasan, ingatlah bahwa dirimu lebih berharga. Jadi mulailah untuk membuat rencana keselamatan bagi dirimu! Jika kamu ingin bertahan dengan sikap pasanganmu yang menyiksa, baiklah. Akan tetapi, apakah kamu rela jika tubuhmu dan jati dirimu menjadi sasaran emosi pasanganmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun