“Kalimat-kalimat yang ditujukannya kepadaku tajam menyakitkan hati. Caranya berbicara di depan orang-orang yang kukenal seakan-akan disengaja agar aku berdiam diri. Malam yang satu disusul oleh malam yang lain bila dia menghendaki tubuhku. Hingga tiba saatnya aku berpikir dengan sungguh-sungguh bahwa aku hanya dianggapnya sebagai alat, sebagai suatu benda bagi dia mencapai puncak-puncak kenikmatan yang mungkin berbeda dari kenikmatan-kenikmatan yang didapatkan dari Perempuan-perempuan lain. Pada saat itulah aku merasa muak. Pikiranku terbuka oleh segala macam terkaan yang dapat dibayangkan manusia. Kepalaku mulai berpikir keras, setiap malam mengingat kembali kata-kata tak senonoh serta perlakuan-perlakuan semaunya yang semula kuterima dengan kelapangan dada.”
Dilanjutkan dengan kutipan:
“Sejak itulah aku menjadi kurang berhasrat menerima dan menaggapi belaiannya yang kuakui selalu membikin aku kehilangan akal. Ini tidak dapat berlangsung terus, seruku di dalam hati setiap kali peristiwa semacam itu berulang. Di hati terasa harga diriku yang menderita, yang pasrah, terasa luka seluruh perasaanku sebagai perempuan yang sadar bahwa aku bisa hidup tanpa bantuan maupun belaian laki-laki semacam suamiku.”
Cara Penyelesaian Masalah yang Dilakukan Oleh Rina
1. Mencari Jawaban di Gereja
Rina menerima banyak ajaran dari para biarawati di masa kecilnya dan hal itu membuat ia tidak asing dengan gereja. Gereja merupakan tempat Rini mencari jawaban untuk menyelesaikan permasalahannya. Bukti kutipannya, yaitu:
“Gereja merupakan satu-satunya pelarian bagiku. Benar. Pada waktu itu pun aku menanggap kepergianku ke gereja sebagai melarikan diri dari kesukaran pemecahan persoalanku. Aku tidak lagi menganggap gereja sebagai rumah Tuhan, di mana aku dating untuk menghormat serta mendengarkan ajaranNya yang diucapkan oleh para pastor kepercayaan pihak tertinggi di Roma. Aku mencari bantuan dari mereka untuk memecahkan kesukaranku, untuk memberiku pertolongan guna menyelamatkan rumah tanggaku dari korban pertikaian antara harga diri dan sikap suamiku.”
2. Perceraian dan Pergi ke La Barka
Tindakan kasar sang suami yang diterima Rina membuat Rina tidak tahan dan memutuskan untuk bercerai. Meskipun proses perceraiannya masih berlangsung, Rina pergi ke La Barka dan menemui sahabatnya untuk menyegarkan pikiran. Bukti kutipannya yaitu:
“Merasa perkawinannya gagal, sambil menunggu proses perceraian, Rina pergi ke Provence, di Prancis Selatan. Di sana dia tinggal di La Barka, rumah Monique, sahabatnya.”
3. Tidak Jadi Bercerai dan Selingkuh Diam-Diam dengan Robert