Mohon tunggu...
Sadam Syarif
Sadam Syarif Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis jalanan

Suka ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Krisis Kepemimpinan dan Ekses Darurat Sipil

8 April 2020   14:14 Diperbarui: 8 April 2020   14:15 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan penduduk bumi hari-hari ini terpantau nyaris lumpuh.mesin ekonomi global mesti tersendat-sendat untuk memastikan proses transaksi ekonomi yang secara langsung berpengaruh pada kebutuhan dasar sosial tidak tergejolak. 

Amerika Serikat yang meiupakan negara super power, kini harus terkapar oleh catata nsebagai negara dengan angka kematian akibat wabah Covid-19. 

Pesat dan canggihnya tekhnoogi sistem informasi dan persenjataan AS tidak serta merta menjadikannya luput dari paparan pandemik paling menghebohkan di abad ini. 

Di luar dugaan, virus yang awal mula kemunculannya di Kota Wuhan China ini, justru menimbulkan kerusakan serius di belahan benua yang berbeda. 

Entah petaka apalagi apa yang dirasakan oleh negara dengan presiden bernama Donald Trump ini, namun kecurigaan publik dan analis intelijen justru mengarah pada agenda simulasi skala besar Event 201 oleh Jhons Hopkins Center for Health Security bersama dengan World Economic Forum dan Bill & Melinda Gates Foundation pada Oktober 2019. 

"Tidak ada yang dilakukan, krisis itu kemudian diperburuk oleh sistem politik yang tidak memperhatikan informasi yang mereka ketahui, ungkap profesor linguistik Institut Teknologi Massachusetts Amerika, Avram Naom Chomsky. Ungkapan Chomsky tentu saja tidak hanya menjadi kritik bagi presien AS, namun juga bagi seluruh penguasa politik di seluruh dunia yang negerinya hari ini signifikan terpapar pandemik Covid-19, termasuk Indonesia.

Per hari ini, 08 April 2020, data korban covid-19 Indonesia terkonfirmasi di angka 2,738 kasus, meningkat 247 kasus dari hari sebelumnya, dan yang dinyatakan meninggal dunia mencapai 221 jiwa. 

Capaian mengerikan ini tentu sangat kontras dengan penyataan presiden Jokowi beserta jajaran pembantunya di medio Januari hingga Februaru 2020 yang lalu. 

Dan tentu saja, Etika komunikasi publik yang memalukan ini menjadi awal dari gejala arogansi rezim yang payah yang menyebabkan segalanya menjadi runyam. 

Tapi demikianlah mekanisme kekuasaan ungkap Laswell, dia selalu berusaha meyakinkan publik (persuasion) dan untuk memanipilasi (manipulation) di tengah krisis sosisal dan ekonomi. 

Tetapi jika suatu masyarakat secara luas terus menerus mengalami suatu krisis, maka spesialis-spesialis dalam persuasi akan tergeser oleh ahli-ahli yang memiilki kecakapan memaksa (coercion). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun