Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Pemimpin yang Ditentang Rakyatnya

26 Oktober 2017   16:29 Diperbarui: 26 Oktober 2017   16:40 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Pergolakan juga terjadi dengan intensitas yang sama pada negara lain. Yordania, Bahrain, Yaman, Kuwait, Aljazair dan Maroko. Intensitas pergolakan tuntutan demokrasi ini terjadi tidak terlepas dari jejaring komunkasi yang mereka ikuti.  Seperti itulah dampak perkembangan teknolgi (Komunikasi) membawa arus perubahan yang kadang intensitasnya tidak dapat dibendung dengan cara apapun, apalagi menyogok.

Itulah sedikit sebagai pengantar untuk kita lebih jauh membuka dan mengkaji bagian-bagian dari buku ini. 

Pada bagian pertama, halaman 15 sampai halaman 74 membahas dan mengkaji tentang gerakan yang terjadi. Dengan tema "Dari Tunisia Menuju Revolusi Arab"

Bagian ini menceritakan pada pembaca tentang Revolusi terjadi dengan penyebaran melalui banyak cara seperti daya gerak itu sendiri. Revolusi meluaskan sayapnya pada tempat mana saja yang bisa dijangkau disertakan dengan efek domino sehingga terjadilah pergolakan dari rakyat terhadap pemimpin mereka dibanyak negara terutama benerapa Negara Arab dan Afrika Uatara. 

Yang paling menarik untuk dijadikan sebagai referensi pada bagian ini adalah 24 tahun kekuasaan Ben Ali di Tunisia berhasil digulingkan oleh rakyatnya dipicu dari masalah kecil. 

Hal ini tidak disangka, pemicu revolusi terjadi adalah salah seorang pedang sayur melakukan protes pada polisi Tunisia kerena menyita gerobak jualannya.  Kita lihat hal ini hanya sepele saja. Mengapa revolusi Tunisia berakhir pada penggulingan Ben Ali yang dianggap diktator oleh rakyatnya? 

Hanya perkara protes tukang sayur pada polisi, di negara kita sendiri, Indonesia, mahasiswa melakukan demonstrasi berujung pada baku pukul dan konflik tetapi keadaan masih tetap bisa di kendalikan. 

Kembali lagi pada protes tukang sayur di Tunisia ini, yang membuat perkara protes berujung revolusi terjadi di negara Tunisia adalah cara pedagang itu melakukan protes. Dengan membakar dirinya sendiri, memicu pergolakan dan gerakan berubah dari satu tempat dikota negara itu dan berujung pada Runtuhnya Rezim Ben Ali. 

14 hari setelah pedagang sayur membakar diri pada 17 desember. Tanggal 27 desember Ben Ali dinyatakan Turun dari Jabatan sebagai pemimpin di Tunisia. Melihat rentang waktu protes dengan bakar diri dan turunnya Ben Ali dari Jabatan sebagai Pemimpin. Waktu terbilang singkat. Artinya pergerakan revolusi adalah kekauatan besar dengan muatan ideologis yang sangat kuat pengaruhnya. 

Biasanya suatu gerakan dikaitkan dengan sebuah Ideologi tertentu sebagai pemicu. Kapitalis misalkan, merupakan tantangan keras kelompok akademis intelektual saat itu di Tunisia dan beberapa negara Arab. Sehingga jika pun kapitalis bercokol dalam kepemimpinan otoriter maka jelaslah memicu banyak perkara. 

Sudah dari dahulu, ideologi ini biasanya. Apalagi negara Islam akan mengaitkan ideologi islam dengan ideologi barat. Begitu saling kait mengait sebuah ideologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun