Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Darah di Tanah Perjanjian

2 November 2017   19:18 Diperbarui: 2 November 2017   19:30 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum berhenti sampai disitu, ada lagi serangan Israel ke Gaza dimulai 26 Desember 2008, Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka yg menelan korban masyarakat sipil.

Di tahun 2010 Israel memblokade jalur bantuan ke palestina dan pd tanggal 30 Mei di tahun yg sama.Tentara Israel Menembaki kapal bantuan Mavi Marmara yang membawa ratusan relawan dan belasan ton bantuan untuk palestina disitulah mata Negara Islam mulai memanas.

Solusi Israel dan Palestina belum terpecahkan, keamanan Israel dan palestina setelah setuju pada perjanjian Oslo beberapa tahun silam tidak juga menemukan harapan nyata.

Intensity conflict dan gencatan senjata. Kekerasan dan pembunuh masih saja terjadi sampai pada pekan lalu 2017 dgn blokade jalur Al-Aqsa oleh pemerintah Israel. 

Negara2 Islam sdh mesti secepatnya mengambil langkah antara Perdamaian dan Keselamatan atas tanah Palestina. Sudahi dararah dan air mata, sudahi martir dan korban jiwa yg lebih banyak lagi.

Ketegangan melahirkan darah ditanah perjanjian, kurang lebih 9000an korban jiwa dari tahun 1987-2011. 1600an koban adalah anak2 di bawah 18 tahun. 

Lalu, perdamaian yg seperti apa yg kita bicarakan saat ini?

Masih di tanah perjanjian. Sudahi darah dan tangis masyarakat sipil di Palestina. Perdamaian dua negara. Lalu bagaimana dengan Indonesia sebagai Perdamaian dunia seperti mana yg terkandung dalam UUD 1945 adalah ketegasan tidak ada penjajahan dimuka bumi, dan berdiri sebagai Polisi (keamanan) dunia menjamin Hak dan kebebasan Saudara Kita di tanah perjanjian. 

Semoga !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun