Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wajah Pendidikan Maluku Utara

8 November 2017   02:04 Diperbarui: 8 November 2017   02:09 4391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi : Intim News

Adanya satu modal terpenting dan sangat vital untuk menjalani kehidupan bermasyarakat adalah pendidikan. Sumber Daya Manusia, dengan hadirnya pendidikan merupakan wadah untuk mengetahui, memahami serta memaknai segala bentuk informasi baik di dunia dan khususnya di Indonesia. 

Di Indonesi sendiri, pendidikan masih menjadi problem mendasar dari pusat hingga daerah. Bicara soal pendidikan, saat ini belum ada solusi yang mumpuni. Sebab, selain perkara politik, sosial dan ekonomi. Perkara kualitas Sumber Daya Manusia adalah tanda bahwa pendidikan di Indonesia masih saja belum terusrus dengan baik dan benar. 

Seluruh problem rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia selalu dikaitkan dengan masalah Kualitas Pendidikan. Terutama, pendidikan didaerah-daerah terpencil yang jauh dari jangkauan Pemerintah Pusat.

Kualitas Pendidikan di Indonesia Timur, menjadi kendala itama dalam semua proses, terutama penghambat proses pendidikan itu sendiri. 

Lembaga pendidikan di Indonesia Timur, dengan kekuarangan jangkauan dari pemerintah pusat, fasilitas baik infra strukr dan suprastrukturnya merupakan titik bermula semua proses teehambat. 

Proses belajar mengajar dan masalah kualitas tenaga pengajar (tenaga didik) juga bagian dari bukti bahwa selama ini pembangunan pendidikan di Indonesia Timur tidak diperhatikan dengan baik. 

Data UNESCO, dalam angka Human Developmen Index (HDI). Indonesia masih menempati posisi 109 dihitung berdasarkan aspek dan salah satunya adalah kualitas Pendidikan.

Daya saing pendidikan indonesia dibeberapa survey masih terbilang rendah. Study survei dari The World Economic Forum Swedia. Daya saing pendidikan Indonesia menempati posisi 37 dari 57 yang dilakukan survei. 

Sedangkan studi lain dari Political and Economic Risk Consultan (PERC), kualitas pendidikan Indonesia menempati posisi teralhir dari 12 negara di Asia yang disurvei. 

Masalah pendidikan Indonesia, bukan hanya pada kualitas pendidikan. Selain itu masalah jangkauan dan pemerataan pendidikan adalah bagian dari problem pendidikan yang terjadi didaerah-daerah perpencil. 

Kita lihat perbedaan, kota-kota besar di Indonesia dengan kualitas pendidikan di dukung dengan fasilitasnya yang memadai sehingga pendidikan yang didapat adalah pendidikan yang layak. 

Sebaliknya, bandingkan dengan pendidikan didaerah kota kecil (pelosok) Indonesia. Pendidikan yang didapat masih belum bisa dikategorikan sebagai pendidikan yang layak. 

Melayani pendidikan dengan tidak adanya pemerataan akan berdampak pada banyak hal. Sehingga sarana prasaran dalam hal pelayanan pendidikan di Indonesia Timur pun belum dapat dibilang maju bila dibandingkan dengan pelayanan pemdidikan di Kota Besar. 

Wilayah Indonesia Timur dengan tidak memadai sarana prasarana Pendidikanny, berdampak pada kompetensi tenaga pengajar dalam hal ini tenaga Guru. 

Seperti sebelumnya diatas telah disampaikan, perkara kualitas pendidikan akan berdampak meluas, kompetensi sebagai pengukuran, ditambah tingkat putus sekolah didaerah menjadi dampak lain dari pelayanan pemerataan pendidikan Indonesia. 

Sekitar 800 ribu anak-anak di Indonesia timur putus sekolah menurut data dari lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal (PAUDNI). Angka putus sekolah ini sangat memberikan dampak besar pula pada angka buta huruf di kawasan Indonesia Timur. 

Wilayah indonesia timur seperti Papua, NTT, NTB, Maluku,  Maluku Utara, dan Sulawesi untuk presentase angka buta huruf masih dibilang tinggi. 

Papua dengan 36,31% angka buta huruf, Sulawesi Barat dengan 10,33% angka buta hurufnya, NTB dengan 16,48% angka buta huruf dan banyak lagi persentase benerapa daerah maluku dengan angka yang kurang lebih rata-rata 5-10% angka buta huruf. 

Daerah lain juga dengan persentase buta huruf yang diatas 5%nya diantaranya Gorontalo Sulawesi tenggara fan NTT. 

Diwilayah Maluku Utara sendiri, pendidikan sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikan masyarakat dibeberapa kota kabupaten Maluku Utara masih terbilang rendah. Sama halnya seperti daerah papua. 

Faktor pertama yang membuat pendidikan di daerah maluku utara sangat memprihatinkan adalah fasilitasnya. Bangunan sekolah tahun 80-90an. Perpustakaan tidak memadai dan sernagkaian fasilitas lain sebagai pendukung, utamanya kualitas guru. 

Banyak lagi problem lain selain pendidikan dan kualitas gurus dalam hal ini SDM yang ada di maluku Utara, edukasi menjangkau anak-anak usia dini pun seakan merangkat setengah mati. Padahal kalau dilingkungan anak-anak tumbuh secara alami tanpa edukasi pasti mendapatkan banyak masalah. 

Maluku Utara, adat budaya sudah seperti terbiasa dengan perubauan. Hanya saja pendidikan dan jangkauannya masih sedikit takut dengan kehadiran budaya. Berbeda halnya dengan papua atau daerah lain. Papua, buadaya dan adat menjadi faktor penghambat pendidikan selain kualitas guru dan fasilitas. 

Hampir semua daerah wilyah maluku utara, dengan masalah pendidikan yang terbilang sangat kompleks. Kualitas guru dan tenanga pengajar masih belum pahami bagaimana memdidik anak usia dini. Sehingga, tingkat SD dan SMP menjadi sarang dari angka putus sekolah disejumlah wilayah dengan alasan yang sama. 

Didikan terhadap anak usia dini adalah hal penting dilingkungan formal sekolah. Perbedaan ini kalau kita kembali membuka data perkembangan pendidikan diwilayah indonesia lainnya seperti Jawa, sumatra atau kalimantan. 

Kompas 2010, Laporan LSI tentang pendidikan yang terjadi Maluku Utara hanya berasaskan sebuah hasil akhir (nilai) tetapi pada kenyataan sumber daya manusia Maluku Utara kurang memiliki prestasi dibandingkan dengan daerah yang lain di Indonesia.

IPM di Maluku Utara menurut LSI, masih sangat jauh dibandingkan dengan propinsi-propinsi yang ada didaerah lain Indonesia.

Maluku Utara pendidikan masih sangat memprihatinkan, hal ini di pengaruhi oleh beberapa factor menurut LSI yaitu:

1. Kebijakan pemerintah yang kurang memerhatikan pemerataan pendidikan

2. Pendidikan di Maluku Utara selalu dipolitisasi

3. Minimnya sarana dan prasarana pendidikan yang belum terjangkau di seluru Kabupaten/kota

4. Masih banyak warga masyarakat yang tidak melanjutkan pendidikan serta sebagian besar adalah tamatan SD dan juga makin mahalnya biaya pendidikan. 

Dari beberapa faktor dan studi LSI ini membuktikan bahwa, Maluku Utara mendapat problem yang serius, selain pendidikan itu sendiri. Ada juga masalah politis yang sudah merembek masuk kedalam institusi pendidikan.

Realisasi Penanggulangan Masalah Pendidikan. 

Disejumlah wilayah negara ini, pelaksanaan pendidikan tidak bisa lepas dari tujuan sebenarnya pendidikan Indonesia. Kepentingan negara atas pendidikan seperti mana telah diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945 pun telah dilakukan di Wilayah Maluku Utara.

Tetapi sejauh ini, pada 2017. Pelaksanaan pendidikan di maluku utara masih jauh dari kata secara merata. Praktik semua lembaga pendidikan Maluku Utara masih sama, pun dilakukan di sejumlah daerah lain Indonesia. Saat ini, keadaan sebenarnya pendidikan maluku utara bisa dibikang paling miris diukur dari tingkat putus sekolah dan angka buta huruf. 

Mendorong Kualitas Pendidikan di Maluku Utara. 

Pendidikan dan mutu pendidikan adalah ukuran kualitas sebenarnya sebuah pendidikan dicanangkan, toh kalau keduanya belum direalisasi dengan sempurna maka tujuan canangan pendidikan belum dapat dikatakan sukses. 

Sebagaimana kenyataan terjadi di Pendidikan Maluku Uatara. Proses ini, meningkatkan mutu pendidikan maluku utara bukan hal biasa dan remeh. Begitupun pemerataan pendidikan. Kita lihat dari tahun ketahun bahkan proses ini terlihat melambat dan bahkan berjalan ditempat. 

Data Dikjar Maluku Utara, meskipun ada wilayah maluku utara dengan peningkatan dan kemajuan pendidikan seperti Kabupaten pulau morotai memiliki lulusan 100% tetapi disejumlah wilayah lainnya masih terdapat masalah serius.

Kualitas pendidikan tidak hanya diukur dengan tingkat kelulusan 100% tetapi banyak pemgukuran lainnya yang itu kemudian secara bersamaan mendorong sisi kualitas dan pemerataan secara bersamaan. 

Kuakitas Sumber daya manusia Maluku Uatara menjadi bukti nyata kualitas pendidikannya, artinya dari tahun ke tahun arah kebijakan pendidikan oleh Pemda Muluku utara belum terarah. 

Maluku utara, untuk kebijakan terarah dalam hal pendidikan. Maka mendorong pemerataan pendidikan dan mutu pendidikan sebagai keutamaan program selain program pembangunan ekonomi dan program lainnya didaerah. 

Tentang kualitas, sejauh ini belum dapat dikatakan sebagai pendidikan maju, apalagi bicara tentang persaingan pendidikan dengan daerah lain, maluku utara masih tertinggal jauh dibelakang. 

Faktor Penyebab Rendahnya Mutu Kualitas Pendidikan di Maluku Utara. 

Sejumlah faktor penyebab Lualitas pendidikan di Maluku Utara secara umum dan belum menemukan solusi rill berdasarkan pengkajian dan usaha-usaha sejumlah institusi pendidikan dan pemangku kekuasaan di Maluku Utara diantaranya :

1. Faktor Geografis

2. Efektifitas Pendidikan di Maluku Utara

3. Efisiensi Pengajaran di Maluku Utara

4. Standardisasi Pendidikan di Maluku Utara

5. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik

7. Rendahnya Kualitas Guru

8. Rendahnya Kesejahteraan Guru

9. Rendahnya Prestasi Siswa

10. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan

11. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan

12. Mahalnya Biaya Pendidikan

Dari sejumlah faktor penyebab yang turut mendorong kualitas pendidikan maluku utara menjadi bermasalah diatas dapat kita tentukan berbagai solusinya untuk mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh. 

Apa solusi untuk masalah pendidikan di wilayah Indonesia Timur? 

Kita mencoba beberapa solusi baru yang mungkin bisa sampai ditelinga pemerintah pusat agar secepatnya mengambil langkah kongkrik mengatasi masalah pendidikan di maluku utara. 

Upaya perbaikan kurikulum bagi pendidikan tertinggal wilayah maluku utara adalah solusi yang masih terbilang sangat fair dengan keadaan pembangunan pendidikan diwilayah Indonesia Timur. 

Maksudnya, bukan hanya inilah satu-satunya cara sebagai solilusi pendidikan yang harus diambil. Pemda dan sejumlah institusi pendidikan didaerah sudah melakukan berbagai cara dalam mananggulangi masalah pendidikan.

Selain perbaikan kurikulum, materi ajar dan pelatihan tenaga pengajar juga di upayakan lebih serius lagi pemerintah menggenjot pengembangan ketiga solusi tersebut. 

Di maluku utara, sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan masuk pada kategori rendah. Faktor-faktor seperti, minat dan kemauan belajar atau gaya dan motivasi serta biaya pendidikan. 

Solusi lain selain seperti disebutkan diatas pun sudah dilakukan. Kita ambil NTB dengan solusi pengembangan pendidikannya, penerima bieasiswa dan meningkatkan dana pendidikan serta mengangkat guru bidang ilmu tertentu yang masih dianggap langka telah dilakukan oleh sejumlah perangkat institusi pendidikan dan Pemda NTB. 

Penganggulangan pendidikan seperti ini, sama juga dilakukan di sejumlah daerah yang terjadi problem rata-rata hampir sama didunia pendidikan. Hanya saja, program tersebut belum berjalan maksimal dan efektif.

Selain masalah geografis adat dan budaya. Masyarakat di maluku utara tidak atau belum mendapatkan pendidikan layak seperti amanat pancasila dan UU 1945 sebagai tujuan negara. 

Selain masalah bangun sekolah, masih dapat ditemukan disejumlah wilayah Maluku utara, sekolah-sekolah dengan fasilitas perpustakaan seadanya, realita ini bukan sebagai objek miris tetapi lebih kepada sangat memprihatinkan pendidikan di Maluku Utara. 

Solusi lainnya lagi adalah masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan, guru diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Perbaikan system pendidikan harus terarah kepada hal-hal yang mendukung siswa agar selalu belajar.

Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa Maluku Utara ini bersaing oleh daerah lainnya. Masalah sistem pendidikan daerah tertinggal di Indonesia Timur menjadi tanggung jawab dari semua pihak yang terkait. 

Memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan di wilayah Indonesia Timur dan melengkapinya dengan fasilitas lain seperti perpustakaan dan laboratorium.

Alpha menambahkan bangsa ini perlu bekerja lebih keras dan cermat dalam mendorong pendidikan yang merata dan mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia.

Lihat Juga Artikel Terkait :

*Pendidikan Daerah Timur Indonesia 

*Masalah Pendidika dan Solusinya

*Pemdidika Daerah Tertinggal

*Masalah Pendidikan Indonesia Timur

*Kualitas Guru dan Fasilitas Pendukung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun