Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Meriahnya 17 Agustus dan Kehidupan Masyarakat di Pulau Penawar Rindu, Belakang Padang

24 Agustus 2024   15:46 Diperbarui: 24 Agustus 2024   15:51 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Pelabuhan Perahu Pompong di Pulau Belakang Padang - Dokpri

Sebelumnya, sekitar tahun 2019 masyarakat menurut keterangan bapak pengendara becak, mereka masih sedikit sulit untuk berkomunikasi. Jaringan untuk telephone dan internet memang sudah ada, tapi saat itu belum terlalu bagus. Sehingga untuk kepengurasan suatu hal di kantor kelurahan sedikit membutuhkan waktu dan bersabar. Menurut saya, ini merupakan faktor ekternal lainnya, sama halnya seperti masalah geografis. 

Aktivitas Pengunjung yang siap menyaksikan Lomba Perahu Layar 17 Agustus. Dokpri
Aktivitas Pengunjung yang siap menyaksikan Lomba Perahu Layar 17 Agustus. Dokpri

Selain itu, sebagian besar masyarakat disana menggantungkan kehidupan mereka dengan melaut. Artinya, faktor penyuplai ekonomi masyarakat tergantung pada pekerjaan melaut. Saya melihat, masih sangat sedikit untuk usaha jualan. Paling dekat dengan pelabuhan Belakang Padang adalah Ruko, akan tetapi setelah menyusuri jalan desa/keluarahan, jarang sekali saya melihat warung atau kios - kios kecil seperti di tempat lainnya.

Saya tidak terlalu pesimis dengan lambatnya perkembangan yang saya lihat, dan saya sangat - sangat yakin jika kemudian hari perkembangan Kota Batam juga akan memberikan dampak yang signifikan terhadap sejumlah pulau - pulau kecil di sekitarnya. Sebab Batam punya posisi yang sangat strategis secara geografis, berada di paling batas kepulauan Riau tetapi menjadi gerbang utama pertumbuhan ekonomi di kepulauan Riau. 

Selain itu, Batam berada dekat dengan negara tetangga Singapura, menjadikan Batam sebagai central transit terbaik yang sering di gunakan oleh para wisata dari luar. Jelasnya, secara potensial akan memberikan manfaat  untuk kehidupan di sekitarnya. Saya lebih senang menyebut Batam sebagai kota transit antara barang dan juga manusia. Kita lanjut lagi cerita 17 Agustus dan Pulau Belakang Padang.

Beberapa pulau lainnya punya banyak cerita yang menarik, di Pulau Belakang Padang sendiri menurut cerita bapak pengendara becak, dulu orang pembuat pantun yang mereka sebut pahlawan, sering mampir ke pulau ini. Sebelumnya pulau ini tidak memiliki penghuni. Dari orang berdatangan dan lama kelamaan mendiami pulau ini, terutama suku Melayu, dan sejumlah pedagang yang singgah.

Kepulauan Riau, ada banyak pulau dengan jejak Sejarah tersendiri, mungkin berdekatan dengan jalur sutra atau yang sering disebut Selat Malaka membuat beberapa pulau di Kepulauan Riau ini punya Masyarakat yang sangat heterogen. Saya belum tahu story menarik tentang Sejarah melayu di pulau ini, tapi sangat yakin dengan adanya hubungan antara Masyarakat dan perahu layer yang dilombakan pada 17 Agustus ini. Semoga ada catatan Sejarah yang dapat kita temui sebagai bagian dari kekayaan yang tersimpan rapi untuk menjaga keunikan Pulau Belakang Padang.

Kata Mbak dian, rekan waktu sama-sama menyeberang ke pulau Belakang Badang. Pulau Belakang Padang ini sebelumnya tidak punya penghuni, penghuni Pulau Belakang Padang ini berpindah dari suatu pulau lagi di dekat Belakang Padang, lebih dekat ke negara Singapura, namanya pulau Sambu. Hal ini memicu rasa penasaran saya, untuk tahu lebih jauh tentang pulau Sambu.

Mungkin di lain waktu, bisa mengambil kesempatan berkunjung ke pulau sambu dan memenuhi rasa penasaran dengan sekedar melihat atau mendengar cerita dari Masyarakat yang tinggal di sana. Sebelumnya, di perjalanan laut kami menyeberang dari Batam ke Pulau Padang, saya melihat banyak tangki minyak berukuran besar di pulau pulau kecil depan Batam, dekat dengan pulau belakang padang.

Rasa penasaran itu membuat saya Kembali bertanya pada Mbak dian, kata dia, sama halnya cerita Pulau Belakang Padang tadi, Masyarakat yang berpindah dari pulau Sambu ke Belakang Padang ini, karena di pulau Sambu ini punya pangkalan minyak. Mendengar cerita mbak dian, saya berpikir kalau beberapa pulau kecil sekitar sini, kemungkinan menjadi pangkalan minyak masa pendudukan Belanda saat itu.

Perahu Layar Melewati Depan Pelabuhan dengan Latar Belakang Bengunan Tinggi Negara Tetangga Singapura. Dokpri
Perahu Layar Melewati Depan Pelabuhan dengan Latar Belakang Bengunan Tinggi Negara Tetangga Singapura. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun