Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wajah Pendidikan Maluku Utara

8 November 2017   02:04 Diperbarui: 8 November 2017   02:09 4391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, bandingkan dengan pendidikan didaerah kota kecil (pelosok) Indonesia. Pendidikan yang didapat masih belum bisa dikategorikan sebagai pendidikan yang layak. 

Melayani pendidikan dengan tidak adanya pemerataan akan berdampak pada banyak hal. Sehingga sarana prasaran dalam hal pelayanan pendidikan di Indonesia Timur pun belum dapat dibilang maju bila dibandingkan dengan pelayanan pemdidikan di Kota Besar. 

Wilayah Indonesia Timur dengan tidak memadai sarana prasarana Pendidikanny, berdampak pada kompetensi tenaga pengajar dalam hal ini tenaga Guru. 

Seperti sebelumnya diatas telah disampaikan, perkara kualitas pendidikan akan berdampak meluas, kompetensi sebagai pengukuran, ditambah tingkat putus sekolah didaerah menjadi dampak lain dari pelayanan pemerataan pendidikan Indonesia. 

Sekitar 800 ribu anak-anak di Indonesia timur putus sekolah menurut data dari lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal (PAUDNI). Angka putus sekolah ini sangat memberikan dampak besar pula pada angka buta huruf di kawasan Indonesia Timur. 

Wilayah indonesia timur seperti Papua, NTT, NTB, Maluku,  Maluku Utara, dan Sulawesi untuk presentase angka buta huruf masih dibilang tinggi. 

Papua dengan 36,31% angka buta huruf, Sulawesi Barat dengan 10,33% angka buta hurufnya, NTB dengan 16,48% angka buta huruf dan banyak lagi persentase benerapa daerah maluku dengan angka yang kurang lebih rata-rata 5-10% angka buta huruf. 

Daerah lain juga dengan persentase buta huruf yang diatas 5%nya diantaranya Gorontalo Sulawesi tenggara fan NTT. 

Diwilayah Maluku Utara sendiri, pendidikan sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikan masyarakat dibeberapa kota kabupaten Maluku Utara masih terbilang rendah. Sama halnya seperti daerah papua. 

Faktor pertama yang membuat pendidikan di daerah maluku utara sangat memprihatinkan adalah fasilitasnya. Bangunan sekolah tahun 80-90an. Perpustakaan tidak memadai dan sernagkaian fasilitas lain sebagai pendukung, utamanya kualitas guru. 

Banyak lagi problem lain selain pendidikan dan kualitas gurus dalam hal ini SDM yang ada di maluku Utara, edukasi menjangkau anak-anak usia dini pun seakan merangkat setengah mati. Padahal kalau dilingkungan anak-anak tumbuh secara alami tanpa edukasi pasti mendapatkan banyak masalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun