Bagaimana pandangan  Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Menurut Ki Hadjar Dewantara  Pendidikan adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Jadi menurut KHD “Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia,  baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas- luasnya “.
Pendidikan adalah tempat persemaian  benih – benih kebudayaan dalam masyarakat KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia  yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya .
Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai- nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan . Adapun Filosofi  Pratap Triloka “ Ing Ngarso Sung Tulodo , Ing Madya Mangun Karsa,Tut Wuri Handayani .“’
- Ing Ngarso Sung Tulodo  memiliki makna  ketika menjadi pemimpin atau seorang guru harus dapat memberikan suri tauladan untuk semua orang yang ada disekitarnya.
- Ing madya mangun karsa memiliki makna Seorang guru ditengah – tengah kesibukannyadiharapkan dapat membangkitkan semangat terhadap peserta didiknya.
- Tut Wuri Handayani memiliki makna bahwa seorang guru diharapkan dapat memberikan suatu dorongan moral dan semangat  kepada peserta didik ketika guru tersebut berada di belakang.
Dari filosofi pratap triloka Ki Hadjar Dewantara seorang guru memiliki pengaruh dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran .Â
Seorang guru harus bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan . Untuk itulah modul 3.1.  Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sangat penting dipelajari oleh guru , apabila seorang guru menghadapi dilema etika di kelas ataupun disekolah dapat menggunakan 4 paradigma , 3 prinsip berpikir  dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.
Bagaimana nilai – nilai yang tertanam dalam diri kita , berpengaruh kepada prinsip – prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan  ?
Nilai – nilai yang tertanam dalam diri kita tentunya akan berpengaruh kepada prinsip – prinsip dalam mengambil keputusan .Karena dalam mengambil keputusan ada prinsip berbasis peraturan .Â
Apabila dalam diri kita sudah tertanam nilai – nilai kepatuhan ataupun nilai kejujuran maka kita tidak akan pernah mau untuk melanggar peraturan .Â
Di dalam mengambil keputusan kita akan berpikir dua kali untuk melanggar peraturan tersebut. Apabila dalam diri kita lebih kuat nilai peduli terhadap orang lain maka kita condong untuk memakai prinsip berpikir berbasis rasa peduli.
Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan ) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita , terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil .
Apakah pengambilan keputusan telah efektif, masihkah ada pertanyaan – pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut .Hal – hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya ?
Kegiatan terbimbing  pada materi pengambilan keputusan kaitannya dengan coaching adalah seorang coach memberikan pertanyaan – pertanyaan terbuka yang membuat coachee untuk dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahannya .
Yang mana karena coacheenya adalah seorang guru maka untuk mengambil keputusan apa yang harus ia lakukan untuk  menghadapi permasalahannya di sekolah maka ia perlu mempelajari  4 paradigma , 3 prinsip berpikir dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan  agar komitmen atau rencana aksi yang akan ia laksanakan tidak salah di dalam pembelajaran siswa yang berpusat pada peserta didik.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai – nilai yang di anut seorang pendidik ?
Sebagai seorang pendidik tentu akan menghadapi dilema etika dan bujukan moral
Pembahasan studi kasus pada modul ini memberikan contoh –contoh yang biasa terjadi mungkin saja pernah dialami oleh sebagian guru.Â
Hal ini  akan memberikan rambu – rambu dan pedoman agar guru – guru tidak terjebak dalam situasi yang sama  dan dapat bertindak secara bijak melalui paradigma, prinsip dan langkah  dalam pengujian  pengambilan keputusan akan membuat kita semakin menyadari perilaku yang benar dan perilaku yang salah.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat , tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif , aman dan nyaman ?
Seorang guru ketika menghadapi dilema etika  di sekolah  hendaknya menggunakan 4 paradigma , 3 prinsif dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan , ketika guru tersebut dapat mengambil keputusan yang tepat maka akan berdampak kepada lingkungan  yang positif , kondusip , aman dan nyaman. Sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada organisasi / sekolah itu sendiri.
Selanjutnya, apakah kesulitan – kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus – kasus dilema etika ini ? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda ?
Kesulitan – kesulitan  di lingkungan  untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus – kasus dilema etika di antara :
Pertama , belum adanya kesamaan pemahaman tentang dilema  etika dan bujukan moral CGP bisa mensosialisasikan kepada warga sekolah tentang  dilema etika dan bujukan moral  Serta 4 paradigma 3 prinsip berpikir dan  9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Dan CGP bisa menerapkannya di sekolah dan sebagai teladan.
Kedua , Â 4 paradigma , 3 prinsip berpikir dan 9 langkah pengambilan keputusan belum menjadi budaya positip di sekolah.
Ketiga , tertutup pada perubahan , warga sekolah yang tidak mau merubah mindsetnya untuk jauh lebih baik .
Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan  murid -  murid kita?
Pengambilan keputusan sangat berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Dapat dilihat ketika seorang guru mengambil keputusan untuk mendiferensiasikan pembelajaran dengan demikian setiap murid akan dapat terpenuhi kebutuhnnya . Dengan mendiferensiasi  konten , proses dan produk , begitu juga dengan mmemenuhi kebutuhan murid melalui kesiapan belajar , minat dan propil belajar. Bukan saja tingkat guru dalam proses pembelajaran .Â
Namun juga pada tataran pengambilan kebijakan  sekolah .Pihak  sekolah harus memikirkan matang – matang  dalam menentukan kebijakan terkait pendidikan murid.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid – muridnya ?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus memahami paradigma pengambilan keputusan . Ada hubungan erat antara keputusan masa sekarang dengan masa depan murid .Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada perubahan murid  ke depannya. Contohnya ketika kita tidak meluluskan murid kelas enam karena terkendala dengan regulasi atau aturan sekolah , maka akan membuat murid itu terhambat masa depannya .Â
Jika saat ini kita mengambil keputusan yang salah maka akan berdampak kepada masa depan murid . Dengan demikian kita sudah menghambat langkahnya untuk mencapai cita- cita. Oleh karena itu penting mengubah mindset kita , bahwa proses pembelajaran sejatinya pengambilan keputusan yang memerdekakan murid.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik  dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul – modul sebelumnya ?
Kesimpulan Akhir
Kesimpulan uraian di atas adalah bahwa kita harus mempelajari pengambilan keputusan dengan tepat dalam pengajaran yang memerdekakan murid demi kebaikan mereka di masa yang akan datang .Â
Guru juga perlu mendiferensiasikan pembelajaran agar kelihatan minat murid dan kebutuhan murid terpenuhi. Perlu menerapkan budaya positip di sekolah agar menciptakan siswa yang berkarakter. Selain itu, sebagai seorang guru sudah seharusnya mengubah mindset , bahwa pengajaran yang dilakukan adalah bukti dari coaching . Dalam hal ini guru harus memberikan bimbingan agar murid bisa mengambil keputusan terbaik bagi kehidupannya dimasa kini dan masa mendatang.
Saddiah Hanum Ritonga, S.Pd
CGP Â Angkatan 2 Kabupaten Simalungun
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI