Mohon tunggu...
Sadena Putri
Sadena Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswi UNESA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Perilaku Peserta Didik Autis Menggunakan Teknik Token Economic

20 Juni 2024   10:26 Diperbarui: 20 Juni 2024   10:47 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Pengertian Autis

  • Autis berasal dari kata autos yang artinya segala sesuatu yang mengarah pada diri sendiri. Menurut DSM-V Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan saraf (neurodevelopmental disorder) yang ditandai dengan kurangnya timbal balik sosial-emosional, kurangnya perilaku komunikatif verbal dan non-verbal dalam melakukan interaksi sosial, dan kurangnya pengembangan serta pemahaman hubungan seperti kesulitan menyesuaikan perilaku agar sesuai dengan konteks sosial.Menurut (Desiningrum, 2027) autis Spectrum Disorder (ASD) adalah adanya gangguan atau abnormalitas perkembangan pada interaksi sosial dankomunikasi serta ditandai dengan terbatasnya aktifitas dan ketertarikan.
  • Dalam Kamus Lengkap Psikologi, autisme didefinisikan sebagai: (1) cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh diri sendiri, (2) menanggapi dunia berdasarkan penglihatan, harapan sendiri, dan menolak realitas (3) keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri (Chaplin, 2005) dalam (Desiningrum, 2017). Perilaku pada Autism Spectrum Disorder (ASD) digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: perilaku eksesif (berlebihan) dan perilaku deficit (berkekurangan). Perilaku eksisif (berlebihan) dapat berupa tantrum atau perilaku hiperaktif sedangkan perilaku deficit (berkekurangan) dapat berupa gangguan berbicara, perilaku sosial yang kurang, deficit sensori, dan lain sebagainya.

Masalah Urgensi dan Dampak Perilaku Peserta Didik

Berdasarkan hasil observasi, identifikasi, dan asesmen yang telah penulis lakukan pada salah satu peserta didik berinisial S memiliki permasalahan pada perilaku. Adapun masalah urgensi pada aspek perilaku peserta didik S yaitu peserta didik mudah terdistraksi dengan hal-hal sekecil apapun dan tidak betah untuk duduk terlalu lama. Dampak yang ditimbulkan dari masalah urgensi perilaku yakni dibagi menjadi dampak bagi peserta didik, dampak bagi orang tua, dampak bagi masyarakat, dan dampak bagi pembelajaran.

  • Dampak bagi peserta didik
  • Aspek komunikasi
  • Dampak yang ditimbulkan dari mudahnya terdistraksi dan tidak betah duduk terlalu lama pada aspek komunikasi yaitu saat berkomunikasi peserta didik S mudah mengalihkan perhatiannya sehingga komunikasi tidak berjalan lancar.
  • Aspek interaksi sosial
  • Dampak yang ditimbulkan dari mudahnya terdistraksi dan tidak betah duduk terlalu lama pada aspek sosial yaitu kesulitan berpartisipasi dalam permainan atau kegiatan kelompok, yang bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk membangun hubungan interaksi dengan teman sebaya.
  • Aspek perilaku
  • Dampak yang ditimbulkan dari mudahnya terdistraksi dan tidak betah duduk terlalu lama pada aspek perilaku yaitu menunjukkan perilaku hiperaktif yang dapat mengganggu orang lain.
  • Aspek sensorik/motoric
  • Dampak yang ditimbulkan dari mudahnya terdistraksi dan tidak betah duduk terlalu lama pada aspek sensorik/motorik yaitu dapat menghambat perkembangan keterampilan motorik halus seperti menulis.
  • Dampak bagi orang tua
  • Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan peserta didik yaitu orang tua melakukan pengawasan yang esktra serta ketika di rumah. Orang tua sebisa mungkin mengetahui hal-hal yang dapat membuat peserta didik terdistraksi sehingga dapat meminimlisir terjadinya distraksi pada peserta didik.
  • Dampak bagi masyarakat
  • Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan peserta didik yaitu masyarakat akan merasa terganggu dengan perilaku kesulitan mempertahankan perhatian dan tidak bisa duduk tenang pada peserta didik sehingga adanya stigma masyarakat seperti "gangguan mental". Hal ini dapat memperkuat stigma terhadap autisme dan meningkatkan isolasi sosial bagi anak-anak dan keluarga mereka.
  • Dampak bagi pembelajaran
  • Permasalahan yang dialamai peserta didik berupa tidak betah untuk duduk terlalu lama dan mudah terdistraksi memiliki dampak pada proses belajar yang dimana  hal tersebut mengganggu konsentrasi teman di kelasnya.

Berdasarkan masalah urgensi dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku mudah terdistraksi dan tidak betah duduk lama, penulis menetapkan teknik Token Economic yang mana akan membantu peserta didik mengurangi perilaku bermasalah yang ada.

Pengertian Teknik Token Economic

Teknik token economic adalah teknik modifikasi perilaku yang dirancang dan dikelola dengan tujuan untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku guna menguatkan perilaku yang diinginkan (Rosdiana, 2022). Token yang dimaksud disini yaitu dapat berupa point atau tanda bintang yang diidentifikasi sebagai tanda yang dimiliki oleh individu ketika individu melakukan perilaku yang ditargetkan dalam program. Nantinya token tersebut dikumpulkan untuk sesuai waktu yang telah disepakati dan ditukarkan dengan barang atau benda yang disukai peserta didik sebagai hadiah/reward. Menurut (Setyani & Mulawarman, 2020) teknik token economy sangat mirip dengan kehidupan nyata, misalnya siswa memperhatikan guru dengan baik dan dapat menjawab pertanyaan dari guru diberikan token economy agar ia dapat memperhatikan guru dengan baik.

Tujuan Penerapan Teknik Token Economic

Berikut merupakan tujuan teknik token economic:

  • Memperkuat perilaku yang akan ditingkatkan atau yang akan diinginkan

Memberikan penguatan positif pada peserta didik dapat memperkuat perilaku yang ditargetkan. Peserta didik akan menunjukkan perilaku yang diinginkan dan diharapkan.

  • Meningkatkan motivasi pada peserta didik

Menurut (Rosdiana, 2022) keinginan individu untuk mendapatkan token merupakan motivasi individu untuk mendapatkan hadiah atau penguat lainnya. Keinginan mendapatkan token tergantung pada konteks motivasinya. Fungsi token dapat diperkuat dengan penyampaian instruksi yang tepat dan memperhitungkan efek kompleks yang dapat terjadi. Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan

  • Membentuk perilaku perilaku positif

Dengan konsistensi dalam memberikan token sebagai penguatan atas perilaku yang diinginkan. Teknik Token Economic dapat membantu dalam pembentukan perilaku positif pada peserta didik. Perilaku yang diinginkan akan menjadi lebih stabil dan konsisten seiring waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun