Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Polemik Transportasi Online, Ini Perkara Nafkah dan Nasib

14 Oktober 2017   06:02 Diperbarui: 14 Oktober 2017   06:45 2285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada juga ciutan dari anak-anak sekolah melalui twitter mereka persoalkan hal yang sama "Jangan hentikan ojeg online karena sangat dibutuhkan oleh kami sebagai anak sekolah"

Ciutan yang sama dari driver ojeg online melalui twitter "Pernah diberhentikan dan sempat juga dirazia"

Itu hanya beberapa ciutan, sebenarnya masih banyak lagi yang bernada sama dalam setiap ciutan. Kembali, kita fokuskan pada duduk masalah yang lama-kelamaan tanpa penengah akan berimbas pada nasib hidup kelaurga sebagian driver ojeg online di kota Bandung. 

Pertanyaanya, nasib mereka adalah tanggung jawab siapa? Mereka dengan diberhentikan kerjanya, lalu apa pengganti buat mereka untuk memenuhi hidup keluarga? 

Masih banyak lagi ciutan media sosial baik yang pro dan kontra terhadap problem ini menghiasi dinding media sosial beserta respon dari pada nitizen. Positif negatif respon nitizen tidak akan menyelesaikan problem tanpa campur tangan dari Pemerintah setempat dan pihak yang berwewenang. 

Bulan Agustus dan September tahun 2017 ini memang sangat kelam. Beberapa perusahaan industri besar di Negara ini telah melakukan PHK kepada karyawan, sekarang masalah nasib akan kehilangan pekerjaan bergulir sama dialami oleh saudara kita di kota bandung. 

Indonesia dengan problem PHK dan polemik teransportasi online ini jika tidak digubris maka akan menambah daftar kemiskinan dan pengangguran pada tahun-tahun mendatang. 

Problem ini terjadi karena faktor ketidakpuasan driver transportasi konvensional terhadap driver transportasi online. Alih-alih bicara soal pendapat padahal tidak bisa dan tidak sama sekali melihat sisi kemanusiaannya. 

Jika pun, tidak segera diselesaikan, tidak mendapatkan solusi untuk meredam. Maka jelaslah, problem ini menjadi lebih riwet lagi, sama halnya bahwa Pemda setempat tidak mau dan sengaja menutup mata terhadap hal dinamika konflik yang kelamaan akan menjatuhkan banyak korban, baik kekerasan dan tindakan sejenis. 

Pemerintah daerah Kota Bandung adalah letak solusi menyelesaikan masalah. Untuk solusi sekiranya harus juga dengan solusi yang bijak dan tidak sepihak. Sehingga kedua belah pihak dapat menerimanya. 

Jangan sampai ketika efek ini tidak lagi dapat dibendung dan gegabah dalam mengambil keputusan lalu menghilangkan izin operasi salah satu diantara itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun