Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Alhamdulillah wa-s-sholatu wa-s-salamu 'ala Rasulillah.
Di tulisan saya sebelumnya di blog ini juga, saya ceritakan bagaimana proses awal untuk mendaftarkan diri ke Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendapatkan nomor antrian (porsi) calon jamaah haji Indonesia. Ini berlaku untuk warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berpaspor biasa (hijau), yang berniat beribadah haji, berangkat dari Indonesia. Lengkapnya, klik disini. Atau klik link ini, untuk tulisan yang sama di portal kompasiana.
Berdasarkan masukan salah satu pembaca, saya cek informasi di website Kemenag mengenai alur pendaftara haji reguler terkini, berikut ilustrasinya di bawah ini:
Perbedaan mendasar antara calon jamaah haji yang mendaftar di KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) dengan calon jamaah haji mandiri (non-KBIH) adalah bahwa calon jamaah haji mandiri harus lebih pro-aktif dalam mencari informasi. Calon jamaah haji KBIH cukup menunggu kabar saja dari KBIH tempat dia mendaftar (kan sudah dibayar, dan seharusnya menjadi bagian dari pelayanan yang diberikan KBIH). Salah satu informasi awal yang cukup penting bagi calon jamaah haji mandiri adalah kepastian tahun keberangkatan. Cara memastikan perkiraan tahun keberangkatan sudah saya bagikan di tulisan saya sebelumnya, baik melalui portal Kemenag, aplikasi Android maupun aplikasi di perangkat Apple.
Tahun keberangkatan saya mundur satu tahun dari perkiraan tahun keberangkatan semula, imbas dari pengurangan kuota jamaah haji Indonesia sejak beberapa tahun ke belakang, berkaitan dengan proses renovasi perluasan Masjidil Haram. Sampai dengan musim haji 1437H / 2016M, proses renovasi ini belum selesai sepenuhnya. Di musim haji 1438H / 2017M, kuota jamaah haji Indonesia sudah kembali seperti semula, sebelum proses renovasi masjid dimulai.
Tahun Keberangkatan
Memasuki tahun keberangkatan, sesuai dengan respon query permintaan informasi perkiraan tahun keberangkatan di portal Kemenag, aplikasi Android maupun Apple IOS, maka calon jamaah haji mandiri mulai lebih pro-aktif mengikuti perkembangan informasi seputar persiapan penyelenggaraan ibadah haji oleh Kementerian Agama. Utamanya adalah informasi mengenai besaran BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) yang diputuskan oleh Presiden, dan batas akhir pelunasan BPIH.
Saya sendiri memilih untuk melunasi BPIH seminggu sejak tanggal pelunasan diperbolehkan, itu masih lebih dari seminggu tanggal akhir pelunasan. Didapati bahwa ternyata saya dan keluarga adalah termasuk yang terakhir melunasi, di BPS BPIH kami. Karena ternyata bagi para calon jamaah haji  KBIH sudah melunasinya di awal-awal pembukaan pelunasan. Pihak BPS BPIH (Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) akan menghubungi calon jamaah haji, bila menjelang ditutupkan waktu pelunasan ternyata calon jamaah haji yang bersangkutan belum melunasi BPIH di bank tempat dia mendaftar. Pastikan saja nomor telepon yang didaftarkan saat mendaftar (mendapatkan nomor porsi) tetap aktif sampai dengan perkiraan tahun keberangkatan.
Paspor
Salah satu dokumen utama yang harus disiapkan oleh calon jamaah haji tentunya adalah paspor. Bagi calon jamaah haji KBIH, biasanya persiapan ini akan dibantu secara kolektif. Dan di sisi lain, bagi calon jamaah haji mandiri, tentunya harus mempersiapkan paspor sendiri. Sudah sejak beberapa tahun terakhir, Arab Saudi membuat ketentuan bahwa paspor jamaah haji adalah menggunakan paspor biasa warna hijau, dan tidak lagi menggunakan paspor khusus ibadah haji, warna cokelat. Paspor hijau ini adalah paspor yang juga bisa dipakai untuk berpergian ke negara-negara lainnya.
Hanya istri saya yang harus memperbarui paspornya, karena akan habis menjelang bulan haji. Orang tua kami sudah punya paspor sejak tahun sebelumnya (karena disiapkan untuk keberangkatan tahun itu, yang ternyata pada akhirnya mundur lebih lambat satu tahun). Bila masih mempunyai paspor aktif, pastikan bahwa masa kadaluarsa paspor adalah lebih dari 7 bulan dari perkiraan tanggal Idul Adha. Alasannya, karena pada umumnya negara-negara manapun akan mewajibkan masa berlaku paspor adalah lebih dari 6 bulan dari rencana tanggal keluar dari
Pelunasan BPIH
BPIH dibayar dan dilunasi di BPS BPIH tempat mendaftar di awal. Besarnya sisa pembayaran yang harus dibayarkan adalah besaran BPIH sesuai embarkasi sesuai dengan keputusan presiden, dikurangi 25 juta Rupiah yang merupakan uang pendaftaran minimal untuk mendapatkan antrian (porsi) ibadah haji. Di BPS BPIH tempat kami melunasi, kami menyetorkan uang ke rekening tabungan haji masing-masing sebesar sisa uang yang harus dibayarkan, ditambah 100 ribu rupiah uang minimum saldo rekening. BPS BPIH akan memberikan Tanda Bukti Setoran Lunas. Pastikan pelunasan ini dilakukan langsung oleh calon jamaah haji (untuk tanda tangan).
Setelah pelunasan di bank, Tanda Bukti Setoran Lunas dibawa ke kantor Kemenag untuk proses lanjutan (alokasi kloter, akomodasi, dan lainnya) oleh petugas. Saya sempat ditawari untuk memilih masuk ke dalam gelombang pertama (sekitar setengah pertama dari total kuota jamaah haji Indonesia, terbang langsung ke Madinah terlebih dahulu), ataupun gelombang kedua (terbang langsung ke Jeddah). Saya memilih gelobang pertama. Karena memilih untuk masuk gelombang pertama, maka Paspor langsung disetorkan ke Petugas saat itu juga.
Berikan juga nomor telepon yang bisa dihubungi, karena nanti petugas akan menginformasikan kapan koper jamaah bisa diambil disana. Sebaiknya minta juga nomor yang bisa dihubungi di kantor Kemenag untuk keperluan mencari informasi lanjutan mengenai proses-proses persiapan keberangkatan, seperti jadwal pemeriksaan kesehatan dasar di Puskesmas, General check up di Rumah Sakit Umum Daerah, Vaksinasi di Rumah Sakit yang ditunjuk, jadwal manasik haji, pembagian kloter dan jadwal keberangkatan.
Oh ya, saat proses pelunasan di bank, petugas bank pun memberi tahu bahwa mereka akan menghubungi lagi untuk memberi tahu kapan bisa kembali ke bank untuk mengambil bahan untuk baju batik jamaah haji, mukena untuk jamaah haji wanita, dan kain ihram untuk pria. Beberapa souviner tambahan juga diberikan bank. Bank kami memberikan tas tentengan (biasa untuk mukena / alas kaki), tas gendong tali (untuk kain ihrom atau sajadah nantinya), serta payung.
KBIH
Sejak kita melapor ke Kemenag mengenai BPIH yang sudah lunas, tidak lama setelahnya akan mulai ada telepon dari KBIH. Yang menelepon adalah KBIH yang tergabung dalam kloter yang sama yang dialokasikan untuk kita. Mereka pasti mendapatkan nomor telepon dari petugas Kemenag tempat kita mendaftar. Jangan galau, kalau memang sedari awal sudah yakin ingin berhaji secara mandiri, tidak bergabung dengan KBIH. Sampai dengan akan masuk pintu pesawat di hari keberangkatan di bandara embarkasi, kegalauan untuk mandiri atau terpaksa gabung KBIH akan terus berlanjut. Nikmati saja.
Cukup diingat, di setiap kloter biasanya sudah dialokasikan 1 orang ketua kloter, 1 orang pembimbing ibadah, 1 orang dokter, dan 2 orang asisten dokter (1 pria dan 1 wanita). Anggap saja KBIH bagi jamaah mandiri adalah Kemenag (dan memang sejatinya begitu), dan mereka para petugas adalah para petugas KBIH-nya. Bila kurang yakin dengan proses ibadah haji, maka ada pembimbing ibadah tadi yang memang sejatinya ditugaskan untuk membimbing jamaah.
Jadi menjawab apakah boleh berangkat ibadah haji tanpa gabung KBIH? Tentu saja boleh. Apakah ada ruginya kalau tidak gabung KBIH? Tidak ada sama sekali. Untungnya apa? Tergantung pada tingkat kebutuhan dan keinginan anda. Â Semakin sedikit kebutuhan anda dibantu orang lain (mandiri), maka semakin banyak untungnya. Apalagi juga kalau juga ga banyak keinginan ini-itu di luar ibadah haji, maka semakin banyak juga untungnya jadi jamaah haji mandiri. Hal ini karena anda tidak perlu bayar sesuatu yang tidak anda perlukan. Gabung KBIH kan berarti ada biaya tambahan diluar BPIH ya.
Lalu siapa yang membantu proses melengkapi persyaratan pra-keberangkatan, dokumen perjalanan, dan hal lainnya bagi jamaah mandiri? Yaitu petugas Kemenag dan jamaah sendiri. Karena sejatinya memang semuanya sudah diurus oleh petugas Kemenag. Adanya KBIH adalah sejatinya mempermudah/meringankan pekerjaan petugas Kemenag (yang katanya selalu kekurangan personil dan sudah kelebihan beban pekerjaan/overload). Berkurang jumlah orang yang harus dihadapi (cukup menghadapi koordinator KBIH), berkurang jamaah yang dibimbing ibadah (karena petugas KBIH yang membimbing). Sisanya, sepertinya tidak ada bedanya, contohnya dokter dan asistennya. Mereka tidak tergantikan juga oleh KBIH.
Kloter
Tulisan ini saya tulis sambil menonton berita pagi ini, bahwa hari ini adalah hari keberangkatan Kloter 1 untuk musim haji 1438H/2017M ini ke Arab Saudi. Jamaah kloter 1 sudah mulai masuk ke asrama haji sejak kemarin. Semoga semua prosesnya, sejak keberangkatan sampai dengan kembalinya ke rumah nanti lancar. Dan semoga mereka semua menjadi haji yang mabrur.
Dari mulai pelunasan BPIH di bank, melapor ke kantor Kemenag, sampai dengan hari keberangkatan ke Arab Saudi, ada beberapa proses persiapan. Utamanya vaksinasi yang wajib dilakukan, dan ada nomor seri vaksin (dari botol vaksin yang digunakan untuk memvaksin jamaah) yang ditempel di buku kesehatan masing-masing jamaah. Bila ini tidak ada, jangan harap bisa lolos dan masuk ke pintu pesawat nantinya. Hehe.
Saya share pengalaman saya di tulisan berikutnya ya...
Tangerang, 28 Juli 2017.
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
catatan: tulisan ini juga diposting di blog saya MarCeann.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H