Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Kebahagiaan di Mata Bapak - Bapak Pengendara Becak di Pulau Penawar Rindu

22 Agustus 2024   23:10 Diperbarui: 23 Agustus 2024   03:03 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Pengendara Becak, Mengayuh Becak Keliling Belakang Padang. Dokpri

Hal yang paling saya sukai, ketika kelar kami berkeliling, kendaraan becak yang kami tumpangi itu tarifnya hanya Rp, 20 000 per sekali keling. Sebelumnya dari obrolan awal saya bersama mereka bertiga soal tarif atau ongkos tadi, mereka sudah sampaikan Rp, 20. 000 untuk 1 penumpang. Yang saya pikirkan, mungkin sekali antar saja dengan tarif demikian, ternyata, tarif itu sudah tarif untuk keliling di pulau belakang padang, ini sangat luar biasa.

Salah satu masjid di Pulau Belakang Padang. Dokpri
Salah satu masjid di Pulau Belakang Padang. Dokpri

Mereka mengayuh dengan keikhlasan, menempuh jarak yang lumayan jauh, tetapi hanya memberikan tarif begitu murah. Kalau ditanya apakah tarif becak ini ditentukan oleh pemerintah, saya belum sempat menanyakan ihwal aturannya. Yang paling pentingnya, saya meliha mereka mengayuh becak dengan rasa cinta untuk menyambut rezeki yang datang pada mereka di hari itu.

Ketika bapak – bapak itu menerima uang ongkosnya, saya meliha senyumah sykur mereka yang sangat tulus. Saya jadi berpikir begitu bedanya dengan orang – orang sekali gajian bulanan bisa 5 sampai 6 jutaan tapi dengan wajah masam. Ini seperti sebuah teguran untuk tetap bersyukur dengan apapun yang menjadi hasil dari upaya kita.

Jelasnya, perbandingan hasil atau pendapatan dari suatu pekerjaan mungkin antara langit dan bumi, tapi bapak – bapak pengendara becak seketika mengajarkan saya tentang kebahagiaan di hati mereka atas berapa pun yang mereka dapat dengan keringat dan kerja keras mengayuh becak untuk beberapa saat membawa pengunjung berkeliling pulau penawar rindu.

Saya sangat jatuh cinta dengan susana yang ramah seperti di pulau belakang padang, sepertinya kembali ke pulau belakang padang menjadi keharusan untuk waktu lainnya. Oke, sampai sini dulu, nanti akan saya lanjutkan lagi Bab berikutnya tentang keramaian event 17 agustusan dan keunikan pulau Penawar Rindu belakang padang, dan juga tentang keramahan dari tutur orang melayu yang membuat kamu jatuh cinta ragam bahasa yang kita miliki di bangsa yang besar ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun