Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Kebahagiaan di Mata Bapak - Bapak Pengendara Becak di Pulau Penawar Rindu

22 Agustus 2024   23:10 Diperbarui: 23 Agustus 2024   03:03 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Pengendara Becak, Mengayuh Becak Keliling Belakang Padang. Dokpri

Waktu saya menyeberang dari batam ke Pulau Belakang padang, hari itu cuacanya lumayan santai, hujan hanya sebentar setelah itu kembali cerah sampai event 17 Agustusan berakhir. Dari obrolan bersama bapak – bapak pengendara becak, saya melihat senyuman bahagia ketika ada penumpang yang mau naik becak untuk berkeliling di Pulau Padang. 

Meskipun untuk mengambil penumpang berdasarkan urutan nomor parkir, mereka tetap setia menunggu, duduk memantau sekitar mereka dan tak lupa ngobrol sama siapa saja di dekat mereka. Kamu akan temui keramahan melayu yang sejatinya ada disana, ada denyuman melayu yang begitu indah, ada warna bahagia dalam tutur sapa orang – orang melayu dengan gaya bahasa yang lembut.

Saya masihh ingin ngobrol banyak hal dengan bapak – bapak pengendara becak, sayangnya waktu saya terlalu sedikit. Semoga mereka selalu berikan senyuman terbaik dengan khas kesantunan melayu untuk setiap pengunjung yang datang ke rumah mereka (Pulau Belakang Padang).

Setelah orang rumah dan rekan kerja mereka sudah kelar dengan acara makan - makannya, kami memilih untuk berkeliling di pulau belakang padang. Menggunakan 5 becak dari bapak – bapak pengendara yang sempat saya ngobrol dengan mereka tadi.

Kami menyusuri perumahan masyarakat disana, jalan raya di Belakang Padang dibilang sudah lumayan bagus untuk kendaraan becak, dan kendaraan roda dua. Waktu saya disana, saya tidak melihat kendaraan roda 4, tetapi kata bapak si pendara becak, ada kendaraan roda 4 ambulance dan pemadam kebakaran, saya tidak menanyakan terlalu detile tentang hal ini karena sangat menikmati perjalan keliling di Pulau Belakang Padang.

Untuk fasilitas jalan di Pulau Belakang Padang ini, sebagian sudah menggunakan aspal, beton dan sebagian ruasnya lagi menggunakan semacam paving blok dan juga trotoar seperti jalan ditempat lain, tetapi jalannya lumayan mulus menyusuri setiap inci perkampungan disana.

Kata bapak pengendara becak, saat ini mereka menikmati perbaikan jalannnya, mereka sangat nyaman meskipun jalan mereka belum sama seperti jalan-jalan di pulau lain yang mungkin lebih bagus dari itu. Waktu saya menanyakan tentang sumber air minum, kata si bapak, air untuk mereka minum adalah air tampungan dari hujan. Mereka membuat semacam tangki air (bak air) dari beton untuk menampung air hujan. Setiap rumah punya wadah air seperti ini, karena menurut mereka, profil tangki air yang biasanya terlalu kecil ukurannya untuk menampung air dalam jumlah besar.

Saya juga melihat beberapa sumur galian, mungkin sumur ini di gunaknakan masyarakat untuk keperluan menyiram atau keperluan lain selain air untuk kebutuhan minum. Jelasnya, kali ini senyum saya sedikit lebih lebar karena bisa jalan – jalan lagi di pulau kecil sekitar batam. Yang menariknya, tidak ada jalan yang macet.

Setiap 200 atau 300 meter, ada pemandangan indah, si bapak pengendara becak sepertinya sudah membaca isi kepala dan hati saya. Tanpa diminta untuk berhenti, si bapak sudah berisiatif untuk berhenti dan membiarkan setiap penumpang untuk menikmati pemandangan atau sekedar berswa foto untuk keperluan liburannya.

Selain pulau yang ramah, ternyata pulau Belakang Padang ini juga menjadi salah satu tempat favorit untuk sejumlah masyarakat di batam, mereka memilih sarapan pagi di pulau belakang padang. Ini hal yang sangat unik, tetapi sudah biasa saya temukan. Seperti sebelumnya saya berkunjung ke pulau Penyengat di depan tanjung pinang sekita pertengahan tahun 2023, sebagian orang di tanjung pinang juga memilih untuk mencari sarapan ke pulau penyengat, mereka menyeberang dari tanjung pinang ke pulau penyengat dengan pompong, setelah itu kembali lagi ke kota tanjung pinang.

Bagi saya, setelah menikmati perjalanan di Pulau Belakang Padang ini, sebelum kembali menyaksikan event perahu layar 17 agustusan, saya menemukan beberapa hal yang luar biasa, suasana yang masih asri, wangi kebahagiaan bisa tercium disetiap sudut rumah masyarakat disana. Mungkin namanya Pulau Penawar Rindu, setelah pulang dari pulau Belakang Padang ini, pasti ingin kembali lagi melepas rindu dan menikmati kopi sembari melihat mekarnya senyuman orang – orang melayu yang ramah, terimakasih untuk keramahannya bapak – bapak pengendara becak di Pulau Penawar Rindu, Belakang Padang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun