Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Polemik Transportasi Online, Ini Perkara Nafkah dan Nasib

14 Oktober 2017   06:02 Diperbarui: 14 Oktober 2017   06:45 2285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih-lebih akan memicu konflik baru yang lebih parah. Sebab, mereka yang tengah berkonflik sama-sama menjadi driver karena alasan menafkahi hidup keluarga. 

Bisa bayangkan, bagaimana nasip seorang yang memiliki satu-satunya kerja sebagai driver teransportasi online adalah mata pencaharian dia akan di cabut, atau dihilangkan, ditiadakan, nasib dia dan keluarganya akan dikemanakan. 

Konflik antar driver di Bandung ini sebenarnya bisa dibilang konflik lama, meskipun sudah diselesainkan. Konflik pada tahun 2015 silam, bulan september tanggal 22 adalah konflik yang sama seperti konflik sekarang. Masih pada pokok yang sama soal ketersinggungan berujung tindak kekerasan, yang belum dapat dilerai oleh Pemda setempat. Aturan dan atau regulasi menjadi hal pokok dalam melerai konflik tersebut. Apapun caranya, semua melewati proses yang tegas, baik dan bijaksana. 

Hal ini sebenarnya merupakan ketersinggungan semata, Pemda dan lembaga terkait mestinya menjadi penengah yang bijak agar kedua belah pihak tidak saling beradu siapa yang benar dan siapa yang salah. 

Solusi yang diberikan juga bukan sebagai pencabutan ini izin atau terindikasi membenarkan sepihak. Ini soal nasib orang, nasib masyarakat, nasib rakyat yang sama-sama sebagai manusia dengan kebutuhan hidupnya pun sama seperti manusia lainnya. 

Melihat hal ini mendapat respon positif atau negatif terhadap warga media sosial menjadikan kita lupa, bahwa mereka yang di bandung adalah saudara seIndonesia, serumpun, setanah air yang juga mendapatkan perlakuan yang sama seperti warga masyarakat dikota-kota lain. 

Kita sama-sama tidak menginginkan problem ini berimbas ke daerah kota lain. Artinya indonesia dalam kondisi yang miris dan sangat disayangkan kalau sampai terjadi. 

Sangat naif kalau kita tidak mendukung, tidak memberikan supoort pada pihak berwajib untuk segera membuka mata untuk tengahkan problem ini sampai pada titik aman tanpa melahirkan korban. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun