Meredam rumor bukan lagi tugas seorang pemimpin, tepatnya pada tugas team lapangan. Sebab keduanya, menurut rumor akan berpandangan sama yakni menyelesaikan tugas-tugas yang ada dan serahkan sepenuhnya perkara ikut dan tidak Pemilu 2019 kepada masyarakat. Biarkan masyarakat yang menjawab.Â
Meski Prabowo menyatakan belum mempersiapkan diri karena pilpres masih lama, Prabowo mungkin memberikan tanda semacam isyarat dari kinerja dia pada saat ini. Begitupun sebaliknya.Â
Meskipun dalam presentase kedua figur menjadi rumor ini sebenarnya masing-masing masih memiliki kekuatan cukup dibilang besar dan kuat.Â
Sebagai publik, dari rumor yang beredar mestinya kita membaca reaksi politik tentang sejauh mana persiapan dan kesiapan pendukung begitupun kekuatan dari partainya. Kita juga belum melihat apakah rumor yang sama datang dari yang lain atau tidak?Â
Jelasnya, dari rumor tersebut mengingatkan kita pada kinerja selama ini dilakukan. Paling terlihat muncul ke permukaan adalah kerja Ketua Umum Partai Gerindra. Untuk orang Nomor satu RI, mungkin karena kesibukan serta fokus pada kerja yang belum selesai. Orang bahkan menilai kekuatan ini terlalu berpengaruh. Kita lihat saja nanati.Â
Kekuatan politik pada 2014 lalu adalah kekuatan yang dapat dilihat dengan jelas oleh publik. Begitupun rumor yang kita maksud sekarang, akan terbaca pada saat kekuatan-kekuatan saat 2014 lalu muncul bersama beredarnya rumor tentang kedua orang yang digadang-gadang ikut dalam Pemilu 2019.
Kita prediksi rumor ini secara sederhana sesuai dengan cara prediksi kita sebagai publik. Misalkan Jokowi bersikap kepastiannya akan maju pada Pemilu 2019 maka akan menjadi satu sejarah pertarungan terkuat dari Pemilu sebelumnya. Karena Prabowo dan benerapa orang yang sampai sekarang masih dalam bahasa rumor adalah kekuatan tanding dari Jokowi dan itu pasti.Â
Dari prediksi sederhana tentang rumor orang nomor satu RI Â dan kekuatan politik tendingan, semoga tidak membawa kita pada ranak masih seperti beberapa pilkada sebelumnya. Lebih pada kampanye hitam untuk mengalahkan lawan politik. Hal ini sebenranya yang tidak diinginkan publik.Â
Jika rumor ini benar adanya. Artinya Jokowi pasti sedari awal mendapat perlawanan dari kekuatan politik lawan. Entah dari lawan yang mana. Bergerak cepat dan merubak taktik.Â
Penentuannya ada pada kinerja sekarang masih dalam tahapan penyelesaiannya. Atau rumor akan menjadi alur kekuatan politik sesungguhnya dari kedua orang tersebut. Intinya perpolitikan tahun mendatang bukan konflik atau hegemoni kolektif dari kepentingan dengan ribuan jargon perubahan.Â
Kita lihat  pada era Megawati justru banyak konflik kekerasan berbasis agama seperti yang terjadi di Ambon, Maluku dan Poso. Di era SBY konflik tersebut mulai mereda. Apa mampu Jokowi mengatasi konflik agama yang sewaktu-waktu bisa terjadi (Lih: Sindonews.com -2014)