Focus kita masih pada wacana perdebatan issu trategi internal dan eksternal baik politik, hukum, soisial, ekonomi dan lainnya tentang strategi ini, kita bisa saja bersepakat mewacanakan strategi secara universal utamanya, kita bicara strategi yang sudah dilakukan, pun dalam peroses rekonstruksi kembali kegagalan atau ketidaksuksesnya secara aplikatif kita ambil.Â
Misalkan secara strategis, negara ini memiliki alat keamanan negara (Polri dan TNI) dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mengamankan negara, kedua lembaga sebagai alat keamanan negara tersebut sudah jelas mengikuti alur strategi yang sudah di canangkan di internalnya. Begitupun negara sendiri, sudah jelas memiliki internalisasi menyelesaikan persoalan negara. Sehingga negara dan keamanan negara secara bersamaan melakukan tugas dan fungsinya masing-masing
Kedua, kita ambil lembaga yang mengurus soal salah benar siapa saja di negara ini dalam bertindak, baik itu organisasi soasial, hukum itu sendiri atau persoalan pribadi rakyat di negara KPK, MA dan Kejaksaan. Ketiga lembaga ini jelas punya strategi sendiri-sendiri menangani persoalan di negara. Baik bentuk persoalan apapun yang berhubungan dengan pihak hukum. Disini kekuatan dan psikologi di taruhkan. Sehingga langkah menangani berbagai macam kasus pun berdasarkan strategi yang sdh di rencanakan
Ketiga, kita bicara soal strategi bagaimana negara ini memproduksi manusia-manusia yang berkualitas dan bermutu serta bermartabat. Urusan ini, negara berikan tanggung jawabnya kepada Kementrian pendidikan, Dirjen Dikti dan seluruh perangkat pendidikan ditingkat provinsi dan daerah.Â
Maksudnya, negara dengan sepenuhnya menyerahkan kepada lembaga ini untuk menciptakan SDM yang memadai, tugas dan fungsi lembaga ini dijalankan sepenuhnya bersandar pada strateginya. Sehingga produktivitas manusia indonesia dapat di perhitungkan dalam hal ini SDM produktivitas akan mengelola SDA yang melimpah ruah di tanah air (NKRI) sebagai hajat hidup negara. Setidaknya ketiga hal diatas memberikan kita sedikit gambaran soal internalisasi strategi yg mestinya dijalankan dengan penuh tanggung jawab
Untuk dapat menjalankan hal diatas kita dapati jejeran strategi handal yg disetting sebaik mungkin agar dapat menempuh tujuan negara sesungguhnya yakni ketentraman dan kesejahteraan. Lain daripada hal yang kita bicara di atas, ada beberapa hal yang saya sebut tiga situasi. Diantaranya;-pengontrolan penuh, memahami ritme kinerja dan penyatuan strategi
Sudah berapa hari dibulan ini, saya masih tetap bingung dengan realita dan pemberitaan, belum lagi saya berpikir tentang menulis yang kadang-kadang berhenti seketika karena kekurangan ide. Saya rasa ini bukan masalah serius, publik dibuat berpikir 10 kali lipat ditambah pagi ini saya mentok karena kehabisan ide dalam setiap menulis. Artinya selain kedua hal ini, saya hanya ingin pertahankan eksistensi menulis.Â
Saya rasa masalah menulis ini, rasa malas disebabkan cuaca panas kota jakarta yang mendominasi. Untuk itu, demi sedikit usaha menguras ide walaupun cuaca panas masih terlalu dominasi di kota ini, saya fokus pada tiga masalah utama sebagai mana tema diatas. "Tiga Situasi"
Situasi pertama.
Pengontrolan Penuh.
Suatu pekerjaan disebuah organisasi, besar atau pun organisasi kecil tentulah melakukan praktik manajemen. Pengontrolan adalah bagian dari pada manajemen organisasi.Â
Sosiologi, William Isaac Thomas menyebut prilaku banyak manusia dipergunakan definisi situasi "Jika manusia mendefinisikan sesuatu sebagai hal nyata, maka konsekuansinya menjadi nyata". Artinya, pandangan Thomas tentang definisi diatas, menurutnya manusia tidak hanya merespon gambaran objektifnya saja dalam suatu situasi. Tetapi lebih pada makna sesuatu situasi yang dipandang manusia tersebut atau perilaku seseorang ditentukan oleh bagaimana dia memahami suatu situasi yang dia hadapi.Â
Sedangkan situasi sendiri adalah upaya seseorang menafsirkan kenyataan yang ada dilingkungan sekitarnya.Â
Dari definisi situasi diatas, terkait dengan situasi adalah pengontrolan seorang pada suatu situasi, kenyataan lingkungannya sebagai proses dalam mencapai tujuan yang kemudian disebut sebagai pengontrolan yang merupakan fungsi dari manajemen tersebut. Dalam konsep yang paling terbaru dan modern, kontrol didefinisikan sebagai sebuah tindakan ramalan dan pengendalian atau kendali adalah ketika terjadi problem atau kesalahan dalam pelaksanaan.
Pengontrolan atau kontrol dalam Ilmu manajemen adalah standar yang ditetapkan, pekerjaan yang diukur, dan evaluasi atau tindakan korektif pada pelaksanaan sebuah tindakan.Â
Definisi diatas, kita menarik kesimpulan sederhana bahwa pengontrolan penuh adalah salah satu tindakan yang kita ambil dalam semua situasi, baik itu kerja, ngobrol, kajian, diskusi, atau lainnya.Â
Pada situasi pertama full pengontrolan ini, sebaiknya kita ambil sebagai sebuah langkah pasti dalam menentukan setiap tindakan-tindakan yang kita lakukan dalam keseharian kita.
Situasi Kedua
Ritme Kerja.
Sekarang ini, saya dalam menyelesaikan tulisan ini adalah bagian dari ritme kerja yang saya lakukan. Begitu pun sebaliknya untuk pembaca, semua aktivitas yang dilakukan merupakan ritme kerja yang setidaknya sudah terkonsepkan walaupun bukan dalam bentuk tulisan pada memo atau daftar aktivitas.
Setiap orang ingin sukses, tidak ada didunia ini menginginkan suatu kegagalan. Untuk sukses pun ada banyak cara. Situasi pertama diatas adalah bagian dari langkah mencapai sukses dan disituasi kedua ini, pun merupakan satu dari cara lain mencapai sukses.Â
Setiap dari kita, untuk capai sukses pasti punya cara berbeda. Tetapi tidak terlepas daripada ritme kerja yang seharusnya kita sendirilah yang memahami. Ritme kerja yang baik, akan menentukan kesuksesan seseorang. Untuk merintis tujuan sukses, ritme kerja menjadi hal penting untuk bertahan dan tetap focus pada tujuan. Banyak orang melakukan kerja, secara serentak atau dalam waktu bersamaan, kerja yang besar dan susah sekalipun dapat diselesaikan.Â
Tetapi ada juga sebagian orang, melakukan kerja yang besar dengan cara mencicil atau membagi kerjanya menjadi berapa bagian dan diselesaikan dalam waktu beberapa hari lamanya. Tepatnya, waktu kerja yang lama atau cepat, pekerjaan akan diselesaikan dengan hati-hati dan itu disebut dengam ritme kerja.Â
Mengapa orang dilingkungan kerja kadang merasa ada hal paling sulit dan sangat sulit untuk dia selesaikan? Hal itu disebabkan karena terjadi perubahan dilingkungan kerja, inilah perubahan dalam perspektif ritme kerja karena mereka atau kita tidak terbiasa sehingga timbullah stres dan merasa ada penekanan dari banyak sisi.Â
Bukan hanya itu saja, kita dalam kehidupan sehari-hari melakukan kerja apa saja dan jika kerja yang kita lakukan sama seperti orang lain lakukan, lalu kita merasa kita paling lambat dalam menyelesaikan dibanding dengan orang lain maka perubahan akan datang menghampiri kita.Â
Terlepas dari segalanya diatas, ritme kerja antara kita dengan orang lain dipandang berbeda dan menjadi akar dari lahirnya stres pada diri. Dalam banyak organisasi, ritme kerja digunakan sebagai pengukur daripada produktivitas kerja karyawan. Sebenarnya dikeseharian kita, bisa menggunakan ritme kerja untuk mendorong produktivitas diri seperti dalam halnya menulis.Â
Situasi Ketiga
Penyatuan Strategi
Strategi merupakan kontruksi antara perencanaan dan kesiapan untuk suatu aktivitas, biasanya bahasa strategi digunakan dalam peperangan dan persaingan dunia bisnis.Â
Strategi dalam kehidupan kita sehari-hari pun sama, artinya bukan hanya suatu rencana atau kesiapan saja yang kita miliki. Ada juga cadangan-cadangan atau dalam bahasa strategi plan A, B dan C atau strategi 1, 2 dan 3. Dalam banyak strategi itu, kita membutuhkan penyatuan strategi. Penyatuan strategi ini merupakan hal terpenting yang di pegang dari semua pemimpin, lalu bagaimana dengan kita secara individu?Â
Penyatuan strategi, adalah pelajaran penting. Kita semua pasti masih ingat satu peristiwa penting "Revolusi Kuba", keberhasilan yang ditoreh, menggulingkan Rezim Batista adalah dengan penyatuan kekuatan sosial di kuba. Keberhasilan mereka menjadi peristiwa penting sejarah Kuba dalam menuju keutuhan sosialisme. Tokoh-tokohnya memberikan andil besar, satu diataranya adalah Fidel Castro. Castro dalam penyatuan strategi politik untuk membangun tatanan sosial di Kuba secara utuh.Â
Di sini Fidel Castro punya andil besar. Salah satunya adalah keberhasilan Fidel mengelaborasi sebuah strategi politik untuk membangun kekuatan sosial, yang memungkinkan penggulingan rezim Batista dan oligarki.Banyak sekali sektor yang dilakukan penyatuan oleh Castro, banyak pun konsekuensi yang mereka dapat. Tetapi setidaknya dalam penyatuan strategi mereka dapat menggulingkan Rezim Batista.Â
Kedua kita ambil Piagam Madinah, untuk umat Islam sendiri. Piagam madinah ini sebenarnya merupakan maksud membuka wawasan kaum muslim saat itu tentang cara kerja sama dalam beberapa agama. Toleransi dan kerjasama adalah ketahanan agama untuk semua pemeluk agama melalui Piagam Madinah.
Tujuan Rasullullah, Â Muhammad Saw, dalam melakukan penyatuan strategi ini adalah untuk menciptakan keadaan lebih baik masa itu.Â
Sehingga seluruh perubahan masyarakat dan kehidupannya menjadi tolak ukur sebuah penyatuan strategi serta keberhasilan atas perjanjian damai (Piagam Madinah). Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita melakukan penyatuan strategi dengan menggabungkan kemungkinan-kemungkinan kegagalan dan tata kerja serta kemauan maupun semangat untuk mencapai sukses besar bagi diri.Â
Apapun itu target kita, harus melalui penyatuan strategi agar semua akan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Ketiga situasi diatas adalah sebagai buah dari rekontruk kembali perjalan kita sebelumnya dalam melakukan banyak hal, setelah kita tahu bahwa ketiga situasi ini adalah hal penting. Maka, aplikasinya merupakan jawaban untuk lebih nyata lagi.Â
Maksudnya, ketiga situasi ini biasanya terjadi kapan saja dan dalam internal kelembagaan apa saja. Tiga situasi ini merupakan langkah strategis baru menyelasaraskan strategi yang dicanangkan baik itu dari daerah sampai pada pusat
Demikian untuk memahami tiga situasi ini, intinya adalah full aplikatifnya untuk mencapai tujuan. Tepatnya kita sebut memenage tiga situasi sebagai progres kinerja dengan capaian yang benar-benar menguntungkan kita secara keseluruhan
Kita perlu full focus dan full control mengendali situasi, sehingga kita tetap pada prinsip terus sukses serta Indonesia berkeadilan dan Indonesia sejahtera.
Semoga !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H