Selamat datang generasi baru di Fomatika-Jakarta, mau tidak mau suka atau tidak suka, rekan-rekan, adik-adik adalah generasi penerus kami, generasi harapan pengembang Fomatika-JakartaÂ
Orang-orang terpilih yang akan melanjutkan perjuangan di Fomatika-Jakarta guna berbakti dan mengabdi dalam mengaplikasikan kekeluargaan dan menjaga silaturahmi antar sesama.
Sebelum berbicara lebih lanjut, alangkah baiknya kita telaah terlebih dulu apa sebetulnya Fomatika-Jakarta ini. Tidak bermaksud menggurui rekan-rekan yang lebih dulu bergelut di Fomatika-Jakarta. Tapi setidaknya mengingat kembali agar selalu terpatri dalam sanubari masing-masing individu. Belajar dan berkarya karena Fomatika-Jakarta berlandaskan kekeluargaan.
Mungkin bingung bagi mahasiswa/i baru dengan organisasi Fomatika-Jakarta tersebut. Tapi tidak mengapa, karena seiring dengan waktu tentunya rekan-rekan akan tau apa itu organisasi Fomatika-Jakarta. Yang pasti Fomatika-Jakarta adalah organisasi kekeluargaan dari mahasiswa Tidore kepulauan yang ada di Jakarta dan beberapa kota sekitarnya.
Pada kesempatan ini kita tidak akan membahas secara mendetail apa itu Fomatika-Jakarta . Tetapi lebih kepada istilah "Pengkaderan". Â
Sebagai ajang pembelajaran bagi kita, mengenal bagaimana dunia di Fomatika-Jakarta Yang didalamnya berisi berbagai aspek baik hard skill (misal:akademis) maupun soft skill (attitude, manajerial, keorganisasian, kekeluargaan, dsb).
Pengkaderan yang di maksud pada acara Famili Gathering dan pengkaderan yang dilakukan oleh Fomatika-Jakarta merupakan sebuah proses penggemblengan tenaga-tenaga baru, rekan-rekan dan adik-adik untuk berkarya, yang telah dipimpin dan dilatih sedemikian rupa sehingga mahir dalam seluk beluk sesuatu tujuan dari Fomatika-Jakarta.
Terdapat beberapa tahapan dalam pengkaderan di Fomatika-Jakarta yang biasa diistilahkan dengan alur pengkaderan tahap I (terdiri dari Mendorong mental, Masa Bimbingan, Pengkaderan, sosial survy dalam bentuk game sampai aplikasi menjadi pengurus di Fomatika-Jakarta).
Saya hanya mengarahkan kita lebih kepada "arti dari sebuah pengkaderan di Fomatik-Jakarta" seperti tema di tulisan ini (Menyambut Mahasiswa baru dengan kegiatan kekeluargaan dan pengkaderan setta berbagi opini dan pengalaman tentang pentingnya sebuah pengkaderan di Fomatika-Jakarta.
Menelaah soal pengkaderan di Fomatika-Jakarta bertujuan untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada rekan-rekan agar mengetahui maksud pengkaderan yang dilakukan Fomatika-Jakarta
Sehingga, ketika indivudu dalam Fomatika-Jakarta ditanya tentang ini, tentu banyak persepsi saat menjawabnya kepada publik. Kebanyakan orang yang apatis memandang pengkaderan sebagai hal yang sia-sia, yang lebih kejam lagi diartikan sebagai ajang balas dendam bagi mahasiswa baru bagi senior.
Arti dari sebuah pengkaderan sebetulnya sama di organisasi manapun. Tapi, kita kerucutkan di Fomatika-Jakarta. Menurut pandangan dan hemat saya, setelah mengikuti alur pengkaderan sebagai orang yang pernah dikader dan mengkaderisasi. Secara garis besar ada tiga arti yang bisa didapat dari pengkaderan di Fomatika-Jakarta antara lain : arti kekeluargaan, arti kebersamaan dan arti pembelajaran.
Kekeluargaan merupakan asas penting yang banyak diterapkan di berbagai tempat, aspek, organisasi dan sebagainya. Kekeluargaan merupakan satuan mendasar dari kekerabatan.
Satu keluarga saling memahami dan mengenal anggota keluarganya, merasa terikat dengannya, sehingga hal apapun yang terjadi dengan salah satu anggotanya berarti mengusik satu kesatuan keluarga itu. Karena keluarga berarti tidak ada yang ditinggalkan atau dilupakan.
Setiap anggota dalam posisinya masing-maisng harus memperlakukan anggota lainnya selayaknya keluarga: adik dengan kakaknya, kakak dengan adiknya, dan orang tua kepada anak-anaknya.
Kesadaran bahwa organisasi mahasiswa adalah organisasi kekeluargaan membuat setiap anggota seharusnya memberikan kontribusi dan potensi terbaiknya untuk kemajuan organisasi sehingga organisasi (baca: keluarga) akan merasakan kenyamanan dengan kehadirannya.
Jika nilai ini dipegang dan disemaikan kepada seluruh anggota organisasi, maka setiap anggota akan sadar kemudian terdorong untuk memberikan kontribusi terbaik dalam memajukan keluarganya sendiri. Memberikan kontribusi terbaik adalah sama halnya dengan membahagiakan anggota keluarga yang lain selayaknya dalam keluarga yang sesungguhnya.
Kebersamaan : Kita Semu sadari bahwa manusia adalah mahluk sosial, terlepas siapapun kita pastilah membutuhkan orang lain. Hal ini di simulasikan di pengkaderan, langsung maupun tidak langsung, disadari atupun tidak.
Tentunya dalam periode tertentu, rasa kebersamaan ini dapat disudahi, tentunya saat keadaan sudah menuntut untuk tidak bersama lagi. Meskipun tiap kebersamaan akan berakhir, namun kebersamaan itu indah untuk dijalani dan akan indah pula kenangannya saat diingat.
Kita sama-sama jauh dari sanak keluarga. Yang ada hanyalah rekan-rekan di Fomatika-Jakarta, disitulah bagaimana kita mencoba belajar untuk beradaptasi, mandiri, dan bersosialisasi agar kita berada dalam satu tujuan sama yang ingin dicapai.Â
Bukankah demikian pada kehidupan nyata. Kita butuh orang lain untuk mencapai sukses. Ingat, banyak orang pinter yang tidak sukses karena dia tidak bisa bekerjasama dengan orang lain.Â
Jadi disinilah arti kebersamaan dari pengkaderan, mengajarkan kita untuk bekerja secara bersama-sama dalam mencapai suatu tujuan, dan itu hanya ada di Fomatika-Jakarta.
Pembelajaran : Pembelajaran dalam Fomatika-Jakarta mencakup dua aspek, aspek pembelajaran yang diberikan melalui materi-materi (dunia kuliah dan dunia mahasiswa) dan aspek pembelajaran yang terjadi secara proses alamiah dilapangan (arti dari kehidupan).
Sebab harus kita sadari dan kita yakini bahwa mahasiswa bertugas bukan hanya kuliah tetapi ada aspek sosial di sana yang nantinya harus di aplikasikan di masyarakat. Di bangku perkuliahan memang kita akan diajari tentang ilmu pengetahuan, tetapi kita tidak akan diajari bagaimana nanti saat menghadapi orang, saat kita berkomunikasi yang baik, berattitude yang bagus, dan lain sebagainya.Â
Padahal ini mutlak diperlukan oleh kita mahasiswa sebagai pembaharu, pengontrol di masyarakat. Di pengkaderan inilah kita diajari hal tersebut sebagai bekal kedepan, menyongsong kehidupan.
Terlepas dari itu semua, tentunya segala sesuatu ada kekurangannya, begitupun pengkaderan ini. Tinggal pintar-pintar kita menyikapi dan mendapatkan arti dari proses ini.
Selalu saja ada yang merasa di perbudak saat di minta mengikutinya. Memang hal wajar, dan kitapun tak bisa menuntut. Hanya saja setidaknya mereka mau membuka mata dan telinga untuk memahami tujuan dari semua ini, agar bisa memandang sisi positifnya bukan dari sisi negatifnya karena di Fomatika-Jakarta ada tujuan dan makna kebersamaan, kekeluargaan yang kalau dari jarak yang jauh kita tidak dapat melihatnya, mendekatlah dan ambil segalanya untuk jalin kebersamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H