Mohon tunggu...
Sadam Nurjaeni
Sadam Nurjaeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Sosiologi Klasik, Pengantar Teori

11 September 2022   14:16 Diperbarui: 11 September 2022   14:18 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Sosiologi Klasik, Pengantar Teori

Pemikiran Sosiolog Klasik

 

Karl Marx, Durkheim dan Weber

  • Karl Marx (5 Mei 1818 -- 14 Maret 1883)
  • Pembahasan utama :
  • Dialektika Marx
  • Materialisme Historis dan Dialektis
  • Infrastruktur Ekonomi dan Supra Struktur Sosial Budaya
  • Masyarakat menurut Marx
  • Alienasi manusia
  • Kesadaran kelas dan Perjuangan kelas
  • Analisa dialek tentang perubahan sosial

Dialektika Marx

Menurut bahasa dialego artinya pembalikan atau perbantahan yang berasal dari bahasa yunani, menurut istilah berarti seni pencapaian kebenaran melalu cara pertentangan dalam perdebatannya dari pertentangan berikutnya. Dialektika digunakan untuk metode dalam memahami kenyataan.

Socrates: Dialektika merupakan metode untuk memperoleh melalui; dialog,mempertanyaka dan membantah jawaban yang diperoleh untuk kepastian pengetahuan.

Hegel:  Tahapan afirmasi atau tesis, pengingkaran antithesis dengan tujuan integrasi sintesis.

Prinsip ontology dialektika Hegel dan Marx

Hegel = Dialektika ide

  • Ide-ide (kesadaran berkembang melalui dialektika
  • Dunia realitas perwujudan dari dunia ide

Marx = Dialektika materi

  • Kenyataan berkembang oleh proses dialektika
  • Dunia ide (kesadaran) merupakan perwujudan dari dunia realitas

Latar belakang pemikiran materialism Marx

George Wilhem Friedrich Hegel(1770-1831

Ludwig Andreas von Feuerbach (1804-1872)

Idealisme

Materialisme

Realitas terdiri dari ide pikiran, akal atau roh bukan disadari atas material(kebendaan)

Materi bukan merupakan produk dari pikiran, tetapi pikiranlah hasil tertinggi dari materi

Dialektika idelis

Materialisme verbalis

MATERIALISME HISTORIS DAN DIALEKTIS

Pemikiran cermin kenyataan, tetapi materialism tidak praktis

*Materialisme Historis

Merupakan interpretasi mengenai kehidupan masyarakat berdasarkan landasan materi.

Asumsi dasar:

1. Cara orang menyediakan kebutuhan-kebutuhan material mereka menentukan atau secara umum mengkondisikan hubungan-hubungan antar mereka, institusi-institusi sosial mereka dan bahkan ide-ide mereka yang lazim.

2. Sejarah manusia digerakkan oleh kegiatan-kegiatan memenuhi kebutuhan dasar namun kebutuhan ini secara historis berubah pada dirinya sendiri dengan terus memproduksi kebutuhan yang lebih banyak lagi sehingga kebutuhan manusia merupakan dasar motivasi sekaligus dasar ekonomi.

3. Kekuatan-kekuatan produksi material (kerja) terletak pada alat-alat, mesin-mesin, pabrik-pabrik, dan seterusnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

4.Relasi-relasi produksi bergantung pada wilayah kekuatan-kekuatan material produksi (kerja).

5.Bukanlah kesadaran masyarakat yang menentukan keadaan mereka,tetapi sebaliknya keadaan sosial merekalah yang menentukan kesadaran manusia.

SEJARAH SEMUA MASYARAKAT YANG ADA SAMPAI SEKARANG ADALAH SEJARAH PERJUANGAN KELAS.

( Marx, Manifesto Partai Komunis)

*Materialisme Dialektis

Merupakan dialektis interpretasi atas segala fenomena alam yang terjadi berdasarkan landasan materi.

Asumsi dasar:

1. Benda merupakan suatu kenyataan pokok, bahwa kenyataan itu benar-benar objektif, tidak semata berada dalam kesadaran manusia.

2. Pengetahuan realitas secara otomatis menjadi tidak bisa dipisahkan dengan kesadaran manusia.

3. Materialisme mengakui bahwa kenyataan berada di luar persepsi kita tentangnya, sehingga kenyataan obyektif adalah penentu terakhir terhadap ide.

4. Meyakini kebudayaan akan mengalami kemajuan. Jika dalam Hegel adalah realisasi total roh absolut, maka dalam Marx kemajuan kualitatif tersebut berupa masyarakat tanpa kelas (komunis).

Asas Materialisme Dialektis

  • Gerak = perubahan --> gerak aktif menyebabkan gerak, gerak pasif menjadi perubahan gerak itu.
  • Berelasi = perubahan dan perkembangan berhubungan
  • Perubahan dari kuantitatif --> kualitatif dan sebaliknya.
  • Kuantitas= evolusi dan kulaitas= revolusi
  • Kontradiksi = tidak ada perkembangan yang timbul kecuali sebagai pengganti dari bentuk terdahulu

Kerangka Struktur Masyarakat Marx

 

c5019bbb-9410-4e8d-8495-239b4fb5ecf7-631d8a7a08a8b5780a384b62.jpg
c5019bbb-9410-4e8d-8495-239b4fb5ecf7-631d8a7a08a8b5780a384b62.jpg
 

Tentang Manusia

Menurut Marx manusia merupakan entitas materi dari formasi sosial dalam mode produksi yang khas. formasi sosial merupakan gejala dimana dua atau lebih cara produksi hadir secara bersamaan dalam masyarakat, dan salah satu cara produksi mendominasi produksi lain.

Manusia menurut Marx juga bukanlah subjek ataupun objek yang terpisah satu sama lain akan tetapi manusia merupakan subjek sekaligus objek.

Manusia mempengaruhi ,mencipta dan merubah Sejarah, dan Sejarah menentukan Manusia.

Masyarakat

Marx membagi masyarakat menjadi 2 yaitu Borjuis dan Proletar

Perkembangan masyarakat menurut Marx; Masyarakat komunis primitif --> masyarakat foedal --> borjuis --> kapitalis --> sosialisme --> komunis

"Masyarakat ideal yaitu masyarakat komunis" (Karl Marx, Manifesto Partai Komunis)

Alienasi (keterasingan diri)

Krisis kapitalisme : Marx berpandangan bahwa kapitalisme lebih baik dari perbudakan, namun dengan berjalannya waktu kapitalisme menampakan keburukannya yaitu dengan alienasi keterasingan manusia dari dirinya sendiri.

Sosialisme

Merupakan jalan keluar atas antagonism antara manusia dan alam, dan manusia dengan sesamanya. Solusi atas konflik eksistensi dan esensi antara objektifikasi dan penegasan diri. Sosialisme adalah paham dimana properti atau alat kemakmuran di dikontrol oleh bersama bukan oleh pribadi.

c4982d50-98c3-47e0-b87e-c23771d24adb-631d8aa1a196e3549a0e6eb2.jpg
c4982d50-98c3-47e0-b87e-c23771d24adb-631d8aa1a196e3549a0e6eb2.jpg
David Emile Durkheim (15 April 1858-15 November 1917)

Karya Durkheim

Pokok bahasan

1. The Devision of Labour in Society (1893)

2. The Rules of Sociology Method (1895)

3. Suicide (1897)

4. The Elementary Forms of Religious Life (1912)

-Fakta sosial

-Solidaritas dan tipe struktur sosial

-Bunuh diri, anomi dan integrasi masyarakat

Sosiologi dalam pandangan Durkheim adalah ilmu dan fakta sosial, tugas sosiologi untuk mencari relasi antara fakta sosial dan menyingkapkan hukum yang berlaku didalamnya. Fakta sosial dapat dilihat dalam struktur sosial dan institusi sosial.

Definisi fakta sosial ialah suatu kenyataan yang memiliki karakteristik khusus, yakni mengandung tata cara bertindak, berpikir dan merasakan yang terjadi diluar individu, ditanamkan dalam kekuatan koersif.

4 pilar pendukung masyarakat

Masyarakat = yang sacral dan propan, klasifikasi (sanksi/hukuman), ritus (perayaan budaya), ikatan solidaritas

Fakta sosial terbagi 2 yaitu:

-Fakta sosial material

Yaitu sesuatu hal yang dapat disimak, ditangkap dan obserbvasi bagian dari dunia nyata yang mengatur individu. Diantaranya ada masyarakat, komponen struktur masyarakat, komponen morfologi masyarakat dll.

-Fakta sosial non material

Merupakan suatu yang dianggap nyata (external) dan merupakan fenomena yang bersifat intersubyektif yang dapat muncul dari dalam kesadaran manusia. Terdiri dari norma, nilai, moralitas, kesadaran kolektif dll.

Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial merupakan suatu keadaan relasi antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

-Didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat.

-Dengan adanya kebersamaan akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat relasi sosial antar mereka.

Menurut Durkheim masyarakat berkembang dari sederhana menuju modern, komponen utama dalam melihat hal itu adalah solidaritas sosialnya.

79561d8a-946e-4ca2-93f5-db56b41b3580-631d8ab94addee242c6344a2.jpg
79561d8a-946e-4ca2-93f5-db56b41b3580-631d8ab94addee242c6344a2.jpg
Bunuh Diri

Durkheim merumuskan 4 tipe bunuh diri, yaitu:

1. Bunuh diri egoistik

Tipe individu cenderung introvert, lemahnya ikatan sosial dirinya dengan masyarakat. Individu tidak dapat memenuhi kebutuhan pribadinya sebagaimana yg diharapkannya, sehingga ia mengalami "arus depresi dan kekecewaan". Untuk terlepas dari "arus depresi dan kekecewaan", individu kemudian memilih untuk melakukan bunuh diri. Hal ini terjadi karena rendahnya integrasi sosial. Semakin rendah ikatan solidaritas dalam suatu integrasi sosial tertentu, maka akan semakin tinggi angka bunuh diri.

2. Bunuh diri anomik

Regulasi berupa cita-cita, tujuan hidup, nilai, norma yang melekat dalam diri individu rendah akibat perubahan sosial yang dialaminya..

Secara moral, keadaan individu kehilangan cita-cita, tujuan, nilai dan norma dalam hidupnya sehingga menimbulkan kebimbangan pada dirinya.

3. Bunuh diri altruistic

Individu terikat kuat dengan masyarakat/ kelompok/ lingkungan sosialnya.

Kepentingan kelompok/ masyarakat/ lingkungan sosialnya lebih tinggi dibanding kepentingan dirinya.

Kuatnya ikatan sosial individu terhadap kelompok/ masyarakat/ lingkungan sosialnya.

Adanya kepercayaan/ keyakinan individu apabila melakukan bunuh diri maka akan menghasilkan suatu kebaikan untuk masyarakat/ kelompok/ lingkungan sosialnya.

4. Bunuh diri fatalistic

Regulasi berupa cita-cita, tujuan hidup, nilai, norma yang melekat dalam diri individu meningkat.

Karena meningkatnya regulasi ini, akibatnya individu mengalami "tekanan sosial" yang besar pula.

Apabila individu tidak sanggup mewujudkan regulasi yang tinggi ini, akhirnya ia berpasrah diri (menyerah) terhadap situasi yang ada.

Kondisi "menyerah" inilah yang kemudian membuat individu melakukan bunuh diri guna mengakhiri "tekanan sosial" atas regulasi yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun