Mohon tunggu...
Subadadar Sudarmomo
Subadadar Sudarmomo Mohon Tunggu... Jurnalis - adalah Spesialis sepesial nya sepesial Untuk yang paling spesial

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Tikungan"

30 Januari 2022   14:58 Diperbarui: 30 Januari 2022   15:15 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tUKUNGAN cINTA/dokpri

Ditikungan itu kau menikung dan menelikung aku,

setelah kau siasiakan sisa hidupku..

apa  yang tersisa sein Kesadaran untuk duduk bersama 

menanti kehidupan yang tidak pasti

kau menikungku di tikungan tajam 

turunan manoreh..

dimana pilihan Hidup dan mati ditanganmu

ditukungan itu  kau menembus Kabut perpisahan

Ditikungan itu   hidupku hanya  sepenggal tanya ..dimana ksih sayang tak ada makna

ditikungan itu pula... kau tikam aku  kau campakkan dalam   dendam dan amarahmu

kau curahkan semua dendam kesumatmu untuk menghabisi sisa hidupku

ditikungan itu kau Jual bersih kenangan kenangan mahal kita Bersama

dalam suka duka , darah Keringat dan airmata

 ditikungan itu Pula aku menantimu dan mengharamu kembali 

ditikungan itu Kutuliskan sajak panjang Pengkhianatanmu Dengan Nya

ditukungan itu aku mematung Mendamba kesetiaan yang Sirna

ditikungan itu Pula Kubuang semua Mimpi mimpi tentang tanggungjawab dan bekeluarga

tulisan ini kupereembahkan Pada penghuni tikungan..

tikungan yang menyisakian Pengalaman pahit tragis..

seorang Kekasih yang ditinggalkan..

pati, 28/1/2022

son sejati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun