Mohon tunggu...
Marsadi Adam
Marsadi Adam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seorang pemuda biasa yang sangat suka sekali dengan sastra dan suka sekali menulis. Walaupun saya baru mengenal beberapa karya sastra, tetapi tubuh saya akan selalu merinding ketika karya sastra masuk masuk ke tubuh saya melalui mata dan telinga saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membedah Citra Tokoh Rina dalam Novel "La Barka"

20 Juli 2024   17:50 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:06 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Pixabay

“Kalimat-kalimat yang ditujukannya kepadaku tajam menyakitkan hati. Caranya berbicara di depan orang-orang yang kukenal seakan-akan disengaja agar aku berdiam diri. Malam yang satu disusul oleh malam yang lain bila dia menghendaki tubuhku. Hingga tiba saatnya aku berpikir dengan sungguh-sungguh bahwa aku hanya dianggapnya sebagai alat, sebagai suatu benda bagi dia mencapai puncak-puncak kenikmatan yang mungkin berbeda dari kenikmatan-kenikmatan yang didapatkan dari Perempuan-perempuan lain. Pada saat itulah aku merasa muak. Pikiranku terbuka oleh segala macam terkaan yang dapat dibayangkan manusia. Kepalaku mulai berpikir keras, setiap malam mengingat kembali kata-kata tak senonoh serta perlakuan-perlakuan semaunya yang semula kuterima dengan kelapangan dada.”

Dilanjutkan dengan kutipan:

“Sejak itulah aku menjadi kurang berhasrat menerima dan menaggapi belaiannya yang kuakui selalu membikin aku kehilangan akal. Ini tidak dapat berlangsung terus, seruku di dalam hati setiap kali peristiwa semacam itu berulang. Di hati terasa harga diriku yang menderita, yang pasrah, terasa luka seluruh perasaanku sebagai perempuan yang sadar bahwa aku bisa hidup tanpa bantuan maupun belaian laki-laki semacam suamiku.”

Cara Penyelesaian Masalah yang Dilakukan Oleh Rina

1. Mencari Jawaban di Gereja

    Rina menerima banyak ajaran dari para biarawati di masa kecilnya dan hal itu membuat ia tidak asing dengan gereja. Gereja merupakan tempat Rini mencari jawaban untuk menyelesaikan permasalahannya. Bukti kutipannya, yaitu:

“Gereja merupakan satu-satunya pelarian bagiku. Benar. Pada waktu itu pun aku menanggap kepergianku ke gereja sebagai melarikan diri dari kesukaran pemecahan persoalanku. Aku tidak lagi menganggap gereja sebagai rumah Tuhan, di mana aku dating untuk menghormat serta mendengarkan ajaranNya yang diucapkan oleh para pastor kepercayaan pihak tertinggi di Roma. Aku mencari bantuan dari mereka untuk memecahkan kesukaranku, untuk memberiku pertolongan guna menyelamatkan rumah tanggaku dari korban pertikaian antara harga diri dan sikap suamiku.”

2. Perceraian dan Pergi ke La Barka 

    Tindakan kasar sang suami yang diterima Rina membuat Rina tidak tahan dan memutuskan untuk bercerai. Meskipun proses perceraiannya masih berlangsung, Rina pergi ke La Barka dan menemui sahabatnya untuk menyegarkan pikiran. Bukti kutipannya yaitu:

“Merasa perkawinannya gagal, sambil menunggu proses perceraian, Rina pergi ke Provence, di Prancis Selatan. Di sana dia tinggal di La Barka, rumah Monique, sahabatnya.”

3. Tidak Jadi Bercerai dan Selingkuh Diam-Diam dengan Robert

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun